c. Kegiatan mendengarkan listening activities
Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau
diskusi kelompok,
mendengarkan suatu
permainan, mendengarkan radio.
d. Kegiatan menulis writing avtivities
Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan- bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket.
e. Kegiatan menggambar drawing activities
Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola. f.
Kegiatan motorik motor activities Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan
pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun.
g. Kegiatan mental
Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, faktor-faktor, melihat, hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.
h. Kegiatan emosional emotional activities
Menaruh minat, membedakan, berani, tenang.
D. Pembelajaran Kooperatif Cooperative Learning
Menurut Nurhadi melalui Lukman Hakim, 2010:22 Pembelajaran kooperatif cooperative learning adalah model pembelajaran yang berfokus
pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam
memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran Kooperatif merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang
memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan temannya dalam menyelesaikan permasalahan, atau tugas-tugas terstruktur untuk
menerapkan pengetahuan, sehingga disebut sebagai sistem pembelajaran gotong royong atau kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi
pembelajaran melalui penempatan siswa dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda dan mengutamakan adanya kerjasama antar
siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Siswa yang bekerja di dalam kelompok kooperatif ini, mampu belajar
lebih banyak daripada mereka yang belajar pada pembelajaran biasa. Hal ini diungkapkan dari model-model teoritis yang dapat menjelaskan keunggulan
pembelajaran kooperatif Slavin, 1992. Teori-teori tersebut terbagi menjadi dua kategori utama.
1. Teori motivasi.
Dari perspektif motivasional, Johnson dkk., 1981 dan Slavin, 1983a, struktur tujuan pembelajaran kooperatif menciptakan sebuah
situasi dimana satu-satunya cara anggota kelompok bisa meraih tujuan pribadi mereka adalah jika kelompok mereka bisa sukses. Oleh karena itu,
untuk meraih tujuan personal mereka, anggota kelompok harus membantu teman kelompoknya untuk melakukan apapun guna membuat kelompok
mereka berhasil.
Hulten dan DeVries 1976, Madden dan Slavin 1983a, dan Slavin 1978b menemukan bahwa para siswa dalam kelas pembelajaran
kooperatif merasa bahwa teman sekelas mereka ingin agar mereka belajar. Mereka
juga menemukan
bahwa dalam
kelompok kooperatif,
pembelajaran menjadi sebuah aktivitas yang bisa membuat para siswa lebih unggul di antara teman-teman sebayanya.
2. Teori kognitif
Damon, 1984; Murray, 1982; Wadsworth, 1984 menyerukan untuk meningkatkan penggunaan aktivitas pembelajaran kooperatif di
sekolah, karena interaksi diantara siswa dalam tugas-tugas pembelajaran akan terjadi dengan sendirinya dalam mengembangkan pencapaian
prestasi siswa.
Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pembelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif Trianto, 2011.
Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada
pelajaran tersebut dan memotivasi belajar siswa. Fase 2: Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Fase 3: Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar dan membentuk setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efisien. Fase 4: Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Fase 5: Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari
atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Fase 6: Memberikan penghargaan
Guru mencari cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
Menurut Roger dan David Johan Lie, 2002:31-34 pembelajaran kooperatif dilatarbelakangi oleh 5 unsur model pembelajaran yaitu:
a. Saling Ketergantungan Positif
Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif,
pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa, sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugas sendiri agar yang
lain bisa mencapai tujuan mereka. Setiap siswa mendapat nilainya sendiri dan nilai kelompok. Nilai kelompok dibentuk dari
“sumbangan” setiap anggota.
b. Tanggung Jawab Perseorangan
Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur
model pembelajaran kooperatif, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci
keberhasilan metode kerja kelompok adalah persiapan guru dalam penyusunan tugasnya.
c. Tatap Muka
Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan
memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota.
d. Komunikasi Antar Anggota
Unsur ini juga menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan
berbagai keterampilan
berkomunikasi sebelum
menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Tidak semua siswa mempunyai keahlian
mendengarkan dan berbicara. e.
Evaluasi Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok
untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerjasama dengan lebih efektif.
Waktu evaluasi ini tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja
kelompok, melainkan bisa diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajaran terlibat dalam kegiatan pembelajaran
kooperatif.
E. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI