Definisi Pembelian Impulsif Pembelian Impulsif

2. Aspek Pembelian Impusif

Pembelian impulsif terdiri atas dua aspek yakni aspek kognisi dan emosi. Sebelumnya Rook 1987 menyimpulkan bahwa pembelian impulsif terdiri dari empat aspek yaitu aspek spontan , aspek kekuatan, aspek stimuli, aspek tidak peduli pada konsekuensi. Hal tersebut dikelompokkan Verplanken Herabadi 2001 menjadi dua aspek yakni aspek spontan dan aspek tidak peduli akan konsekuensi mencerminkan aspek kognisi serta aspek emosi terdiri atas aspek stimuli dan aspek kekuatan. Meski demikian, Verplanken Herabadi 2001 mengatakan bahwa pada setiap pembelian impulsif hanya memunculkan satu aspek yang dominan. Aspek pembelian impulsif menurut Verplanken Herabadi 2001 yaitu: a. Aspek Kognitif Aspek ini berfokus pada proses kognitif individu yang meliputi: individu kurang dalam melakukan pertimbangan harga dengan manfaat suatu produk, kurang memberikan penilaian terhadap suatu pembelian produk dan kurang membandingan produk yang akan dibeli dengan produk yang mungkin lebih berguna. Rook 1987 mengatakan pada aspek kognitif terdapat pembelian impulsif secara spontan yakni pembelian yang cenderung mendadak, dan cepat dikarenakan promosi atau pengaruh stimulus visual yang menarik dan pembelian impulsif seringkali mengabaikan atau kecenderungan tidak peduli pada konsekuensinya Rook, 1987. b. Aspek Emosional Aspek ini berfokus pada kondisi emosional konsumen yang meliputi: munculnya dorongan perasaan untuk segera melakukan pembelian, munculnya perasaan senang dan puas setelah melakukan pembelian. Rook 1987 berpendapat, pada aspek emosional ini terdapat kekuatan impuls dan intensitas yakni pembelian yang harus dilakukan karena merasa sangat memerlukan serta munculnya stimuli dan kegembiraan yakni pembelian disertai dengan dorongan perasan gembira yang kuat dan seringkali terlepas dari kontrol Rook, 1987. Berdasarkan aspek-aspek tersebut dapat disimpulkan individu pada aspek kognitif melakukan pembelian impulsif dengan cenderung kurang dalam melakukan pertimbangan, pemberian penilaian dan membandingkan produk yang akan dibeli dengan produk lain yang lebih berguna sehingga mengabaikan konsekuensinya, sedangkan pada aspek emosional individu melakukan pembelian impulsif dengan menekankan perasaan senang dan puas yang muncul secara tiba-tiba dan merasa sangat memerlukan.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelian Impulsif

Menurut Loudon dan Bitta 1993 faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian impulsif dapat dikategorikan menjadi tiga bagian, yakni faktor pemasaran atau marketing, faktor produk dan faktor konsumen. Faktor pemasaran atau marketing merupakan faktor dari luar individu yang mendorong konsumen melakukan pembelian impulsif, faktor produk merupakan faktor tampilan produk yang membuat individu tertarik membeli suatu produk sehingga membeli secara impulsif dan faktor karakteristik konsumen yakni faktor dari dalam diri individu dan mempengaruhi individu dalam pembelian impulsif. Faktor pemasaran atau marketing menurut Loudon dan Bitta 1993, yaitu: dorongan murni pure impulse yaitu berupa dorongan untuk membeli produk baru atau menghentikan pola pembelian yang sebelumnya, dorongan karena saran suggestion impulse yang didasarkan karena saran dari orang lain, misalkan teman atau sales promotion, dorongan karena ingatan reminder impulse karena teringat akan produk yang terdapat diiklan, display maupun katalog dan dorongan yang tidak terencana planned impulse untuk membeli berdasarkan kupon, diskon, voucher yang direncanakan meski kurang berguna Loudon dan Bitta,1993. Faktor produk menurut Loudon dan Bitta 1993, yakni: Harga yang relatif murah, produk berukuran kecil, produk digunakan dalam