Pandangan Masyarakat Terhadap Tindik

26

C. Pandangan Masyarakat Terhadap Tindik

Tindik secara umum meningkat sebagai budaya yang populer lebih dari 30 tahun terakhir Featherstone; Sweetman dalam Carroll Anderson, 2002. Selama 20 tahun terakhir, modifikasi tubuh seperti tindik dianggap sebagai suatu ciri-ciri penyimpangan, namun seiring dengan berjalannya waktu, tindik juga sudah mulai disaring sebagai budaya Hewitt dalam Krell, 2003. Modifikasi tubuh telah berubah dari suatu hal yang pernah dianggap tabu menjadi suatu bentuk seni yang diterima masyarakat DeMello dalam Krell, 2003. Beberapa orang menganggap menindik atau ditindik sebagai kegiatan spritual, kadang-kadang dianggap sebagai ‘orang primitif’ yang modern, sedangkan beberapa orang menganggap pandangan ini sebagai suatu ejekan ataupun sebagai trend tersendiri. Beberapa orang menganggap tindik sebagai bentuk artistik atau ekspresi diri. Ada stereotip masyarakat tentang mereka para pemilik tindik. Ada anggapan bahwa tindik, sebagai salah satu bentuk modifikasi tubuh sering dikaitkan pada penyimpangan, pemberontakan atau perilaku beresiko lainnya Garza dalam Krell, 2003. Di Indonesia sendiri, mereka dengan tindik tubuh sering dipandang sebagai pemberontak, tidak bertanggungjawab, bodoh bahkan kriminil. Hal ini dikarenakan tindik dimiliki oleh sebagian besar para kriminil yang akhirnya menyebabkan masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap mereka yang berpenampilan seperti itu. Anggapan negatif seperti ini secara tidak langsung mendapat pengesahan di berbagai kota di Indonesia. 27 Adanya anggapan negatif masyarakat tentang tindik dan adanya larangan bagi penganut agama tertentu semakin menyempurnakan image tindik sebagai sesuatu yang dilarang. Oleh karena itu, memiliki tindik dianggap sama dengan memberontak terhadap nilai-nilai sosial dan nilai-nilai agama yang ada Liputan 6, 2006. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa meskipun tindik sudah mulai diterima, namun tetap ada stereotip tentang mereka para pemilik tindik. Mereka sering dianggap sebagai orang yang menyimpang, pemberontak, tidak bertanggungjawab, bahkan seorang penjahat, yang menentang nilai-nilai sosial dan nilai-nilai agama yang ada di masyarakat.

D. Hubungan Harga Diri Remaja Dengan Tindik