xxv
2. Marasmus, ditandai dengan: sangat kurus, tampak tulang terbungkus kulit, wajah seperti orang tua, cengeng dan rewel, kulit keriput, jaringan lemak subkutan
minimaltidak ada, perut cekung, iga gambang, sering disertai penyakit infeksi dan diare.
12
Gambar 2. Marasmus
15
3. Marasmus Kwashiorkor, campuran gejala klinis kwashiorkor dan marasmus
12
2.2.2.2. Kekurangan Vitamin A
Agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal, dibutuhkan vitamin. Salah satu jenis vitamin yang dibutuhkan adalah vitamin A retinol yang berfungsi
menjaga kelembaban dan kejernihan selaput lendir, memungkinkan mata dapat melihat dengan baik dalam keadaan kurang cahaya.
12
Apabila tubuh kekurangan vitamin A, maka akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, gangguan pada
kemampuan mata dalam menerima cahaya, kelainan-kelainan pada mata seperti xerosis dan xeropthalmia, serta meningkatnya kemungkinan menderita penyakit
infeksi. Pada anak yang mengalami kekurangan vitamin A berat, angka kematian meningkat hingga 50 .
12
Universitas Sumatera Utara
xxvi
2.2.2.3. Kekurangan Yodium
Kekurangan yodium atau dewasa ini dikenal sebagai gangguan akibat kekurangan yodium GAKY adalah salah satu masalah gizi kurang yang dihadapi
oleh pemerintah Indonesia yang sering terjadi pada kawasan pegunungan dan perbukitan yang tanahnya tidak cukup mengandung yodium.
12
Yodium diperlukan untuk membentuk hormon tiroksin yang berfungsi mengatur pertumbuhan dan
perkembangan termasuk kecerdasan mulai dari janin hinggga dewasa. Akibat dari kekurangan yodium saat ini tidak hanya perbesaran kelenjar thyroid, melainkan juga
lebih luas mulai dari keguguran, lahir mati, kretin, cacat bawaan, dan hipotiroid. Kretin merupakan akibat yang paling berbahaya karena tidak hanya fisik yang
terkena, tetapi yang paling penting adalah gangguan pada perkembangan otak.
12,13
2.2.2.4. Anemia Gizi Besi AGB
Anemia gizi besi adalah kekurangan kadar haemoglobin Hb dalam darah yang disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb
tersebut.
12
Di negara-negara dengan prevalensi anemia lebih besar dari 20 persen, penyebab anemia adalah defisiensi Fe Zat Besi atau kombinasi kekurangan zat besi
dengan kondisi lainnya seperti status sosio-ekonomi. Sebuah penelitian di Manado pada tahun 2002 terhadap 30 ibu hamil menunjukkan adanya hubungan positif antara
status sosial ekonomi terhadap kadar serum ferritin darahnya. Pada kelompok bayi dan anak-anak, anemia dihubungkan dengan perilaku dan pengembangan
kecerdasan.
12,13
2.2.3. Penyebab Kekurangan Gizi