yang mengungkapkan tidak ada keterkaitan antara uang saku dengan pembelian impulsif.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan faktor-faktor pembelian impulsif dapat dikategorikan menjadi faktor pemasaran
atau marketing, faktor produk, dan faktor konsumen. Pada faktor pemasaran terdapat dorongan murni, dorongan karena saran, dorongan
karena ingatan, dan dorongan tidak terencana. Faktor produk yang terdiri atas produk relatif murah, produk berukuran kecil atau ringan,
dan produk memiliki jangka waktu singkat. Sedangkan faktor konsumen terdapat gender, sosial demografi dan sosial ekonomi.
B. Mahasiswa Kos dan Mahasiswa Tinggal dengan Orang Tua
Berdasarkan Tingkat Kemandirian. 1. Definisi Kemandirian
Menurut Steinberg, 2002 kemandirian dapat didefinisikan sebagai kemampuan individu dalam bertingkah laku, merasakan
sesuatu, dan mengambil keputusan berdasarkan kehendaknya sendiri. Jihadah. U, dkk. 2002 menambahkan bahwa kemandirian merupakan
suatu sikap yang harus dipenuhi individu dalam menentukan masa depan yang lepas dari ketergantungan pada orang lain, kemandirian ini
tidak dapat berkembang secara instant atau langsung jadi. Erikson dalam Monk, dkk, 2006 menegaskan bahwa seorang
individu yang dinyatakan memiliki kemandirian dapat melepaskan diri
dari pengaruh orang tua, memiliki inisiatif, tanggung jawab, percaya diri dan kreatif.
Senada dengan hal tersebut, Anggraeni 2013 menyatakan bahwa, kemandirian dapat di definisikan sebagai kemampuan
individu yang tidak hanya mengambil keputusan namun dapat bertanggung jawab atas berperilaku, disertai pengambilan keputusan
yang diikuti dengan menurunnya ketergantungan pada orang lain. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan kemandirian
merupakan kemampuan individu dalam bertingkah laku, merasakan sesuatu dan membuat keputusan sendiri dengan bertanggung jawab
tanpa bantuan orang lain. Kemandirian merupakan sikap yang harus dipenuhi individu dalam menentukan masa depan dan tidak dapat
berkembang secara instant atau langsung jadi.
2. Kemandirian Remaja Akhir
Batubara, 2010 mengatakan bahwa remaja merupakan periode kritis peralihan anak menjadi dewasa, berbagai perubahan hormonal,
fisik psikologis maupun sosial terjadi berlangsung cepat dan terkadang tidak disadari. Perubahan mengakibatkan perubahan perilaku remaja
pada lingkungannya dan dapat diatasi pada akhir remaja untuk menghadapi masa dewasanya Batubara, 2010.
Santrock 2007 mengutarakan bahwa masa perkembangan remaja akhir diusia 18-22 tahun. Batubara 2010 menambahkan
bahwa remaja akhir dimulai pada usia 18 tahun yang ditandai dengan
matangnya maturitas fisik secara sempurna, hal itu ditandai dengan mampu memikirkan ide, indentitas diri menjadi lebih kuat, lebih
menghargai orang lain, emosi lebih stabil, lebih memikirkan masa depan, lebih konsisten dan bertanggung jawab. Masa remaja ialah
masa seseorang sudah dapat memutuskan pilihan yang dirasa tepat untuk dirinya Santrock, 2007. Menurut Sarlito 2002 rentang usia
remaja ialah 14-24 tahun. Pada remaja akhir, remaja sudah lebih mandiri dan berkompeten dalam menentukan masa depannya
termasuk membeli sesuai kebutuhannya dan memikirkan dampak atau resikonya Kreating dalam Santrock, 2007. Mandiri dalam
pengambilan keputusan pada remaja akhir merupakan proses terampil yang dipelajari dikehidupan sehari-hari dan menuntut proses kognitif
yang lebih tinggi dan seringkali lebih sempurna Ganzel dan Jacobs dalam Santrock, 2007
Kemandirian yang bertanggung jawab harus dipenuhi individu di masa remaja. Kemandirian merupakan salah satu indikator remaja
mencapai kedewasaan dengan kemampuannya dalam melakukan segala sesuatu sendiri tanpa harus bergantung dengan orang lain
Patriana, 2007. Mahasiswa merupakan remaja akhir yang pada umumnya
memiliki rentang usia 18-22 tahun yakni selama 4 tahun atau 8 semester. Hal ini menandakan bahwa mahasiswa berada pada masa
perkembangan remaja akhir. Mahasiswa pada masa remaja akhir