Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Dengan belajar membantu manusia menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan adanya proses belajar inilah manusia bertahan hidup. Secara sederhana belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu yang terjadi dalam jangka waktu tertentu Irwanto, 1988:84. Selanjutnya Muhibbin Syah 2003:113 juga mengemukakan bahwa belajar pada dasarnya ialah tahapan perubahan perilaku yang relatif positif dan menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Jadi, belajar memiliki arti penting yaitu meningkatkan derajat kehidupan dan mempertahankan atau mengembangkan kehidupan. Menurut Sisdiknas tahun 2003, lingkungan belajar dibedakan menjadi tiga, yaitu: lingkungan informal, lingkungan non formal, dan lingkungan formal http:www.slideshare.netsupraptouu-no-20-tahun-2003. Di dalam suatu lingkungan formal atau sekolah terdapat suatu proses pembelajaran. Komponen yang utama dalam proses pembelajaran di lingkungan sekolah adalah guru dan siswa. Sedangkan tujuan yang paling utama dalam proses pembelajaran tersebut adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Bagi siswa guru merupakan pendamping sekaligus pendidik yang sangat membantu siswa dalam pencapaian prestasi belajar siswa. Oleh sebab itu, 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI peran guru sangat besar dalam proses pembelajaran. Seorang guru yang hebat pastilah mempunyai banyak kemampuan, baik kemampuan keilmuan yang dikuasainya maupun kemampuan dalam ketrampilan dalam menerapkan berbagai macam metode pembelajaran. Menurut Suyatno 2009:23, metode pembelajaran merupakan aspek penting dalam kemajuan pendidikan di sekolah. Metode pembelajaran adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan pada pencapaian tujuan. Sedangkan menurut Muhibbin Syah 2003:113, pendekatan dan strategi atau kiat melaksanakan metode pembelajaran termasuk faktor yang turut menentukan tingkat efisiensi dan keberhasilan belajar siswa. Jadi, selain penguasaan materi pembelajaran secara luas seorang guru juga perlu mempunyai kemampuan dalam penggunaan berbagai macam metode pembelajaran yang memungkinkannya untuk membimbing peserta didik agar bisa meningkatkan prestasi belajr siswa. Dalam proses pembelajaran, peran guru sebagai pengajar perlu menjaga serta berusaha menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menggairahkan bagi semua peserta didik. Menjadi seoarang guru yang baik haruslah memahami karakter atau kemampuaan dari masing-masing siswa. Karakter atau kemampuan siswa dibedakan menjadi dua macam, yaitu siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai. Siswa yang pandai akan mudah sekali menyerap atau memahami materi pelajaran. Tetapi berbeda dengan siswa yang kurang pandai, mereka akan merasa sulit menangkap apa yang disampaikan guru. Oleh sebab itu, guru yang mempunyai metode yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI inovatif dalam mengajar dimungkinkan dapat memotivasi semua siswa untuk belajar dengan baik sehingga prestasi belajar semua siswa akan meningkat. Seorang guru yang inovatif akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga prestasi belajar siswa akan berada pada puncak yang optimal. Guru adalah penanggung jawab kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, karena guru yang secara langsung memberikan kemungkinan terjadinya proses belajar mengajar yang efektif. Dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar mengajar, kehadiran guru sangat penting dan dalam menjalankan tugasnya, seorang guru harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai bebagai macam metode yang inovatif yang mampu mencapai tujuan dalam suatu pembelajaran. Maka dari itu, seorang guru hendaknya juga dapat menerapkan dan mengembangkan metode-metode pengajaran yang sesuai. Berdasarkan observasi selama menjadi saya praktikan Progrram Pengalaman Lapangan II ditemukan bahwa banyak guru yang masih menggunakan metode ceramah. Metode caramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tredisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi antar guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar Djamarah dan Aswan, 2010:97. Sedangkan menurut Bermawi Munthe 2009:61, ada beberapa kelemahan dalam metode ceramah, diantaranya: 1 membuat siswa menjaga daya tahan untuk berkonsentrasi menggunakan indra telinga yang terbatas; 2 membuat siswa sulit menentukan gagasan guru yang bersifat analisis dan terganggu dengan hal-hal visual; 3 membuat siswa cenderung diperlakukan sama rata oleh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI guru sehingga membuta guru cenderung bersifat otoriter. Dengan metode itu, para perserta didik kurang termotivasi, kurang aktif, kurang bersemangat dalam proses pembelajaran karena membosankan bagi para peserta didik dan penyajian informasi dari guru tidak memiliki catatan yang dapat dipakai seandainya mengulang kembali. Oleh sebab itu, menjadi seorang guru membutuhkan sebuah metode yang tepat dan efektif dalam mengoptimalkan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Seorang guru dituntut dapat berperan aktif dalam dunia pendidikan sehingga memberi peluang untuk mengembangkan pembelajaran yang berkualitas dan mampu meningkatkan prestasi belajar semua peserta didik. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukannya suatu pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan yang dapat menimbulkan interaksi antar peserta didik. Melalui belajar secara kelompok akan memperoleh kesempatan bagi peserta didik untuk saling beriteraksi. Menurut Suyatno 2009:51, dengan belajar kelompok secara kooperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, tugas, dan tanggung jawab. Pembelajaran kooperatif juga sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas dan rasa senasip. Sedangkan menurut Slavin 2009:22, pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sama lain dalam memahami materi dan pembelajaran ini menunjuk pada bebargai macam tipe pengajaran. Tipe Student Teams Achievement Divisions STAD merupakan salah satu tipe pengajaran dari pembelajaran kooperatif yang sangat mengutamakan kerja sama yang baik di dalam tim. Di dalam tipe Student Teams Achievement Divisions STAD siswa diorganisasikan dalam bentuk kelompok kecil yang dibentuk dari anggota yang heterogen terdiri dari laki- laki dan perempuan yang berasal dari berbagai suku, yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Secara singkat tahapan dalam melaksanakan pembelajaran ini adalah sebagai berikut: 1 Penyajian kelas; 2 Belajar kelompok; 3 Tes atau kuis; 4 Skor peningkatan individu; dan 5 Penghargaan kelompok. Jadi, pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions STAD adalah salah satu metode pembelajaran yang berguna untuk menumbuhkan kemampuan kerjasama, kreatifitas, dan menjalin hubungan sosial yang bagus dimana tujuannya adalah saling membantu meningkatkan kualitas masing-masing anggota kelompok belajar siswa. Berdasarkan fenomena di atas, penulis tertarik untuk mengkaji tentang bagaimana rancangan implementasi pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions STAD untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMK pada pelajaran siklus akuntansi? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

The Effectiveness Of Using The Student Teams Achievement Divisions (STAD) Technique Towards Students’ Understanding Of The Simple Past Tense (A Quasi-Experimental Study at the Eighth Grade Students of SMP Trimulia, Jakarta Selatan)

1 8 117

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT AKUNTANSI SISWA KELAS X SMK MURNI 2 SURAKARTA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

0 6 281

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATAKAN PRESTASI BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA PADA MATA PELAJARAN MERAWAT TERNAK SAKIT.

0 1 97

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X OTOMOTIF PADA MATA PELAJARAN MEMAHAMI PROSES-PROSES DASAR PERMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH 4 KLATEN.

0 0 198

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA

0 0 8

RANCANGAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK PADA MATA PELAJARAN SIKLUS AKUNTANSI

0 0 103