2.2.4 Dominasi Perempuan di Era Modernisasi
Perempuan dan keberadaannya dalam struktur sosial, ekonomi dalam masyarakat selalu menarik untuk dikupas. Perempuan yang selalu identik dengan
masalah domestik kini mempunyai kedudukan yang setara dengan kaum laki-laki. Salah satu akibat yang sering untuk dibicarakan adalah, modernisasi telah
melanggengkan pendominasian terhadap perempuan Fakih, 2001:50. Modernisasi mengikis sedikit demi sedikit ideologi stereotip patriarki yang ada
dalam masyarakat. Pariarki sendiri merupakan ideologi kelelakian di mana laki- laki dianggap memiliki kekuasaan superior Fakih,2001:151. Suatu sifat yang
melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara sosial maupun kultural. Misalnya bahwa perempuan itu dikenal lemah lembut
cantik, emosional, atau keibuan sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan perkasa.
Ciri dari sifat itu sendiri merupakan sifat-sifat yang dapat dipertukarkan, artinya ada laki-laki yang emosional, lemah lembut keibuan sementara ada juga
perempuan yang kuat dan rasional, perkasa. Perubahan ciri dari sifat-sifat itu dapat terjadi dri waktu ke waktu, dari suatu tempat ke tempat yang lain Fakih,
2001. Dominasi perempuan juga berawal dari kesadaran tentang kekuasaan
domestik, selanjutnya ditunjukan melalui penguasaan dan dominasi kaum istri atas suami dalam rumah tangga. Pendominasian perempuan mencakup dalam
segala hal baik wilayah domestik, atau yang lebih sering disebut dapur, kasur dan sumur sampai dalam urusan berkarir di luar wilayah domestik. Modernitas dan
globalisasi dihubungkan langsung dengan kebebasan perempuan Ahyar Anwar, 2009.
Perempuan dapat menjadi superior dan laki-laki dapat menjadi tersubordiansi dalam berbagai situasi dan konteks Ayu utami dalam Ahyar
Anwar 2009. Kemandirian perempuan dalam bekerja diluar dan wilayah domestik merupakan salah satu konsep kesetaraan gender. Hal ini yang membuat
perempuan disebut sebagai perebut dominasi atas kekuasaan laki-laki Anwar, 2009:134.
2.2.5 Kerangka Berpikir