baik. Selain itu dengan mengurangi variabilitas laba yang dilaporkan perusahaan dapat mengurangi reaksi pasar yang besar pada saat laba
diumumkan.
2.2.2.4 Teknik Dalam Perataan Laba
Ditinjau dari sudut pandang teoritis ataupun praktis, teknik manajemen laba sangat beragam. Menurut Wold dkk, 2006 dalam
Sulistiawan dkk, 2011:43 Secara umum teknik yang biasanya dijumpai dalam praktik perataan laba adalah:
1. Mengubah metode akuntansi
Metode akuntansi merupakan pilihan-pilihan yang disediakan oleh standar akuntansi accounting choices dalam menilai aset perusahaan.
Metode penyusutan aset tetap garis lurus atau saldo menurun atau jumlah angka tahun, pengakuan pendapatan saat penjualan atau saat
penerimaan kas.
2. Membuat estimasi akuntansi
Teknik ini dilakukan dengan tujuan mempengaruhi laba akuntansi melalui kebijakan dalam membuat estimasi akuntansi. Beberapa
estimasi akuntansi tersebut antara lain sebagai berikut:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
a. Estimasi dalam menetukan besarnya jumlah piutang tidak tertagih,
baik dengan persentase penjualan maupun persentase piutang. b.
Estimasi dalam menentukan umur ekonomis aset, baik aset tetap maupun aset tidak berwujud.
3. Mengubah periode pengakuan pendapatan dan biaya.
Tenik ini dilakukan untuk mempercepat atau menunda pengakuan pendapatan dan biaya dengan cara menggeser pengakuan pendapatan
dan biaya ke periode berikutnya agar memperoleh laba maksimum. 4.
Mereklasifikasi akun Teknik ini yaitu dengan memindahkan posisi akun dari satu tempat
ketempat lainnya. 5.
Mereklasifikasi akrual diskresioner dan akrual nondiskresioner. Akrual diskresioner adalah akrual yang dapat berubah sesuai
dengan kebijakan manajemen, seperti pertimbangan tentang penentuan umur ekonomis aset tetap atau pertimbangan pemilihan metode
depresiasi. Akrual nondiskresioner adalah akrual yang bisa berubah bukan karena kebijakan atau pertimbangan pihak manajemen, seperti
perubahan piutang yang besar karena adanya tambahan penjualan yang signifikan.
Deasher dan Malcom 1970 dalam Assih 2000:38 menyatakan bahwa ada beberapa cara yang biasanya digunakan manajemen dalam
melakukan income smoothing yaitu real smoothing dan artificial
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
smoothing. Perataan riil mengacu pada transaksi aktual yang terjadi maupun tidak terjadi dalam hal pengaruh perataan sedangkan perataan
artifisial mengacu pada prosedur akuntansi yang diimplementasikan terhadap pergeseran biaya dan pendapatan dari satu periode ke periode
lain. Namun disamping kedua media tersebut masih terdapat dimensi atau media lain untuk melakukan income smoothing, yaitu clssificathory
smoothing. Ronen dan Sadan 1975 dalam Assih 2000:38 membedakan ketiga dimensi perataan tersebut sebagai berikut:
1. Perataan laba melalui adanya kejadian dan atau pengakuan suatu
peristiwa. Manajemen dapat menentukan waktu transaksi aktual terjadi sehingga
pengaruhnya terhadap pelaporan pendapatan akan cenderung mengurangi variasi dari waktu ke waktu.
2. Perataan laba melalui alokasi terhadap waktu.
Melalui kejadian dan pengakuan atas suatu peristiwa, manajemen memiliki kendali yang lebih bebas terhadap determinasi atas periode
yang dipengaruhi oleh kuantififikasi dari peristiwa. 3.
Perataan laba melalui klasifikasi. Dilakukan melalui pengklasifikasian pos-pos laporan intralaba untuk
menurunkan variasi yang terjadi dari waktu ke waktu dalam statistik.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Tindakan Perataan Laba 2.2.3.1 Ukuran Perusahaan