Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.5.1. Teknik Analisis Uji Hipotesis

hubungan dengan variabel bebas. Pendeteksian heteroskedastisitas yaiu dengan cara menghitung korelasi Rank Spearman,dimana : a. Nilai probabilitas 0,05 berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. b. Nilai probabilitas 0,05 berarti terjadi heteroskedastisitas

3. Autokorelasi

Tujuan autokorelasi untuk menguji apakah sebuah model regresi linier ada korelasi antara antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Autokorelasi pada sebagian besar kasus ditemukan pada regresi yang datanya time series atau berdasarkan waktu, berkala, seperti bulanan, tahunan, dan . Pendektesian autokorelasi dalam penelitian ini tidak dilakukan karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang tidak berdasarkan waktu urut time series. Santoso, 2000: 216.

3.4.3. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.5.1. Teknik Analisis

Teknik analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk melihat pengaruh variabel bebas X dan variabel terikat Y, dengan model persamaan regresi sebagai berikut : Y = b + b 1 X 1 + b 2 X 2 + e Anonim, 2003; L-21 Keterangan : Y = Kinerja Manajerial b = Intersep konstanta b 1 = Koefisien Variabel X 1 Partisipasi Penganggaran b 2 = Koefisien Variabel X 2 Sistem Penghargaan X 1 = Partisipasi Penganggaran X 2 = Sistem Penghargaan e = Error term faktor kesalahan

3.5.2. Uji Hipotesis

Uji Hipotesis adalah untuk menganalisa dan menarik kesimpulan terhadap permasalahan yang diteliti. Pengujian hipotesis ini dimaksudkan untuk mengetahui kebenaran, keterkaitan dan relevansi antara variabel bebas yang diusulkan terhadap variabel terikat serta untuk mengetahui kuat lemahnya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. 1. Pengujian secara menyeluruh simultan Uji F Maksud dari pengujian ini untuk mengetahui adanya pengaruh secara simultan antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat secara bersamaan dengan prosedur sebagai berikut :  Menentukan rumusan hipotesis statistik Ho : β 1 = β 2 = 0 tidak ada pengaruh antara variabel bebas X dan variabel terikat Y secara simultan. H 1 : β 1 = β 2 ≠ 0 ada pengaruh antara variabel bebas X dan variabel terikat Y secara simultan.  Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 atau 5. Menentukan nilai kritis Ho melalui kurva distribusi F dengan ketentuan kriteria pengujian sebagai berikut : 1 Ho diterima dan H 1 ditolak jika F hitung ≤ F tabel Artinya tidak ada hubungan yang simultan antara TQM dan sistem penghargaan terhadap kinerja manajerial. 2 Ho ditolak dan H 1 diterima jika F hitung F tabel Artinya ada hubungan yang simultan antara TQM dan sistem penghargaan terhadap kinerja manajerial. 2. Pengujian secara parsial Uji t Maksud dari pengujian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial, dengan prosedur sebagai berikut :  Menentukan rumusan hipotesis statistik Ho : β 1 = β 2 = 0 tidak ada pengaruh antara variabel bebas X dan variabel terikat Y secara parsial. H 1 : β 1 = β 2 ≠ 0 ada pengaruh antara variabel bebas X dan variabel terikat Y secara parsial.  Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 atau 5. Pengujian hipotesis uji t dengan ketentuan sebagai berikut : a. Jika t hitung t tabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. b. Jika t hitung t tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel bebas tidak mempengaruhi variabel terikat. BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan Sejarah singkat pembuatan dan penjualan garam telah banyak sekali mengalami perubahan. Mulai jaman VOC sampai dengan tahun 1921 hak monopoli pembelian garam dan penjualan garam dilakukan oleh rakyat secara pactstelsel sistem sewa yang berada dibawah kekuasaan pemerintah kolonial. Aparatur pemerintah yang mengurusnya mempunyai tugas membeli dan menjual garam hasil penggaraman rakyat. Pada tahun 1921 pacstelsel dihapus dan diganti status dengan jawatan Regie Garam dengan fasilitas zout monopoli ordonantie sejak saat itu Regie Garam Jawatan penggaraman Belanda ditugaskan membuat garam sendiri di Madura. Penggaraman Rakyat dihapus pada tahun 1934 dan diahlikan kepada pemerintah Belanda. Tahun 1937 Jawatan Regie Garam berubah menjadi Jawatan Regie Garam dan Candu berdasarkan Staat Blaad nomor 254 dan pada tahun 1941 Zout monopoli ordonantie disempurnakan lagi berdasarkan Staat Blaad nomor 357 pada tahun 1945 tepatnya tanggal 31 Oktober 1945 Jawatan Regie. Garam dan Candu dikuasai oleh Republik Indonesia dimana R. Moekarto sebagai kepala Jawatan Regie dan Candu yang pertama kali.