44
Untuk menguji reliabilitas tes akan digunakan rumus Alpha yaitu:
2 2
11
1 1
t b
k k
r
Keterangan:
11
r : reliabilitas yang dicari
k : banyaknya butir soal
2 b
: jumlah varian skor tiap-tiap butir
2 t
: varian total Rumus varian butir soal:
2 2
2 b
Klasifikasi reliabilitas:
0,801
11
r 1,00 = sangat tinggi 0,601
11
r 0,800 = tinggi
0,401
11
r 0,600 = cukup
0,201
11
r 0,400 = rendah
0,00
11
r 0,200 = sangat rendah
Arikunto, 2006 : 75.
H. Metode Analisis Data
Analisis yang digunakan merupakan analisis yang mampu mendukung tercapainya tujuan dari kegiatan penelitian, berdasarkan tujuan dasar yang
45
ingin dicapai yaitu pengaruhnya terhadap keaktifan siswa dalam KBM dan hasil belajar siswa dalam materi Teorema Pythagoras.
Untuk dapat mengetahui sejauh mana keaktifan dalam mengikuti proses pembelajaran, maka dilakukan pengamatan secara kolaboratif dengan
guru dan observer terhadap pelaksanaan jalannya proses belajar mengajar di kelas melalui lembar observasi. Maka analisis yang digunakan secara umum
terdiri dari proses analisis untuk menghitung presentase keaktifan siswa dan mengetahui hasil belajar siswa.
1. Hasil Belajar Siswa
Data mengenai hasil belajar dianalisis dengan cara menghitung rata-rata nilai hasil tes akhir dan ketuntasan belajar secara individu dan
klasikal. Adapun rumus yang digunakan:
a. Menghitung ketuntasan hasil belajar
1 Ketuntasan belajar individual
Nilai ketuntasan individual dihitung dengan patokan KKM sekolah pada materi Teorema Pythagoras adalah 73. Dari nilai patokan
tersebut dapat dilihat berapa jumlah siswa yang memenuhi kriteria TUNTAS dan TIDAK TUNTAS.
2 Ketuntasan hasil belajar klasikal
Data yang diperoleh dari kemampuan siswa menyelesaikan masalah dapat ditentukan ketuntasan belajar klasikal menggunakan
analisis deksriptif dengan perhitungan:
46
Ketuntasan belajar klasikal =
� � ℎ �� �� ���� � ���� � �� �� � � � � ℎ �
� ℎ ��� �
× 100
3 Kriteria pemahaman materi siswa
Tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan ditentukan berdasarkan kriteria berikut ini:
Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Pemahaman Siswa
Interval Nilai Kriteria Pemahaman materi
≤ 40 Sangat Rendah
41 – 55
Rendah 56
– 65 Cukup
66 – 79
Tinggi 80
– 100 Sangat Tinggi
Kartika, 2001:54
2. Analisis keaktifan siswa
Data ini untuk mengetahui seberapa besar keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan guru dalam mengajar. Analisis ini
dilakukan pada instrumen lembar observasi keaktifan siswa tabel 3.2. Proses analisis keaktifan siswa dilakukan dengan menuliskan kembali skor
setiap jenis keaktifan pada tabel distribusi keaktifan seluruh siswa pada setiap pertemuan.
47
Berikut ini tabel hasil pengamatan keaktifan siswa pada setiap pertemuan:
Tabel 3.4 Lembar Observasi Keaktifan Siswa tiap pertemuan No
Nama Hal yang diamati
Skor Tingkat
keaktifan A
B C
D E
F G
H I
Jml Persen
tase
Jml setiap jenis keaktifan
Rata-rata jenis keaktifan
Kartika, 2001:57 Sedangkan tingkat keaktifan siswa ditentukan berdasarkan kriteria
berikut ini:
Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Keaktifan Siswa
Persentase Keaktifan Tingkat Keaktifan
20 Sangat Rendah
21 – 40
Rendah 41
– 60 Cukup
61 – 80
Tinggi 81
– 100 Sangat Tinggi
Kartika, 2001:53 Kriteria pemberian skor pada pengisian lembar keaktifan siswa
menggunakan Skala Penilaian. Skala penilaian mengukur penampilan atau perilaku orang lain, yang diberi nilai rentangan mulai dari yang tertinggi
sampai yang terendah Nana, 2010:77. Skor yang dipakai pada pengisian
48
lembar keaktifan siswa ini dalam bentuk angka 4, 3, 2, 1. Yang diisi observer dengan memberi turus pada kolom keaktifan yang tersedia.
Cara pemberian skor sebagai berikut: a.
Jika siswa tidak melakukan keaktifan sama sekali diberi skor 0 b.
Jika siswa melakukan keaktifan 1 kali diberi skor 1 c.
Jika siswa melakukan keaktifan 2 kali diberi skor 2 d.
Jika siswa melakukan keaktifan 3 kali diberi skor 3 e.
Jika siswa melakukan keaktifan 4 kali atau lebih diberi skor 4 Sedangkan presentase keaktifan setiap siswa dalam tiap pertemuan
diperoleh dari penjumlahan skor seluruh aspek yang diteliti dibagi jumlah skor tertinggi dalam tiap aspek keaktifan.
Presentase =
N n
x 100 Keterangan: n = skor yang diperoleh tiap siswa dari aspek keaktifan A - I
N = jumlah seluruh skor = tingkat presentase yang ingin dicapai.
Pada observasi ini skor maksimum adalah 4, sehingga perhitungan presentase keaktifan tiap siswa adalah:
� � + � � + � � + � � + � � + � � + � � + � � + � � 9 × 4
× 100
Nana, 2010:133 3.
Pembentukan dan Penghargaan Kelompok Menurut Slavin 1995, guru memberikan penghargaan pada
kelompok berasal dari perolehan nilai peningkatan dari nilai pretes tes
49
awal ke nilai kuis setelah siswa bekerja dalam kelompok cara penentuan nilai peningkatan kepada kelompok telah dijelaskan pada Bab II. Setelah
itu untuk penghargaan kelompok didasarkan pada status kelompok. Berikut kriteria untuk status kelompok diadopsi dari modul Widyantini
2006:11: a.
Minimum, bila rata-rata peningkatan kelompok kurang dari 15 Diberi penghargaan kelompok sebagai Good Team.
b. Sedang, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok antara 15
dan 20 15 ≤ rata-rata peningkatan kelompok 20
Diberi penghargaan kelompok sebagai Good Team. c.
Tinggi, bila rata-rata peningkatan kelompok antara 20 dan 25 20
≤ rata-rata peningkatan kelompok 25 Diberi penghargaan kelompok sebagai Very Good Team.
d. Sangat tinggi, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok lebih
atau sama dengan 25 rata-rata peningkatan kelompok 25 Diberi penghargaan kelompok sebagai Super Team.
e. Sempurna, bila rata-rata peningkatan kelompok = 30
Diberi penghargaan kelompok sebagai Perfect Team.
50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN