3.3.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah semua anggota populasi yaitu berjumlah 33 orang.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder, yaitu : a. Data primer diperoleh dengan metode observasi, yaitu:
1. Pengamatan secara langsung terhadap cara kerja pekerja sortir. 2. Kelelahan mata yang dirasakan oleh pekerja diukur dengan menggunakan
alat bantu flicker fusion. b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari kantor direksi PTPN II, yaitu data
tentang profil perusahaan dan studi kepustakaan. 1. Data dari kamtor direksi PTPN II tentang profil perusahaan.
2. Studi kepustakaan Library Research
3.5 Definisi Operasional Variabel
.
1. Pekerja adalah orang yang bekerja sebagai pekerja sortir di pabrik tembakau PTPN II Medan.
2. Umur adalah lamanya hidup responden yang dihitung sejak dilahirkan sampai ulang tahun terakhir.
3. Masa kerja adalah lamanya responden bekerja sebagai pekerja sortir daun tembakau.
4. Riwayat penyakit mata adalah gangguan mata atau penyakit mata yang diderita oleh pekerja sortir seperti katarak, hipermetropia rabun dekat, miopi rabun
Universitas Sumatera Utara
jauh yang dialami oleh pekerja sortir, baik sebelum bekerja di gudang maupun setelah bekerja di gudang sortir tersebut.
5. Kelelahan mata adalah rasa lelah yang dialami pekerja sortir pada bagian mata akibat bekerja.
6. Cara kerja adalah tahapan pekerja sortir yang berawal dengan mengambil daun tembakau, lalu memilih daun tembakau kemudian pekerja sortir harus
membedakan warna dan kualitas daun tembakau.
3.6 Aspek Pengukuran
1. Usia diukur dalam tahun dan akan diklasifikasikan dalam range 5 tahun agar
terlihat variasi usia responden. 2.
Masa kerja diukur dalam tahun dari pertama kali bekerja sebagai pekerja sortir.
3. Riwayat penyakit mata gangguan mata atau penyakit mata yang diderita oleh
pekerja sortir seperti katarak, hipermetropia rabun dekat, miopi rabun jauh yang dialami oleh pekerja sortir, baik sebelum bekerja di gudang maupun
setelah bekerja di gudang sortir tersebut.. 4.
Cara kerja dilihat dari tahapan pekerja sortir yang berawal dengan mengambil daun, lalu memilah daun tembakau kemudian pekerja sortir harus
membedakan warna dan kualitas daun untuk ditumpukkan menjadi beberapa bagian, yaitu daun yang berwarna merah, berwarna coklat dan daun minyak.
5. Kelelahan mata diukur dengan menggunakan flicker fussion.
Universitas Sumatera Utara
Flicker Fusion
Evaluasi pada frekuensi flicker fusion adalah suatu tekhnik untuk menggambarkan hasil yang realistis dan dapat diulang. Subyek orang yang diteliti
melihat pada sebuah sumber cahaya yang dinyalakan dengan energi yang berfrekuensi rendah dan berkedip-kedip flickering. Kemudian frekuensi
berkedipnya dinaikkan sampai subyeknya merasakan bahwa cahaya yang berkedip tersebut sudah laksana garis lurus. Frekuensi dimana cahaya yang berkedip dianggap
sebagai garis lurus memberikan kesan bahwa subyek yang diteliti berada pada kondisi lelah. Sedangkan subyek yang lelah tidak mampu mendeteksi cahaya yang
berkedip. G. Salvendy dan M.J Smith dalam Nurmianto, 2004.
Flicker fusion dalam keadaan mati Flicker fusion dalam keadaan hidup
Gambar 3. Flicker fusion Cara menggunakan flicker fusion :
1. Sediakan flicker fusion dan operator. 2. Hidupkan flicker fusion, tangan kanan letakkan pada tombol operasi flicker
3. Dekatkan mata didepan flicker seperti sedang meneropong.
Universitas Sumatera Utara
4. Amati titik bulat warna merah yang berkedip didalam alat tersebut. 5. Tekan tombol menghentikan pengukuran waktunya pada saat titik bulat warna
merah tersebut terasa berhenti berkedip lalu catat hasil pengukuran.
Kerangka Penelitian Kerja :
Gambar 4. Kerangka penelitian kerja Alat pengukur kedipan mata flicker fusion ini akan memulai awal
pengukurannya di cahaya sebesar 19 Hz dan biasanya normal mata akan berada di cahaya 38 Hz sebagai batas tertingginya. Lalu hasil dari besar
cahaya yang didapatkan perorangan akan dikurangkan dengan 19. Pekerja
Menggunakan flicker fussion seperti meneropong
Mata terbuka tidak berkedip
Letak tangan kanan di sisi kanan alat
Perhatikan cahaya yang berkedip di dalam alat
Catat waktu ukur
Pengumpulan data start
stop
Universitas Sumatera Utara
Sehingga angka kelelahan mata akan tetap berawal dari 0 dan akan berada di angka 19 sebagai nilai kelelahan mata yang dianggap wajar.
Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali, pengukuran pertama dilakukan sebelum pekerja sortir mulai bekerja pada jam 6 sampai jam 7
pagi. Pengukuran kedua sebelum istirahat makan siang pada jam 11 sampai jam 12 kemudian pengukuran ketiga dilakukan pada saat pekerja
selesai istirahat makan siang pada jam 12.30 sampai jam 13.30. Hasil pengukuran akan dituliskan berdasarkan hasil yang didapati pada
saat pekerja menggunakan flicker fusion. Berupa angka yang didapati pada alat pada saat pekerja sortir menekan tombol stop. Angka tersebut adalah
angka dimana pekerja sortir sudah tidak mampu lagi melihat cahaya berkedip pada besar cahaya yang terdapat di alat.
3.7 Teknik Analisa Data