BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. PENELITIAN TERDAHULU
Dalam penelitian ini akan disampaikan beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh pihak lain yang membahas dan meneliti pokok kajian yang sama,
antara lain :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Riduansyah - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik – Universitas Indonesia, yang berjudul “Kontribusi Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah PAD dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD Guna
Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah Studi Kasus Pemerintahan Daerah Kota Bogor”
Penerimaan Pendapatan Asli Daerah PAD merupakan sumber penerimaan yang signifikan bagi pembiayaan rutin dan pembangunan di suatu
daerah otonom. Jumlah penerimaan komponen pajak daerah dan retribusi daerah sangat dipengaruhi oleh banyaknya jenis pajak daerah dan retribusi
daerah yang diterapkan serta disesuaikan dengan peraturan yang berlaku yang terkait dengan penerimaan kedua komponen tersebut. Kontribusi penerimaan
pajak daerah dan retribusi daerah terhadap perolehan PAD Pemerintah Kota Bogor dalam kurun waktu Tahun Anggaran TA 19931994 – 2000 cukup
signifikan dengan rata-rata kontribusi sebesar 27,78 per tahun. Kontribusi penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah terhadap total perolehan
10
penerimaan Pemda Bogor tercermin dalam APBD-nya, dikaitkan dengan kemampuannya untuk melaksanakan otonomi daerah terlihat cukup baik.
Komponen pajak daerah dalam kurun waktu TA 19931994 – 2000 rata-rata pertahunnya memberikan kontribusi sebesar 7,81 per tahun dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 22,89 pertahunnya. Sedangkan pendapatan yang berasal dari komponen retribusi daerah, pada kurun waktu yang sama,
memberikan kontribusi rata-rata per tahunnya sebesar 15,61 dengan rata- rata pertumbuhan pertahunnya sebesar 5,08 per tahun. Untuk meningkatkan
kontribusi penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah terhadap total penerimaan PAD dan sekaligus memperbesar kontribusinya terhadap APBD
Pemda Kota Bogor perlu dilakukan beberapa langkah di antaranya perlu dilakukan peningkatan intensifikasi pemungutan jenis-jenis pajak daerah dan
retribusi daerah, kemudian dilakukan ekstensifikasi dengan jalan memberlakukan jenis pajak dan retribusi baru sesuai dengan kondisi dan
potensi yang ada. Persamaan dengan penelitian A dengan sekarang adalah faktor alat
ukur yang digunakan dalam mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah yaitu kontribusi dan tingkat pertumbuhan.
Perbedaan dengan penelitian A dengan sekarang adalah data merupakan seluruh data pajak daerah dan retribusi daerah, kemudian
perbedaan yang lain adalah hanya menggunakan dua faktor alat ukur yaitu kontribusi dan tingkat pertumbuhan, sedangkan penelitian yang sekarang
menggunakan tiga alat ukur yaitu ditambahkan efektifitas. Metode kuantitatif
yang digunakan dalam penelitian sekarang adalah regresi linier tunggal. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Jannatin Alfafa - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik – Universitas Muhammadiyah Surakarta, yang berjudul “Analisis Retribusi Pasar dan Pengaruhnya terhadap Pendapatan Asli Daerah di
Kota Surakarta Tahun 2005-2007”
Dalam pelaksanaan otonomi daerah hasil retribusi daerah merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah bagi Pemerintah
Kabupaten, dalam hal ini diterangkan dalam UU No 34 Th 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Dalam pelaksanaan otonomi daerah ini retribusi
daerah juga diatur oleh peraturan daerah dari masing-masing kabupaten. Dinas Pendapatan Daerah Dipenda Kota Surakarta adalah unsur pelaksana
pemerintah daerah dibidang pendapatan daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dan bertanggung jawab kepada Walikota Surakarta. Dipenda
merupakan alat yang penting bagi pemerintah daerah dalam melaksanakan fungsi otonomi yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dengan
demikian pelaksanaan fungsi otonom oleh pemerintah daerah khususnya Pemerintah Kota Surakarta adalah cukup berat, karena harus dibarengi
pencarian dana untuk menuju ke otonomi yang dinamis, nyata, dan bertanggung jawab. Pasar merupakan suatu unit usaha yang memiliki peran
strategis atas jalannya jaringan distribusi dari produsen ke konsumen yang membutuhkan suatu produk. Dengan demikian pasar dapat dikatakan sebagai
penyedia langsung kebutuhan harian masyarakat, dan berbagai interaksi di
dalamnya yang melibatkan unsur pemerintah, swasta, dan masyarakat pedagang dan pembeli. Kondisi ini menegaskan bahwa pasar merupakan
salah satu kontributor yang cukup signifikan bagi pelaksanaan pembangunan di daerah, karena melalui retribusi yang dihasilkan bisa menambah
pendapatan daerah. Adapun Realisasi Retribusi Pasar pada tahun 2007 mencapai 104.93 .
Persamaan penelitian B dengan penelitian sekarang adalah hanya menggunakan retribusi pasar terhadap Pendapatan Asli Daerah PAD. Faktor
yang diukur adalah konstribusi. Perbedaan penelitian B dengan penelitian sekarang adalah
penelitian ini hanya menggunakan satu faktor alat ukur, sedangkan yang sekarang menggunakan 3 faktor alat ukur, serta metode kuantitatif yang
digunakan dalam penelitian sekarang adalah regresi linier tunggal
2.2. LANDASAN TEORI 2.2.1. Pajak