Retribusi Daerah LANDASAN TEORI 1. Pajak

6. Pajak pengambilan bahan galian golongan C Adalah pajak atas kegiatan pengambilan bahan galian golongan C sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku. 7. Pajak parkir Adalah pajak yang dikenakan atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan oleh orang pribadi atau badan, baik yang disediakan berdasarkan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor dan garasi kendaraan bermotor yang memungut bayaran.

2.2.2. Retribusi Daerah

1. Pengertian Retribusi Daerah. Retribusi dapat diartikan sebagai pungutan yang dilakukan oleh pemerintah sebagai akibat adanya kontra prestasi yang diberikan oleh Pemdapembayaran tersebut didasarkan atas prestasipelayanan yang diberikan Pemda yang langsung dinikmati secara perseorangan oleh warga masyarakat dan pelaksanaannya didasarkan atas peraturan yang berlaku Halim, 2001:121 Menurut Undang-undang No.34 tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang dimaksud retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemda untuk kepentingan orang pribadibadan. 2. Lapangan Retribusi Daerah. Lapangan retribusi daerah diadakan untuk keperluan keuangan daerah sebagai jasa yang diberikan oleh daerah obyek dan jenis antara satu daerah dengan daerah lain bervariasi. Semakin berkembang suatu daerah, maka semakin banyak fasilitasjasa yang perlu disediakan oleh Pemda setempat untuk kegiatan perekonomian masyarakat sehingga semakin banyak pula jenis retribusi yang dapat dipungut, sebagai timbal balik atas jasa yang telah disediakan oleh pemerintah daerah. Dalam Undang-Undang No.34 tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, retribusi dibagi menjadi tiga golongan yaitu: a. Jasa umum Retribusi jasa umum adalah retribusi atas jasa yang disediakandiberikan oleh Pemda untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2001 tentang Retribusi Daerah, dapat digolongkan yang termasuk jenis retribusi jasa umum antara lain: 1 Retribusi pelayanan kesehatan 2 Retribusi pelayanan persampahankebersihan 3 Retribusi panggantian biaya cetak KTP dan akte catatan sipil 4 Retribusi pelayanan pemakaman dan penguburan mayat 5 Retribusi parkir ditepi jalan umum 6 Retribusi pasar 7 Retribusi air bersih 8 Retribusi pengujian kendaraan bermotor 9 Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran 10 Retribusi penggantian biaya cetak peta 11 Retribusi pengujian kapal perikanan b. Jasa usaha Retribusi jasa usaha adalah retribusi atas jasa yang diberikan atau disediakan oleh Pemda dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta. Jenis-jenis retribusi jasa usaha adalah: 1 Reribusi pemakaian kekayaan daerah 2 Retribusi pasar grosir dan pertokoan 3 Retribusi terminal 4 Retribusi tempat khusus parkir 5 Retribusi tempat penitipan anak 6 Retribusi tempat penginapanpesanggrahanvilla 7 Retribusi penyedotan kakus 8 Retribusi rumah potong hewan 9 Retribusi tempat pendaratan kapal 10 Retribusi rekreasi dan olah raga 11 Retribusi penyeberangan diatas air 12 Retribusi pengolahan limbah air 13 Retribusi penjualan produk asli daerah c. Perijinan tertentu Retribusi perijinan tertentu adalah retribusi atas kegiatan tertentu Pemda dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadibadan yang dimaksudkan untuk pembinaan, peraturan, pengendalian, dan pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasaranafasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Jenis-jenis retribusi perijinan tertentu adalah: 1 Retribusi ijin peruntukan penggunaan tanah 2 Retribusi ijin mendirikan bangunan 3 Retribusi ijin tempat penjualan minuman beralkohol 4 Retribusi ijin gangguan 5 Rertribusi ijin trayek 6 Retribusi ijin pengambilan hasil hutan ikutan Berdasarkan penggolongan retribusi diatas maka tiap daerah dapat memungut retribusi sesuai dengan kebutuhan masing-masing berdasarkan prestasi yang ada. Di Kota Sidoarjo sendiri, Pemkab berusaha untuk menggali berbagai macam pelayanan-pelayanan yang dapat dikenakan retribusi walaupun sampai pada saat ini telah dipungut 29 macam retribusi. Macam-macam dari retribusi tersebut antara lain: 1 Retribusi pelayanan persampahankebersihan 2 Retribusi jasa usaha pemakaian kekayaan daerah 3 Retribusi penyeberangan di atas air 4 Retribusi pelayanan kesehatan hewan dan ikan 5 Retribusi jasa usaha penjualan produk usaha daerah 6 Retribusi jasa usaha rumah potong hewan 7 Retribusi tanda daftar perusahaan 8 Retribusi tanda daftar gudang 9 Retribusi ijin usaha industri 10 Retribusi ijin usaha Perdagaangan 11 Retribusi pasar 12 Retribusi pedagang kaki lima 13 Retribusi pelayanan kesehatan 14 Retribusi penggantian biaya cetak peta 15 Retribusi ijin mendirikan bangunan 16 Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran 17 Retribusi pengujian kendaraan bermotor 18 Retribusi ijin trayek 19 Retribusi dispensasi melalui jalan kota 20 Retribusi kendaraan umumsub terminal 21 Retribusi pelayanan parkir ditepi jalan umum 22 Retribusi jasa usaha terminal 23 Retribusi pelayanan pemakaman 24 Retribusi ijin gangguan 25 Retribusi penggantian biaya cetak KTP 26 Retribusi penggantian biaya cetak akte sipil 27 Retribusi jasa usaha tempat penginapanpesanggrahanvilla 28 Retribusi jasa usaha tempat rekreasi dan olah raga 29 Retribusi usaha rekreasi dan usaha umumURHU Sumber: Dipenda Kabupaten Sidoarjo tahun 2007 3. Dasar Hukum Retribusi Daerah. Pemungutan retribusi daerah yang dilakukan oleh Pemkab dalam penyelenggaraan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku. Undang-Undang yang mengatur tentang pajak dan retribussi daerah adalah Undang-Undang No.34 tahun 2000. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah berisi penentuan tarif dan tata cara pemungutan pajak dan retribusi daerah ditetapkan dengan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Pemkab Sidoarjo dalam melakukan pungutan terhadap retribusi pasar menggunakan pedoman Peraturan Daerah No.8 tahun 1999 tentang Retribusi Pasar. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka Pemkab Sidoarjo dengan persetujuan DPRD melaksanakan pungutan retribusi pasar dengan menggunakan dasar hukum sebagai berikut: a. Perda Kabupaten Sidoarjo No.8 tahun 1999 tentang Retribusi Pasar. b. Perda Kabupaten Sidoarjo No.3 tahun 1993 tentang Pasar. c. Perda Kabupaten Sidoarjo No.11 tahun 2003 tentang Retribusi Pelayanan PersampahanKebersihan. d. Keputusan Bupati Sidoarjo No.511.2085-A2001 tentang Penetapan Kelas Pasar dan Taksiran Nilai Tempat Dasaran. e. Keputusan Bupati Sidoarjo No.12 tahun 2002 tentang Penetapan Tarif Pengganti Biaya Pembayaran Listrik dan Kompleks Pasar di Kota Sidoarjo. 4. Sifat Retribusi Daerah. Retribusi daerah merupakan salah satu sumber penerimaan daerah yang cukup besar dalam memberikan sumbangan terhadap PAD. Retribusi daerah yang merupakan pungutan yang dilakukan pemerintah daerah kepada masyarakat sebagai kontraprestasi atas jasa danatau barang yang disediakan oleh daerah, berdasarkan sifatnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: a. Sifat pemungutannya Dilihat dari sifat pemungutannya hanya berlaku untuk orang tertentu yaitu bagi yang menikmati jasa pemerintah yang dapat ditunjuk, yang merupakan timbal balik atas jasa atau barang yang telah disediakan oleh pemerintah setempat. b. Sifat paksaannya Pemungutan retribusi yang berdasarkan atas peraturan-peraturan yang berlaku umum, dan dalam pelaksanaannya dapat dipaksakan, yaitu barang siapa yang ingin mendapatkan suatu prestasi tertentu dari pemerintah, maka harus membayar retribusi. Jadi sifat paksaan pada retribusi daerah bersifat ekonomis sehingga pada hakikatnya diserahkan pada pihak yang bersangkutan untuk membayartidak. 5. Fungsi Retribusi Daerah. Seperti halnya dengan pajak daerah, retribusi daerah juga mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Fungsi sebagai sumber keuangan Negara, maksudnya adalah bahwa retribusi digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan uang dari rakyat ke kas Negara untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah, baik pengeluaran yang bersifat rutin maupun untuk pembangunan. b. Fungsi mengatur maksudnya adalah bahwa retribusi digunakan sebagai alat untuk mengaturmelaksanakan kebijakan Negara dalam laporan sosial dan ekonomi.

2.2.3. Retribusi Pasar

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24