teknik akuntansi untuk mengurangi fluktuasi laba bersih selama beberapa periode waktu.
2.2.2.2 Sifat dan Motivasi Perataan Laba
Tindakan perataan laba merupakan tindakan yang umumrasional. Perataan laba sengaja dilakukan terhadap penghasilan dimaksudkan
supaya sesuai dengan yang diharapkan atau standar yang diinginkan Jatiningrum, 2000.
Perataan laba merupakan perilaku yang rasional didasarkan pada asumsi dalam positive accounting theory bahwa agent dalam hal ni
manajemen adalah individual yang rasional yang memperhatikan kepentingan dirinya. Konsisten dengan asumsi tersebut maka motivasi
yang mempengaruhi pilihan manajer tersebut adalah memaksimumkan kepentingannya, sedangkan kepentingan manajer tergantung pada nilai
perusahaan. Dan manajer percaya bahwa pasar mendasarkan pada angka akuntansi. Fluktuasi atas laba dan tidak dapat diprediksinya laba yang akan
datang merupakan sebab penentu resiko pasar atau saham Assih dan Gudono, 2000:38.
Topik perataan laba income smoothing terkait erat dengan konsep manajemen laba Salno dan Baridwan, 2000:19. Penjelasam
konsep manajemen laba menggunakan pendekatan teori keagenan agency theory yang menyatakan bahwa praktik manajemen laba dipengaruhi oleh
konflik kepentingan antara manajemen agent dan pemilik principal
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
yang timbul ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendakinya dalam
hubungan keagenan, manajer memiliki asimetri informasi terhadap pihak eksternal perusahaan, seperti kreditor dan investor. Asimetri informasi
terjadi ketika manajer memiliki informasi internal perusahaan relatif lebih banyak dan mengetahui informasi tersebut relatif lebih cepat dibandingkan
pihak eksternal tersebut. Dalam kondisi ini demikian manajer dapat menggunakan informasi yang diketahuinya untuk memanipulasi pelaporan
keuangan dalam usaha memaksimalkan kemakmurannya. Masing-masing pihak dan hubungan keagenan terdorong oleh
motivasi yang berbeda sesuai dengan kepentingannya. Dipandang dari sisi manajemen, Salno dan Baridwan 2000:19 manajer termotivasi untuk
melakukan perataan penghasilan pada dasarnya ingin mendapat berbagai keuntungan ekonomi dan psikologis, yaitu 1 mengurangi total pajak
terutang, 2 meningkatkan kepercayaan diri manajer yang bersangkutan karena penghasilan yang stabil mendukung kebijakan deviden yang stabil
pula, 3 meningkatkan hubungan antara manajer dan karyawan karena pelaporan penghasilan yang meningkat tajam memberi kemugkinan
munculnya tuntutan kenaikan gaji dan upah, dan 4 siklus peningkatan dan penurunan penghasilan dapat ditandingkan dan gelombang optimisme
dan pesimisme dapat diperlunak. Menurut John J. Wild, dkk 2005:121 motivasi melakukan
manajemen laba yaitu meningkatkan kompensasi manajer yang terkait
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dengan laba yang dilaporkan, meningkatkan harga saham dan usaha mendapatkan subsidi pemerintah. Banyak perjanjian yang menggunakan
angka akuntansi. Kompensasi manajer biasanya mencakup bonus berdasarkan laba. Perjanjian bonus biasanya memiliki batas atas dan batas
bawah, artinya manajer tidak mendapat bonus jika laba lebih rendah dari batas bawah dan tidak mendapatkan bonus tambahan saat laba lebih tinggi
dari batas atas. Menurut Gordon 1964 serta Mouse dan Downs 1965 dalam
Belkaoui 2000:38 manajer perusahaan termotivasi untuk melakukan perataan laba demi keamanan, dengan anggapan bahwa stabilitas dalam
pendapatan dan untuk menyeimbangkan kecepatan pertumbuhan yang sangat tinggi melebihi aliran penghasilan rata-rata dengan batas
kemampuan terbesar. Gordon mengemukakan tentang pemerataan laba sebagai berikut:
a Sebagai standar seorang manajer perushaan dalam menyeleksi prinsip
akuntansi adalah memaksimalkan kegunaan atau kesejahteraan yang dicapai.
b Kegunaan dan fungsi jaminan keamanan, tingkatan dan kecepatan
pertumbuhan dalam suatu penghasilan. c
Kepuasan pemegang saham atas tugas yang diberikan kepada manajer dalam penyelenggaraan kegiatan dalam perusahaan.
d Kepuasan pemegang saham terlihat apabila perusahaan berkembang
dengan penghasilan dengan kecepatan petumbuhan yang merata.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dilain pihak, pemilik mendukung perataan pengahasilan karena adanya motivasi internal dan eksternal. Motivasi internal menunjukkan maksud
pemilik untuk meminimalisasi biaya kontrak manajer dengan membujuk manajer agar melakukan praktik manajemen laba. Motivasi eksternal
ditunjukkan oleh usaha pemilik saat ini untuk mengubah persepsi investorpotensial mengenai nilai perusahaan.
2.2.2.3 Alasan Untuk Perataan Laba