Memberikan Memberikan Analisis Multivariat

Tabel 4.16 Hubungan Sikap dengan Pemberian Vitamin A di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Sawang Tahun 2013 Sikap Pemberian Vitamin A Jumlah p. Memberikan Tidak Memberikan n n n Baik 9 64,3 5 35,7 14 100,0 0,041 Kurang 4 22,2 14 77,8 18 100,0 4.3.6 Hubungan Ketersediaan Vitamin A dengan Pemberian Vitamin A di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Sawang Tidak Ada hubungan yang signifikan antara ketersediaan vitamin A dengan pemberian vitamin A pada ibu nifas p=1,000. Hal ini didapat bahwa ketersediaan vitamin A lebih banyak yang tidak memberikan vitamin A sebanyak 12 orang 57,1, dibanding dengan tidak tersedianya vitamin A sebanyak 7 orang 63,6 yang tidak memberikan vitamin A. Hubungan ketersediaan Vitamin A dengan pemberian vitamin A dapat dilihat pada Tabel 4.17 berikut ini: Tabel 4.17 Hubungan Ketersediaan Vitamin A dengan Pemberian Vitamin A di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Sawang Ketersediaan Vitamin A Pemberian Vitamin A Jumlah

p. Memberikan

Tidak Memberikan n n n Sesuai 9 42,9 12 57,1 21 100,0 1,000 Tidak Sesuai 4 36,4 7 63,6 11 100,0 4.3.7 Hubungan Dukungan Dinas Kesehatan dengan Pemberian Vitamin A di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Sawang Tabel 4.18 menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan Dinas Kesehatan dengan pemberian vitamin A dengan nilai p=0,001. Bidan yang mendapat dukungan Universitas Sumatera Utara ada 15 orang yaitu sebanyak 11 orang 73,3 yang memberikan vitamin A dan sebanyak 4 orang 26,7 yang tidak memberikan vitamin A. Bidan yang tidak mendapat dukungan ada 17 orang yaitu yang memberikan vitamin A ada 2 orang 11,8 dan 15 orang 88,2 yang tidak memberikan vitamin A. Hubungan dukungan Dinas Kesehatan dengan pemberian vitamin A dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.18 Hubungan Dukungan Dinas Kesehatan dengan Pemberian Vitamin A di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Sawang Tahun 2013 Dukungan Dinas Kesehatan Pemberian Vitamin A Jumlah

p. Memberikan

Tidak Memberikan n n n Mendukung 11 73,3 4 26,7 15 100,0 0,001 Tidak mendukung 2 11,8 15 88,2 17 100,0

4.4 Analisis Multivariat

Untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pemberian vitamin A kepada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan digunakan uji regresi logistik ganda multiple logistic regression, karena variabel dependennya 2 kategori yaitu memberikan dan tidak memberikan. Regresi logistik ganda yaitu salah satu pendekatan model matematis untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen kategorik yang bersifat dikotomi atau binary. Variabel yang dimasukkan dalam model prediksi regresi logistik ganda adalah variabel yang mempunyai nilai p0,25 pada analisis bivariatnya. Universitas Sumatera Utara Variabel yang memiliki nilai probabilitas p lebih kecil dari 0,25 adalah variabel umur, masa kerja, sikap dan dukungan. Selanjutnya seluruh variabel tersebut dengan metode Backward LR dimasukkan secara bersama-sama kemudian variabel yang nilai p0,05 akan dikeluarkan secara otomatis dari komputer sehingga didapat variabel yang berpengaruh. Variabel yang terpilih dalam model akhir regresi logistik ganda dapat dilihat pada Tabel 4.19 berikut : Tabel 4.19 Pengaruh Variabel Independen Masa Kerja dan Dukungan terhadap Pemberian Vitamin A di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan Variabel B Sig. Exp B 95CI Masa Kerja 2,617 0,017 13,692 1,610-116,430 Dukungan 2,220 0,041 9,206 1,095-77,399 Konstanta -2,205 - - - Berdasarkan tabel 4.19 didapatkan hasil bahwa dari 7 variabel independen pendidikan, umur, masa kerja, pengetahuan, sikap, ketersediaan dan dukungan Dinas Kesehatan, hanya 2 variabel independen masa kerja dan dukungan Dinas Kesehatan yang berpengaruh terhadap pemberian vitamin A di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan. Hasil penelitian dari variabel masa kerja p=0,017 berpengaruh terhadap pemberian vitamin A. Besar pengaruh variabel tersebut dilihat dari nilai Exp B = 13,69 95 Cl 1,610-116,430 dimana dari hasil analisis terlihat bahwa jika bidan memiliki masa kerja 4 tahun berpeluang untuk tidak memberikan vitamin A sebesar 14 kali dibandingkan jika bidan memiliki masa kerja ≥4 tahun. Universitas Sumatera Utara Ada pengaruh dukungan Dinas Kesehatan terhadap pemberian vitamin A di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan. Dukungan memiliki nilai Exp B = 9,206 95 Cl 1,095-77,399 artinya, jika bidan tidak mendapat dukungan maka peluang untuk tidak memberikan vitamin A sebesar 9 kali dibanding dengan bidan yang mendapat dukungan. Nilai Percentage Correct diperoleh sebesar 90,6 yang artinya variabel masa kerja dan dukungan dinas Kesehatan terhadap pemberian vitamin A di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan sebesar 90,6, sedangkan sisanya sebesar 9,4 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam variabel penelitian ini seperti pelatihan. Model persamaan regresi logistik berganda yang dapat memprediksi pemberian vitamin A di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan adalah sebagai berikut: 220 , 2 617 , 2 205 , 2 2 1 1 1 X X e p + + − − + = Keterangan: P : Probabilitas pemberian vitamin A X 1 : Masa kerja, koefisien regresi 2,617 X 2 : Dukungan, koefisien regresi 2,220 a : Konstanta -2,205 e : 2,71828 Universitas Sumatera Utara Persamaan di atas diketahui bahwa bidan yang memiliki masa kerja 4 tahun dan tidak mendapat dukungan memiliki probabilitas sebesar 93,3 untuk tidak memberikan vitamin A. Pada bidan yang memiliki masa kerja ≥4 tahun dan mendapat dukungan memiliki probabilitas sebesar 9,9 untuk tidak memberikan vitamin A kepada ibu nifas. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Pengaruh Pendidikan terhadap Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa responden lebih banyak yang berpendidikan tinggi DIII, D-IV, sarjana sebesar 87,5 sedangkan 12,5 yang berpendidikan rendah D-I. Diperoleh bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan bidan dengan pemberian vitamin A p=1,000. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Yatino 2005 bahwa secara statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pendidikan dengan kinerja bidan desa p0.05. Pendidikan tidak berpengaruh terhadap pemberian vitamin A dikarenakan bidan yang berpendidikan tinggi sebagian besar tidak memberikan vitamin A dikarenakan mereka merasa program tersebut bukanlah hal yang penting disamping kurangnya perhatian dari kepala Puskesmas dalam mengevaluasi kinerja bidan tersebut. Menurut Nursalam 2008 dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan mudah untuk menerima informasi baik dari orang lain maupun dari media informasi lainnya, sebaliknya tingkat pendidikan yang rendah akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan. Jadi, dengan pendidikan seseorang dapat mengembangkan sikap positif yang ada di dalam dirinya melalui proses pembelajaran. Universitas Sumatera Utara