41-45 tahun sebanyak 12 orang 36,36 sedangkan frekuensi terkecil berada pada pekerja yang berumur 31-35 tahun sebanyak 9 orang 27,28.
Tabel 4.5. Kelelahan Mata Berdasarkan Umur Pada Pekerja Sortir Daun
Tembakau di Kebun Klambir V PTPN II Setelah Istirahat Makan Siang Pada Tahun 2011
No Umur
Kelelahan Mata Jumlah
Ya Tidak
n n
N
1 31-35
9 27,28
0,00 9
27,28 2
36-40 10
30,30 2
6,06 12
36,36 3
41-45 11
33,33 1
3,03 12
36,36
Jumlah
30 90,91
3 9,09
33 100,00
Berdasarkan tabel 4.5. dapat diketahui bahwa frekuensi terbesar pekerja sortir yang mengalami kelelahan mata setelah istirahat makan siang adalah pekerja yang
berumur 41-45 tahun sebanyak 11 orang 33,33 dan frekuensi terkecil berada pada pekerja yang berumur 31-35 tahun sebanyak 9 orang 27,28.
4.3.2. Kelelahan Mata Berdasarkan Masa Kerja
Pekerja sortir memiliki masa kerja yang berbeda-beda, ada yang masih baru mulai bekerja sebagai pekerja sortir ada juga yang sudah bekerja sebagai penyortir
daun tembakau selama hampir 20 tahun. Maka akan dilakukan dilihat juga apakah kelelahan mata pada pekerja sortir berpengaruh jika dilihat berdasarkan masa
kerjanya.
Universitas Sumatera Utara
Distribusi masa kerja pekerja sortir di Kebun Klambir V PTPN II pada tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.6. Distribusi Pekerja Sortir di Kebun Klambir V PTPN II
Berdasarkan Masa Kerja Pada Tahun 2011
No Masa Kerja tahun
Jumlah n Persentase
1 1-5
17 51,51
2 6-10
7 21,22
3 11-15
6 18,18
4 16-20
3 9,09
Jumlah 33
100,00
Berdasarkan tabel 4.6. dapat diketahui bahwa frekuensi terbesar pekerja sortir bekerja dengan masa kerja 1-5 tahun sebanyak 17 orang 51,51 dan frekuensi
terkecil telah bekerja dengan masa kerja 16-20 tahun sebanyak 3 orang 9,10. Dari tabel ini dapat diketahui berapa lama para pekerja sortir sudah bekerja di pabrik
PTPN II Klambir V. Distribusi pekerja sortir berdasarkan masa kerja dan kelelahan mata pada saat
sebelum kerja, sebelum istirahat makan siang dan setelah istirahat makan siang di Kebun Klambir V PTPN II pada tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 4.7, tabel 4.8 dan
tabel 4.9.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7. Distribusi Kelelahan Mata Berdasarkan Masa Kerja Pada
Pekerja Sortir Daun Tembakau di Kebun Klambir V PTPN II Sebelum Kerja Pada Tahun 2011
No Masa Kerja
Kelelahan Mata Jumlah
Ya Tidak
n N
n
1 1-5
10 30,30
7 21,21
17 51,51
2 6-10
1 3,03
6 18,18
7 21,21
3 11-15
4 12,13
2 6,06
6 18,18
4 16-20
2 6,06
1 3,03
3 9,09
Jumlah 17
51,52 16
48,48 33
100,00 Berdasarkan tabel 4.7. dapat diketahui bahwa frekuensi terbesar pekerja sortir
yang mengalami kelelahan mata sebelum mulai bekerja adalah pekerja yang dalam masa kerja 1-5 tahun sebanyak 10 orang 30,30 dan frekuensi terkecil berada pada
masa kerja 6-10 tahun sebanyak 1 orang 3,03.
Tabel 4.8. Distribusi Kelelahan Mata Berdasarkan Masa Kerja Pada
Pekerja Sortir Daun Tembakau di Kebun Klambir V PTPN II Sebelum Istirahat Makan Siang Pada Tahun 2011
No Masa Kerja
Kelelahan Mata Jumlah
Ya Tidak
n N
n
1 1-5
17 51,52
17 51,52
2 6-10
7 21,21
7 21,21
3 11-15
6 18,18
6 18,18
4 16-20
3 9,09
3 9,09
Jumlah 33
100,00 33
100,00 Berdasarkan tabel 4.8. dapat diketahui bahwa frekuensi terbesar pekerja sortir
yang mengalami kelelahan mata sebelum istirahat makan siang adalah pekerja yang
Universitas Sumatera Utara
dalam masa kerja 1-5 tahun sebanyak 17 orang 51,52 dan frekuensi terkecil berada pada masa kerja 16-20 tahun sebanyak 3 orang 9,09.
Tabel 4.9. Distribusi Kelelahan Mata Berdasarkan Masa Kerja Pada
Pekerja Sortir Daun Tembakau di Kebun Klambir V PTPN II Sesudah Istirahat Makan Siang Pada Tahun 2011
No Masa Kerja
Kelelahan Mata Jumlah
Ya Tidak
n N
n
1 1-5
16 48,49
1 3,03
17 51,52
2 6-10
6 18,18
1 3,03
7 21,21
3 11-15
5 15,15
1 3,03
6 18,18
4 16-20
3 9,09
3 9,09
Jumlah 30
90,91 3
9,09 33
100,00 Berdasarkan tabel 4.9. dapat diketahui bahwa frekuensi terbesar pekerja sortir
yang mengalami kelelahan mata setelah istirahat makan siang adalah pekerja yang dalam masa kerja 1-5 tahun sebanyak 16 orang 46,49 dan frekuensi terkecil
berada pada masa kerja 16-20 tahun sebanyak 3 orang 9,09.
4.3.3. Kelelahan Mata Berdasarkan Riwayat Penyakit Mata