Kelelahan Mata Pada Pekerja Sortir di Kebun Klambir V PTPN II

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Kelelahan Mata Pada Pekerja Sortir di Kebun Klambir V PTPN II

Pada penelitian ini, telah dilakukan pengukuran terhadap mata pekerja sortir daun tembakau di Kebun Klambir V PTPN II yang berjumlah 33 orang. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa flicker fusion. Pengukuran ini dilakukan sebanyak 3 kali untuk setiap orangnya, pengukuran pertama pada mata pekerja dilakukan pada pagi hari sebelum pekerja sortir mulai melakukan kegiatan menyortir daun tembakau, pengukuran kedua dilakukan pada saat pekerja sudah melakukan aktivitas menyortir selama lebih kurang 4 jam atau sebelum istirahat makan siang dan pengukuran ketiga dilakukan pada saat pekerja sortir selesai istirahat makan siang. Hasil pengukuran pertama terhadap mata pekerja sortir daun tembakau didapati 17 orang 51,51 pekerja sortir daun tembakau sudah mengalami kelelahan mata, padahal pekerja tersebut belum memulai aktifitas rutinnya sebagai pekerja sortir. Kemudian setelah pekerja memulai kegiatan menyortir daun tembakau lebih kurang 4 jam para pekerja akan diberikan waktu istirahat makan siang, pada saat sebelum pekerja istirahat untuk makan siang dilakukan pengukuran kedua dengan hasil 33 orang 100 telah mengalami kelelahan mata. Hasil ini membuktikan bahwasanya pekerja sangat menggunakan matanya dalam melakukan pekerjaannya, sehingga kelelahan mata yang dialami pekerja mengalami peningkatan. Universitas Sumatera Utara Lalu pada pengukuran ketiga yang dilakukan setelah pekerja istirahat lebih kurang 1 jam, ditemukan 30 orang 90,91 dari pekerja masih mengalami kelelahan mata. Namun didapati 3 orang 9,09 diantaranya mengalami pemulihan terhadap kelelahan yang dialami oleh matanya sehingga matanya kembali normal. Penelitian ini dilakukan hanya sampai pekerja selesai istirahat makan siang karena seharusnya pekerja yang memanfaatkan waktu istirahatnya dengan baik, akan terjadi penurunan terhadap kelelahan matanya setelah diistirahatkan selama lebih kurang 1 jam. Namun kenyataan yang ditemukan pada pekerja sortir adalah, akibat kurangnya memanfaatkan waktu istirahat maka pada saat dilakukan pengukuran yang ketiga yaitu pengukuran terakhir yang dilakukan pada waktu pekerja selesai istirahat, hanya 3 orang dari jumlah total sampel yang mengalami penurunan pada kelelahan matanya. Dari 3 kali pengukuran yang dilakukan sudah dapat dilihat bagaimana distribusi kelelahan mata yang dialami pekerja sortir sejak mereka belum mulai beraktifitas sampai saat mereka sudah mengistirahatkan matanya sebelum mulai beraktifitas kembali. Penurunan kemampuan akomodasi pada mata dapat memperlemah mata memfokuskan bayangan pada retina. Penurunan kemampuan akomodasi mata juga dipengaruhi oleh kelelahan pada mata yang dialami oleh seseorang Murtopo, 2005. Disesuaikan dengan pernyataan tersebut, maka jelas terlihat bahwasanya mata yang lelah akan mengalami penurunan pada daya akomodasi matanya. Jadi seharusnya para pekerja lebih cermat lagi dalam menggunakan waktu istirahatnya agar mata pekerja sortir tersebut tidak mengalami kelelahan mata. Universitas Sumatera Utara

5.2. Kelelahan Mata Berdasarkan Karakteristik Pada Pekerja Sortir Daun