Remaja Karakteristik Remaja Harga Diri Remaja 1.

15 harga diri rendah biasanya merasa bahwa dirinya tidak berarti dan tidak berharga yang mengakibatkan kurangnya percaya diri. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa harga diri merupakan evaluasi seseorang secara global terhadap dirinya sendiri dan tingkah lakunya, baik evaluasi negatif maupun positif terhadap kemampuan, keberhasilan, keberhargaan serta penerimaan individu yang berasal dari interaksinya dengan orang lain. Harga diri seseorang tidak dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk seiring dengan pengalaman-pengalaman dalam kehidupannya. Pembentukan harga diri dipengaruhi oleh adanya penghargaan, pengertian, penerimaan dan perlakuan orang lain terhadap dirinya sendiri, psikologis individu, lingkungan keluarga, lingkungan sosial, kondisi fisik seseorang, dan juga adanya prestasi yang dicapainya.

5. Remaja

Para psikolog menyetujui bahwa masa remaja dimulai dari masa puber Pettijohn, 1992. Masa puber pria dimulai kira-kira pada usia 12 tahun sedangkan pada wanita dimulai pada usia kira-kira 11 tahun. Masa puber tersebut ditandai terjadinya perubahan fisik, diantaranya yakni pada wanita terjadi menstruasi pertama, sedangkan pada anak laki-laki mengalami perubahan suara menjadi lebih besar dari pada wanita, dan selain itu terjadinya mimpi basah. Pada kenyataannya, masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju ke masa dewasa, 16 meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa yaitu dari sifat yang tergantung menjadi sifat yang mandiri. Secara umum batasan usia remaja berlangsung pada usia 12 sampai dengan 21 tahun. Menurut Monks 2001 ada tiga tahap masa remaja yaitu usia 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun masa remaja akhir. Dari penjelasan di atas bisa dikatakan bahwa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa, dengan segala perubahan-perubahan fisik yang dialaminya. Oleh karena itu dari batasan- batasan yang telah terurai di atas, peneliti membatasi penelitian ini dengan mengambil remaja berusia 18 sampai dengan 21 tahun.

6. Karakteristik Remaja

Clarke-Stewart dan Friedman 1987, Ingersol dalam Agustiani, 2006 mengungkapkan bahwa masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju dewasa. Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun psikis. Perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik, dimana tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula dengan berkembangnya kapasitas reproduksi. Selain itu remaja juga berubah secara kognitif dan mulai mampu berfikir abstrak seperti orang dewasa. Pada periode ini pula remaja mulai melepaskan diri secara emosional dari 17 orang tua dalam rangka menjalankan peran sosialnya yang baru sebagai orang dewasa. Selain perubahan dalam diri remaja, terdapat pula perubahan dalam lingkungan seperti sikap orang tua atau anggota keluarga lain, guru, teman sebaya, maupun masyarakat pada umumnya. Kondisi ini merupakan reaksi terhadap pertumbuhan remaja, remaja dituntut untuk menampilkan tingkah laku yang dianggap pantas atau sesuai dengan orang-orang seusianya. Adanya perubahan baik di dalam maupun di luar dirinya itu membuat kebutuhan remaja semakin meningkat terutama kebutuhan sosial dan kebutuhan psikologisnya. Dalam usaha memenuhi kebutuhan tersebut remaja memperluas lingkungan sosialnya di luar lingkungan keluarga, seperti lingkungan teman sebaya dan lingkungan masyarakat lain Agustiani, 2006. Myers 1999 mengungkapkan bahwa perkembangan masa remaja sangat dipengaruhi oleh konteks dimana mereka berada. Latar belakang lingkungan, sosio-kultural masyarakat sekitar maupun latar belakang keluarga orang tua, akan ikut memberikan corak dan arah proses perkembangan maupun proses pembentukan identitas diri remaja yang bersangkutan. Selain kondisi-kondisi yang disebutkan di atas, stereotip populer juga mempengaruhi sikap remaja terhadap dirinya sendiri. Anthony dalam Hurlock, 1980 menjelaskan “stereotip juga berfungsi sebagai cermin yang ditegakkan masyarakat bagi remaja, yang menggambarkan 18 citra diri remaja sendiri yang lambat laun dianggap sebagai gambaran yang asli dan remaja membentuk perilakunya sesuai dengan gambaran ini”. Remaja yang merupakan masa untuk mencari identitas diri biasanya akan menggunakan penampilan mereka seperti daya tarik fisik, bentuk tubuh, pakaian dan lain-lain untuk mengangkat diri mereka Hurlock, 1980. Seorang remaja yang berbeda secara fisik dari remaja lainnya sering memiliki harga diri yang rendah Tjahjono, 1996. Yang sering berkembang adalah kemarahan terhadap diri sendiri karena berbeda dan dilecehkan oleh orang lain yang melihatnya, atau karena menyoroti kelainannya. Reaksi individu atas perkembangan fisiknya tergantung pula pada pengaruh lingkungan dan sifat pribadinya sendiri; interpretasi dirinya terhadap lingkungannya itu. Seringkali menjadi sulit bagi remaja untuk menerima keadaan fisiknya apabila sejak kanak-kanak telah mengagungkan suatu konsep tertentu tentang penampilan diri pada waktu dewasa nanti Hurlock, 1980. Adapun sebabnya adalah bahwa mereka sadar dukungan sosial sangat besar dipengaruhi oleh penampilan diri dan mengetahui bahwa kelompok sosial menilai dirinya berdasarkan benda- benda yang dimilikinya, kemandirian dan keanggotaan sosial. Di dalam interaksi sosial, penampilan fisik merupakan ciri pribadi yang paling jelas dan paling mudah untuk dikenali oleh orang lain, oleh karena itu kepuasan terhadap tubuhnya sendiri merupakan hal yang sangat penting selama masa remaja Hurlock, 1980. 19 Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa. Perkembangan pada masa remaja sangat dipengaruhi oleh konteks dimana mereka berada, yaitu latar belakang lingkungan, sosio- kultural masyarakat sekitar maupun latar belakang keluarga orang tua.

7. Harga Diri