xvii
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Gizi merupakan zat yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan fungsinya, yakni menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur
proses-proses kehidupan, status gizi masyarakat dapat diketahui dan dinilai melalui penilaian, yaitu: antropometri, klinis, biokimia, biofisik.
10
Kekurangan gizi adalah penyakit tidak menular dengan manifestasi di rongga mulut yang meliputi : gangguan perkembangan enamel, karies, penyakit mukosa oral,
dan penyakit periodontal.
4,5
2.1. Status Gizi 2.1.1. Pengertian Status Gizi
Menurut Robinson dan Weighley, status gizi adalah keadaan kesehatan yang berhubungan dengan penggunaan makanan oleh tubuh.
1
2.1.2. Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi adalah interpretasi dari data yang didapatkan dengan menggunakan berbagai metode untuk mengidentifikasi populasi atau individu yang
berisiko atau dengan status gizi buruk.
10
Menurut Hartriyanti dan Triyanti, penilaian status gizi bertujuan untuk: 1. Memberikan gambaran secara umum mengenai metode penilaian status gizi.
2. Memberikan penjelasan mengenai keuntungan dan kelemahan dari masing- masing metode yang ada.
3. Memberikan gambaran singkat mengenai pengumpulan data, perencanaan, dan
implementasi untuk penilaian status gizi.
Universitas Sumatera Utara
xviii
Penilaian status gizi dapat dibagi menjadi 4 penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik.
10
1. Antropometri A. Pengertian
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
11
B. Penggunaan Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan
protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh.
11
Macam-macam pengukuran antropometri yang bisa digunakan untuk melihat pertumbuhan adalah sebagai berikut
10
a. Berat Badan BB BB mencerminkan jumlah protein, lemak, air, dan massa mineral tulang, untuk
menilai status gizi biasanya BB dihubungkan dengan pengukuran lain, seperti umur dan tinggi badan.
10
b. Tinggi Badan TB Penilaian status gizi pada umumnya hanya mengukur total tinggi atau panjang
yang diukur secara rutin. TB yang dihubungkan dengan umur dapat digunakan sebagai indikator status gizi masa lalu.
10
c. Panjang Badan PB Dilakukan pada balita yang berumur kurang dari dua tahun atau kurang dari tiga
tahun yang sukar untuk berdiri pada waktu pengumpulan data TB.
10
d. Lingkar Kepala Pengukuran lingkar kepala biasa digunakan pada kedokteran anak yang
digunakan untuk mendeteksi kelainan seperti hydrocephalus ukuran kepala besar
Universitas Sumatera Utara
xix
atau microcephaly ukuran kepala kecil. Untuk melihat pertumbuhan kepala balita dapat digunakan grafik Nellhaus.
10
e. Lingkar Dada Pertumbuhan lingkar dada pesat sampai anak berumur 3 tahun sehingga bisa
digunakan pada anak berusia 2 – 3 tahun.
10
f. Lingkar Lengan Atas LILA Biasa digunakan pada anak balita serta wanita usia subur. Pengukuran LILA
dipilih karena pengukuran relatif mudah, cepat, harga alat murah, tidak memerlukan data umur untuk balita yang kadang kala susah mendapatkan data umur yang tepat.
10
g. Umur Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan
umur akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi salah. Hasil pengukuran TB dan BB yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur
yang tepat.
11
C. Indeks Antropometri 1 Berat badan menurut umur BBU
Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak,
misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Dalam keadaan normal, dimana
keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya
dalam keadaan abnormal, terdapat 2 kemungkinan perkembangan berat badan yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal.
11
Berdasarkan karakteristik berat badan ini, maka indeks berat badan menurut umur digunakan sebagai salah satu cara pengukuran status gizi, mengingat
karakteristik berat badan yang labil, maka indeks BBU lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini.
11
Universitas Sumatera Utara
xx
2 Tinggi badan menurut umur TBU Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan
pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif
kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relatif
lama.
11
3 Berat badan menurut tinggi badan BBTB Berat badan memiliki hubungan yang linier dengan tinggi badan. Dalam
keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan berat badan dengan kecepatan tertentu. Indeks BBTB merupakan indikator yang baik
untuk menilai status gizi saat ini.
11
4 Lingkar Lengan Atas terhadap Umur LILAU Indeks antropometri ini dapat mengidentifikasikan KEP kekurangan energi dan
protein pada balita, tidak memerlukan data umur yang kadang sulit, dapat digunakan pada saat darurat, membutuhkan alat ukur yang murah dan pengukuran cepat.
10
Dari berbagai jenis-jenis indeks tersebut, untuk menginterpretasikannya dibutuhkan ambang batas, penentuan ambang batas diperlukan kesepakatan para Ahli
Gizi. Ambang batas dapat disajikan kedalam 3 cara yaitu, persen terhadap median,
persentil dan standar deviasi unit.
i. Persen Terhadap Median Median adalah nilai tengah dari suatu populasi. Dalam antropometri gizi
median sama dengan persentil 50.
Universitas Sumatera Utara
xxi
Tabel 1. Klasifikasi Status Gizi Menggunakan Persen Terhadap Median
11
Status Gizi Indeks
BBU TBU
BBTB Gizi Baik
80 90
90
Gizi Sedang 71 – 80
81 – 90 81 – 90
Gizi Kurang 61 – 70
71 – 80 71 – 80
Gizi Buruk ≤ 60
≤ 70 ≤ 70
ii. Persentil Para pakar merasa kurang puas dengan menggunakan persen terhadap median,
akhirnya mereka memilih cara persentil. Persentil 50 sama dengan median atau nilai tengah dari jumlah populasi berada di atasnya dan setengahnya berada di bawahnya.
National Center for Health Statistics NCHS merekomendasikan persentil ke 5 sebagai batas gizi baik dan kurang, serta persentil 95 sebagai batas gizi lebih dan gizi
baik.
11
iii. Standar Deviasi Unit SD Standar deviasi unit disebut juga Z-skor. WHO menyarankan menggunakan
cara ini untuk meneliti dan untuk memantau pertumbuhan.
11
Rumus perhitungan Z – Skor : Z – Skor = Nilai Individu Subjek – Nilai Median Baku Rujukan
Nilai Simpang Baku Rujukan
Tabel 2. Klasifikasi Status Gizi Menggunakan Z – Skor
12
Status Gizi Indeks BBU, TBU, BBTB
Gizi Lebih ≥ + 2 SD
Gizi Baik ≥ - 2 SD dan + 2 SD
Gizi Kurang ≥ - 3 SD dan - 2 SD
Gizi Buruk - 3 SD
Universitas Sumatera Utara
xxii
Pengukuran antropometri yang digunakan menurut WHO-NCHS
10
1 BBU: a. Gizi lebih 2.0 SD baku WHO-NCHS
b. Gizi baik -2.0 SD s.d. +2.0 SD c. Gizi kurang -2.0 SD
d. Gizi buruk -3.0 SD 2 TBU:
a. Normal -2.0 SD baku WHO-NCHS b. Pendek Stunted -2.0 SD
3 BBTB: a. Gemuk 2.0 SD baku WHO-NCHS
b. Normal -2.0 SD s.d. +2.0 SD c. KurusWasted -2.0 SD
d. Sangat kurus 3.0 SD 2. Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel superficial epithelial tissues seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau
pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
11
Penggunaan metode ini umumnya untuk survei secara cepat. Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara tepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan
salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan secara fisik yaitu tanda sign
dan gejala symptom atau riwayat penyakit.
11
Universitas Sumatera Utara
xxiii
3. Biokimia Beberapa tahap perkembangan kekurangan gizi dapat diidentifikasi dengan cara
biokimia dan lazim disebut cara laboratorium. Cara ini dapat digunakan untuk mendeteksi keadaan defisiensi subklinis. Bersifat obyektif, bebas dari faktor emosi
dan subyektif lain. Metode ini mampu merefleksikan kadar zat gizi tubuh total atau besarnya simpanan di jaringan yang paling sensitif terhadap deplesi sehingga disebut
uji biokimia statis.
23
Cara lain untuk mengukur keadaan defisiensi subklinis adalah uji gangguan fungsional. Uji fungsional adalah pengukuran perubahan dalam aktivitas enzim
spesifik atau kadar komponen darah spesifik tergantung zat gizi yang diberikan, pengukuran produksi metabolit abnormal, pengukuran fungsi fisiologi dan perilaku
yang tergantung pada zat gizi spesifik.
23
4. Biofisik Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi
dengan melihat kemampuan fungsi khususnya jaringan dan melihat perubahan struktur dari jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti
kejadian buta senja epidemik. Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.
11
2.2. Kurang Gizi 2.2.1. Definisi