menghalalkan aborsi, menyerukan lesbianisme, dan revolusi seks. Bagi para feminis radikal, menjadi seorang istri sama saja dengan disandera. Tinggal
bersama suami dianggap sama dengan musuh Sumiarni, 2004:73-76.
2.2.2 Dominasi Dominasi menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah penguasaan oleh
pihak yang lebih kuat terhadap yang lebih lemah pada bidang politik, militer, ekonomi, perdagangan, olahraga, dan sebagainya. Dominasi dapat juga diartikan
berupa penguasaan, mayoritas, menjadi faktor dominan semisal dalam perbincangan atau rapat kita menguasai dengan kuasa, pemikiran, tindakan dari
kita.
Dominasi bisa terjadi karena beberapa hal, antara lain : 1.
Kadang umur juga menjadi faktor dominan seseorang, orang yang lebih tua lebih banyak memberikan ide-ide tanpa adanya balasan dari yang
muda. Seperti halnya orang tua terhadap anaknya, kakak terhadap adiknya, senior kepada juniornya, kadang berlebihan juga sikap dominan yang
dilakukan. 2.
Pengalaman, bisa dilihat dari tingkatan jabatan, tingkat pendidikan, pelatihan, maupun pengalaman yang telah lama diterima seseorang.
Berdasar pengalaman juga semakin banyak hal yang diketahui sehingga dalam sebuah forum dominasi yang berpengalaman kadang muncul dan
bisa saja faktor dominan. Bisa juga pengalaman berdasarkan tingkat umur seseorang.
3. Modernisasi sedikit semi sedikit mempengaruhi pola berpikir
mendominasi www.rics.org diakses 11 maret 15.30. Dalam hal yang berhubungan dengan gender, dominasi terhadap laki-laki dan
perempuan adalah yang berkenaan tentang kekuasaan power. Menurut Wareing 1997:79 perbedaan kekuasaan perempuan dan laki-laki yang menyebabkan
munculnya dominasi Santoso, 2009:33. Dominasi yang dilakukan perempuan terhadap laki-laki salah satunya adalah kekerasan dalam rumah tangga atau yang
terkenal dengan istilah KDRT. Kekerasan yang dilakukan laki-laki suami terhadap perempuan istri atau sebaliknya tanpa memandang siapa yang menjadi
sebab dan siapa yang menjadi akibat. Istilah itu jarang dipergunakan ketika seorang perempuan melakukan kekerasan kepada laki-laki. Bahkan suami akan
ketakutan apabila dilaporkan istrinya kepada yang berwajib dengan alasan KDRT. Istilah KDRT sudah menjadi wacana perempuan untuk selanjutnya menjadi
instrumen perjuangan ke arah kesetaraan, bahkan dalam jangka panjang berupa perjuangan ke arah persamaan seperti yang dilakukan oleh gerakan feminis
Women Liberation Women Lib di Amerika Serikat Santoso, 2009:143. Pola-pola kekerasan selalu berada dalam ruang kekuasan, keduanya tidak
dapat dipisahkan. Kehadiran kekeuasaan mengandaikan mekanisme kekusaan tertentu. Interaksi kekeuasaan untuk mendapatkan dominasi membutuhkan
mekanisme objektif agar dapat diterima oleh individu atau kelompok yang dikuasai. Mekanisme ini berjalan halus, tidak terasa, bahkan secara bawah sadar
sehingga yang dikuasai tidak sadar, patuh, dan menerima begitu saja. Mekanisme seperti ini yang disebut kekerasan simbolik. Kekerasan simbolik bekerja dengan
menyembunyikan pemaksaan dominasi untuk menjadi sesuatu yang diterima Fashri dalam Anang Santoso. Inilah yang kemudian membuat mereka yang
terdominasi menjadi tidak keberatan untuk dikuasai dan masuk dalam lingkaran dominasi Santoso, 2009:146-147.
2.2.3 Perempuan