Uji Normalitas Uji Asumsi Klasik

β1 = 0,315 menunjukkan bahwa ukuran perusahaan X1 berpengaruh positif, dapat apabila ada kenaikan ukuran perusahaan satu satuan maka perataan laba akan mengalami kenaikan 0,315. β2 = -0,066 menunjukkan bahwa profitabilitas X2 berpengaruh negatif, dapat diartikan apabila ada kenaikan profitabilitas satu satuan maka perataan laba akan mengalami penurunan -0,066. β3 = -0,019 menunjukkan bahwa leverage operasi X3 berpengaruh negatif, dapat diartikan apabila ada kenaikan leverage operasi satu satuan maka perataan laba akan mengalami penurunan 0,019.

4.3.2. Uji Normalitas

Dalam pengujian normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov pada program SPSS, apabila nilai signifikan probabilitas yang diperoleh lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05 5 maka data tersebut telah terdistribusi normal. Hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 4.6 : Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 27 .0000000 .39945036 .092 .092 -.087 .478 .976 N Mean Std. Dev iat ion Normal Parameters a,b Absolute Positiv e Negativ e Most Extreme Dif f erences Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. 2-tailed Unstandardiz ed Residual Test distribution is Normal. a. Calculated f rom data. b. Berdasarkan hasil pengujian yang tertera pada tabel diatas diperoleh hasil analisis bahwa variable Perataan Laba Y, Ukuran Perusahaan X1 dan Profitabilitas X2, Leverage Operasi X3 berasal dari data yang berdistribusi normal, karena nilai Asymp.Sig signifikansi sebesar 0,976 yang berarti lebih besar dari 0,05 5.

4.3.3. Uji Asumsi Klasik

Untuk mendapatkan model rgresi yang menghasilkan estimasi linear tidak bias yang artinya koefisien regresi pada persamaan tersebut tidak bias, perlu dipenuhi beberapa asumsi yang disebut asumsi klasik. Beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah:

1. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau independen Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Ghozali, 2009:95. Deteksi adanya Multikolinier adalah besarnya VIF Variance Inflation Factor, jika VIF melebihi angka 10, maka variabel tersebut mengindikasikan adanya multikolinieritas Gujarati. Tabel 4.7 : Uji Multikolinieritas Coefficients a -1.898 1.217 -1.559 .133 .315 .112 .553 2.823 .010 .507 .721 1.387 -.066 .021 -.709 -3.222 .004 -.558 .572 1.749 -.019 .007 -.587 -2.818 .010 -.507 .638 1.568 Constant X1=UK. PERUSH X2=PROFIT X3=LEVERAGE Model 1 B Std. Error Unstandardized Coeff icients Beta Standardized Coeff icients t Sig. Partial Correlati ons Tolera nce VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: Y=PERATAAN LABA a. Dalam pengujian asumsi klasik terhadap analisis regresi linier berganda ini menyatakan bahwa hasil analisis penelitian ini menunjukkan tidak adanya gejala multikolinieritas dimana nilai VIF pada variabel tidak lebih besar dari 10 maka variabel ini disimpulkan tidak terdapat gejala multikolinieritas dengan variabel independen lainnya. Dengan nilai VIF untuk Ukuran Perusahaan X1 = 1,387, Profitabilitas X2 = 1,749 dan Leverage Operasi X3 = 1,568.

2. Uji Heteroskedastisitas

Penyimpangan asumsi model klasik yang lain adalah adanya heteroskedastisitas. Varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain mempunyai varian yang berbeda. Hal ini bisa diidentifikasi dengan menghitung korelasi Rank Spearman antara Residual dengan seluruh variable bebas dengan hasil pada tabel berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 4.8 : Uji heteroskedastisitas Nonparametric Correlation Correlations 1.000 .363 .234 .098 . .063 .239 .628 27 27 27 27 .363 1.000 -.540 .004 .063 . .004 .986 27 27 27 27 .234 -.540 1.000 .026 .239 .004 . .899 27 27 27 27 .098 .004 .026 1.000 .628 .986 .899 . 27 27 27 27 Correlation Coef ficient Sig. 2-tailed N Correlation Coef ficient Sig. 2-tailed N Correlation Coef ficient Sig. 2-tailed N Correlation Coef ficient Sig. 2-tailed N X1=UK. PERUSH X2=PROFIT X3=LEVERAGE Unstandardized Residual Spearmans rho X1=UK. PERUSH X2=PROFIT X3= LEVERAGE Unstandardiz ed Residual Correlation is signif icant at the 0.01 lev el 2-tailed. . Hasil analisis menunjukkan bahwa pada variabel Perataan Laba Y, Ukuran Perusahaan X 1 , Profitabilitas X 2 dan Leverage Operasi X 3 tidak mempunyai korelasi yang signifikan antara residual dengan variabel bebasnya tingkat signifikansi 0,05, maka hasil analisis ini dapat disimpulkan semua variabel penelitian Tidak terjadi Heteroskedastisitas. sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variable penelitian memenuhi asumsi Non Heteroskedastisitas.

3. Uji Autokorelasi

Autokorelasi yaitu adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu periode t-1 sebelumnya. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian Durbin-Watson DW dengan ketentuan sebagai berikut Sulaiman, 2004:89: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1. 1,65 DW 2,35 menunjukkan tidak adanya autokorelasi. 2. 1,21 DW 1,65atau 2,35 DW 2,79 menunjukkan tidak dapat disimpulkan. 3. DW 1,21 atau DW 2,79 menunjukkan terjadinya autokorelasi Tabel 4.9 : Uji Autokorelasi Model Summary b .603 a .364 .281 .425 2.067 Model 1 R R Square Adjusted R Square St d. Error of the Estimate Durbin- Wat son Predictors: Constant, X3=LEVERAGE, X1=UK. PERUSH, X2=PROFIT a. Dependent Variable: Y =PERATAAN LABA b. Hasil analisis uji asumsi klasik dalam mendeteksi adanya autokorelasi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terjadi gejala autokorelasi dengan angka Durbin Watson sebesar 2.067. Identifikasi gejala autokorelasi juga dapat dilakukan dengan kurva di bawah ini. Gambar 4.1. Daerah Keputusan Autokorelasi 0 1.162 1.651 2.067 2.349 3.838 Daerah autokore lasi negatif Daerah keragu- raguan Daerah keragu- raguan Daerah autokor elasi positif Tidak terjadi Autokorelasi 4 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Berdasarkan kurva diatas dapat kita lihat bahwa angka Durbin Watson sebesar 2.067 berada pada daerah yang menunjukkan tidak terjadinya autokorelasi dengan dL sebesar 1.162 dan dU sebesar 1.1651. sedangkan 4-dU sebesar 2.349 dan 4-dL sebesar 3.838. Maka dapat dinyatakan tidak terdapat autokorelasi antara variable bebas dan variable terikat. 4.3.4. Uji Hipotesis 4.3.4.1. Uji R