Perbedaan kecenderungan pembelian impulsif antara mahasiswa kos dan mahasiswa tinggal dengan orang tua.

(1)

PERBEDAAN KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF ANTARA MAHASISWA TINGGAL DI KOS DAN MAHASISWA TINGGAL DENGAN

ORANG TUA

Lukas Andrianto

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kecenderungan pembelian impulsif antara mahasiswa tinggal di kos dan mahasiswa tinggal dengan orang tua. Hipotesis penelitian ini adalah ada perbedaan kecenderungan pembelian impulsif antara mahasiswa tinggal di kos dan mahasiswa tinggal dengan orang tua, mahasiswa tinggal dengan orang tua memiliki kecenderungan pembelian impulsif lebih tinggi dibandingkan mahasiswa tinggal di kos. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa tinggal di kos dan mahasiswa tinggal dengan orang tua Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, terdiri dari 100 mahasiswa tinggal di kos dan 100 mahasiswa tinggal dengan orang tua yang berusia 18-22 tahun. Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif. Metode pengumpulan data penelitian adalah dengan menyebarkan skala kemandirian dan skala kecenderungan pembelian impulsif pada subjek penelitian. Skala ini telah diuji reliabilitasnya dengan mengunakan koef. Alpha (α) Cronbach senilai 0,895 untuk skala Kemandirian dan 0,950 untuk skala pembelian impulsif. Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan Uji T. Hasil analisis Mann Whitney U Test dengan signifikansi sebesar 0.000 yang berarti hipotesis penelitian yang menyatakan ada perbedaan kecenderungan pembelian impulsif antara mahasiswa tinggal di kos dengan mahasiswa tinggal dengan orang tua.

Kata kunci: Pembelian Impulsif, mahasiswa tinggal di kos dan Mahasiswa tinggal dengan orang tua.


(2)

THE DIFFERENCE IN THE IMPULSIVE BUYING TENDENCY BETWEEN STUDENTS LIVING IN BOARDING HOUSES AND STUDENTS LIVING

WITH THEIR PARENTS

Lukas Andrianto

ABSTRACT

This research aimed to examine the difference in the impulsive buying tendency between students living in boarding houses and students living with their parents. The research hypothesis predicted that there was a difference in the impulsive buying tendency between students living in boarding houses and students living with their parents and that the students living with their parents had a higher tendency for impulse buying than those living in boarding houses. The research subjects were students of Sanata Dharma University, Yogyakarta which consisted of 100 students living in boarding houses and 100 students living with their parents aged 18 to 22 years olds. This was comparative research. The data were collected by distributing the “Independence”

Scale and the “Impulsive Buying Tendencies” Scale to the research subjects. These scales had undergone an examination in terms of their reliability using a Cronbach’s alpha coefficient (α), with values by 0.895 and 0.950 for the “Independence” Scale and the “Impulsive Buying Tendencies” Scale, respectively. The obtained research data were analyzed using a t-test. The analysis of the Mann Whitney U test with significance by 0.000. These findings implied that the research hypothesis assuming that there was a difference in the impulsive buying tendency between students living in boarding houses and students living with their parents was accepted.

Keyword: impulsive buying, university students living in boarding houses and university students living with their parents.


(3)

PERBEDAAN KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF ANTARA MAHASISWA KOS DAN MAHASISWA TINGGAL DENGAN

ORANG TUA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

Disusun Oleh : Lukas Andrianto

109114072

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

(5)

(6)

iv

HALAMAN MOTTO

Hidup ini adalah perjuangan Ternyata aku tak sendiri

Banyak yang terjadi dan kulampaui hingga sekarang ini. Ada air mata, kekecewaan dan kesedihan yang terjadi

serta

Banyak senyum, hati dan cinta yang mendukung hidup ini Terima kasih atas kepercayaan dan kasihnya Aku berjuang dengan Tuhan Jesus dan kasihmu

Aku percaya aku bisa melaluinya

Hidup ini adalah pilihan Setiap pilihan memiliki tantangan

Percayakan pada Tuhan Jesus Pilihlah yang menurutmu terbaik dan benar berjuanglah pada pilihanmu dan bimbinganNya

karena dengan penyertaanNya, Kita dapat memenangkan pertarungan hebat


(7)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan bagi,

 Tuhan Yesus Kristus.

 Keluargaku: Papa (Andreas Sutanto), Mama (Eunike Desya Kartika), Kakak (Timotius Andrianto), Adik (Yohana Elvina Andrianto).

 Kekasihku (Monica Candra Dewi).


(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah di sebutkan dalam daftar pustaka sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.

Yogyakarta, 15 Januari 2016

Penulis


(9)

vii

PERBEDAAN KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF ANTARA MAHASISWA TINGGAL DI KOS DAN MAHASISWA TINGGAL DENGAN

ORANG TUA

Lukas Andrianto

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kecenderungan pembelian impulsif antara mahasiswa tinggal di kos dan mahasiswa tinggal dengan orang tua. Hipotesis penelitian ini adalah ada perbedaan kecenderungan pembelian impulsif antara mahasiswa tinggal di kos dan mahasiswa tinggal dengan orang tua, mahasiswa tinggal dengan orang tua memiliki kecenderungan pembelian impulsif lebih tinggi dibandingkan mahasiswa tinggal di kos. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa tinggal di kos dan mahasiswa tinggal dengan orang tua Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, terdiri dari 100 mahasiswa tinggal di kos dan 100 mahasiswa tinggal dengan orang tua yang berusia 18-22 tahun. Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif. Metode pengumpulan data penelitian adalah dengan menyebarkan skala kemandirian dan skala kecenderungan pembelian impulsif pada subjek penelitian. Skala ini telah diuji reliabilitasnya dengan mengunakan koef. Alpha (α) Cronbach senilai 0,895 untuk skala Kemandirian dan 0,950 untuk skala pembelian impulsif. Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan Uji T. Hasil analisis Mann Whitney U Test dengan signifikansi sebesar 0.000 yang berarti hipotesis penelitian yang menyatakan ada perbedaan kecenderungan pembelian impulsif antara mahasiswa tinggal di kos dengan mahasiswa tinggal dengan orang tua.

Kata kunci: Pembelian Impulsif, mahasiswa tinggal di kos dan Mahasiswa tinggal dengan orang tua.


(10)

viii

THE DIFFERENCE IN THE IMPULSIVE BUYING TENDENCY BETWEEN STUDENTS LIVING IN BOARDING HOUSES AND STUDENTS LIVING

WITH THEIR PARENTS

Lukas Andrianto

ABSTRACT

This research aimed to examine the difference in the impulsive buying tendency between students living in boarding houses and students living with their parents. The research hypothesis predicted that there was a difference in the impulsive buying tendency between students living in boarding houses and students living with their parents and that the students living with their parents had a higher tendency for impulse buying than those living in boarding houses. The research subjects were students of Sanata Dharma University, Yogyakarta which consisted of 100 students living in boarding houses and 100 students living with their parents aged 18 to 22 years olds. This was comparative research. The data were collected by distributing the “Independence”

Scale and the “Impulsive Buying Tendencies” Scale to the research subjects. These scales had undergone an examination in terms of their reliability using a Cronbach’s alpha coefficient (α), with values by 0.895 and 0.950 for the “Independence” Scale and the “Impulsive Buying Tendencies” Scale, respectively. The obtained research data were analyzed using a t-test. The analysis of the Mann Whitney U test with significance by 0.000. These findings implied that the research hypothesis assuming that there was a difference in the impulsive buying tendency between students living in boarding houses and students living with their parents was accepted.

Keyword: impulsive buying, university students living in boarding houses and university students living with their parents.


(11)

ix

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Lukas Andrianto

Nomor Mahasiswa : 109114072

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Perbedaan Kecenderungan Impulsif Buying antara Mahasiswa Kos dan Mahasiswa Tinggal dengan Orang tua

Berserta perangkat yang di perlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 15 Januari 2016 Yang menyatakan


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang maha Esa atas penyertaan dan berkatnya sehingga Skripsi dengan judul “Perbedaan Kecenderungan impulsif buying antara Mahasiswa kos dan mahasiswa tinggal dengan orang tua” dapat terselesaikan dengan baik.

Selama menulis Skripsi ini, penulis menyadari bahwa begitu banyak pihak telah berkontribusi besar dalam proses pengerjaan Skripsi ini, dengan demikian Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si sebagai dekan Fakultas Psikologi

2. Ibu Ratri Sunar Astuti,S.Psi., M.Si Sebagai Kaprodi Fakultas Psikologi

3. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti M.S. selaku Dosen Pembimbing Akademik. Terima kasih atas bimbingan dan perhatian selama kuliah hingga selesai ini.

4. Ibu P. Henrietta PDADS., M.A, selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Terima kasih atas bimbingan, kerjasama, ilmu, perhatian, dan support yang telah diberikan hingga Skripsi ini selesai.

5. Bapak R. Landung Eko P., M.Psi dan Mas TM. Raditya Hernawa, M.Psi selaku dosen penguji yang telah membagikan ilmunya.


(13)

xi

6. Mas Gandung, Ibu Nanik, Mas Doni, dan Mas Muji, Pak Gie, terima kasih atas keramahan dan pelayanan yang begitu hangat selama menimba ilmu di Fakultas Psikologi.

7. Bapak dan Ibu yang tidak pernah hentinya mendoakan dan mengupayakan seluruh tenaga dan jiwanya untuk mendukung penulis sampai masa studi ini selesai, terima kasih.

8. Kakak dan adikku yang paling hebat, Timotius Andrianto dan Yohana Elvina Andrianto yang selalu menghiburku dalam keadaan yang menjenuhkan sekalipun. Terima kasih

9. Sahabatku Rizky Setiawan, Hugo Sitha Prabangkara, Matheus Defianto Saputra, Om Doni dan Om Muji, Om Sadiman atas saran dan dukungannya.

10. Keluarga besar P2TKP, Pak Priyo, Pak Tius, Mbak Thia, Pak Landung, Pak Adi, Pak Toni, Anju, Efrem, Lito, Bella, Bibin, Grace, Ardi, Pudar, Christi, Tjia, Ester, Estu, Fiona, Lenny, Jejes, Natasya, Pipit, Retha, Rika, Shasa, Stanis, Tiara, Wuri,Yovi, Retha, Anin, dan asisten P2TKP angkatan 2015 Terima kasih atas dukungan dan perhatiannya.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan skripsi ini, terima kasih.

Saya menyadari dalam pembuatan skripsi ini ada kesalahan yang saya perbuat. Oleh karena itu saya mengucapkan maaf kepada semua pihak yang telah dirugikan. Penelitian ini juga masih jauh


(14)

xii

dari kata sempurna sehingga besar harapan saya untuk mendapatkan kritik dan saran yang membangun demi perkembangan penelitian selanjutnya. Akhir kata, saya ucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 12 Oktober 2015


(15)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

ABSTRAK... vii

ABSTRACT... viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN... xx

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. LATAR BELAKANG... 1

B. RUMUSAN MASALAH... 8

C. TUJUAN PENELITIAN... 8

D. MANFAAT PENELITIAN... 8

1. Teoritis... 8

2. Praktis... 9


(16)

xiv

A. PEMBELIAN IMPULSIF... 10

1. Definisi Pembelian Impulsif... 10

2. Aspek Pembelian Impulsif... 12

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelian Impulsif... 14

B. MAHASISWA KOS DAN MAHASISWA TINGGAL DENGAN ORANG TUA BERDASARKAN TINGKAT KEMANDIRIAN 16 1. Definisi Kemandirian... 16

2. Kemandirian Remaja Akhir... 17

3. Aspek Kemandirian Remaja Akhir... 19

4. Definisi Mahasiswa Kos... 20

5. Definisi Mahasiswa Tinggal Dengan Orang Tua... 21

C. DINAMIKA PERBEDAAN KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF PADA MAHASISWA KOS DAN MAHASISWA TINGGAL DENGAN ORANG TUA... 22

D. HIPOTESIS... 24

BAB III METODE PENELITIAN... 25

A. JENIS PENELITIAN... 25

B. IDENTIFIKASI VARIABEL... 25

C. DEFINISI OPERATIONAL... 25

1. Kecenderungan Pembelian Impulsif... 25

2. Kemandirian Mahasiswa Kos dan Mahasiswa Tinggal dengan Orang Tua... 26


(17)

xv

E. METODE PENGUMPULAN DATA... 27

1. Skala Kemandirian Mahasiswa... 27

2. Skala Pembelian Impulsif... 28

F. VALIDITAS DAN RELIABLITAS... 27

1. Validitas... 29

2. Seleksi Item... 30

3. Reliabilitas... 32

G. METODE ANALITIS DATA... 34

1. Uji Normalitas... 34

2. Uji Homogenitas Sampel... 34

3. Uji Hipotesis... 35

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN... 36

A. PELAKSANAAN PENELITIAN... 36

B. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN... 36

1. Data Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin... 36

2. Data Subjek Berdasarkan Usia... 37

3. Data Subjek Berdasarkan Tempat Tinggal... 37

C. DESKRIPSI DATA PENELITIAN... 38

1. Mean Teoritik dan Mean Empirik... 38

2. Uji One Sampel T-Tes Skala Kemandirian... 39

3. Uji One Sampel T-Tes Skala Pembelian Impulsif... 40


(18)

xvi

1. Uji Normalitas... 40

2. Uji Homogenitas... 44

a. Uji Homogenitas Skala Kemandirian... 44

b. Uji Homogenitas Skala Pembelian Impulsif... 44

3. Uji Hipotesis... 45

a. Hipotesis... 45

b. Penelitian Tambahan... 47

E. PEMBAHASAN... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 55

A. Kesimpulan... 55

B. Saran... 55

DAFTAR PUSTAKA... 57


(19)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Blue Print Distribusi Item Skala Kemandirian (Uji Coba)... 28

Tabel 3.2 Blue Print Distribusi item Skala Pembelian Impulsif (Uji Coba)... 29

Tabel 3.3 Daya beda Item Skala Kemandirian... 31

Tabel 3.4 Daya beda Item Skala Pembelian Impulsif... 31

Tabel 3.5 Keofisien Reliabilitas Skala Kemandirian sebelum digugurkan... 33

Tabel 3.6 Keofisien Reliabilitas Skala Kemandirian Setelah Digugurkan... 33

Tabel 3.7 Keofisien Reliabilitas Skala Pembelian Impulsif Sebelum Digugurkan... 33

Tabel 3.8 Keofisien Reliabilitas Skala Pembelian Impulsif Setelah Digugurkan... 33

Tabel 4.1 Data Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin... 36

Tabel 4.2 Data Subjek Berdasarkan Usia... 37

Tabel 4.3 Data Subjek Berdasarkan Tempat Tinggal... 37

Tabel 4.4 Deskripsi Data Variabel Kemandirian... 38

Tabel 4.5 Deskripsi Data Variabel Pembelian Impulsif... 38

Tabel 4.6 Uji One Sampel T-Tes Skala Kemandirian... 39

Tabel 4.7 Uji One Sampel T-Tes Skala Pembelian Impulsif... 40


(20)

xviii

Tabel 4.9 Uji Normalitas Skala Pembelian Impulsif... 38 Tabel 4.10 Uji Homogenitas Skala Kemandirian... 44 Tabel 4.11 Uji Homogenitas Skala Pembelian Impulsif... 45 Tabel 4.12 Uji Mann-Whitney Pembelian Impulsif antara mahasiswa kos dan Mahasiswa tinggal dengan Orang Tua... 46 Tabel 4.13 Uji Mean Mann-Whitney Test Skala Pembelian impulsif Antara

Mahasiswa Tinggal dengan Orang Tua dan Mahasiswa Tinggal di Kos... 46 Tabel 4.14 Uji Mann-Whitney Skala Kemandirian Antara Mahasiswa

Perempuan dan Mahasiswa Laki-laki... 47 Tabel 4.15 Uji Mean Mann-Whitney Skala Kemandirian Antara Mahasiswa

Perempuan dan Mahasiswa Laki-laki... 48 Tabel 4.16 Uji Mann-Whitney Skala Kemandirian Antara Mahasiswa Kos dan

Mahasiswa Tinggal dengan Orang Tua... 48 Tabel 4.17 Uji Mann-Whitney Skala Pembelian Impulsif Antara Mahasiswa

Perempuan dan Mahasiswa Laki-laki... 49 Tabel 4.18 Uji Linearitas Antara Kemandirian dengan Pembelian

Impulsif... 50 Tabel 4.19 Uji Correlations Antara Kecenderungan Kemandirian dan


(21)

xix

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1. Skema Penelitian Perbedaan Pembelian Impulsif pada Mahasiswa Kos dan Mahasiswa Tinggal dengan Orang Tua... 24 GAMBAR 2. Plot Skala Kemandirian... 42 GAMBAR 3. Plot Skala Pembelian Impulsif... 43


(22)

xx

DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 :

1. Skala Kecenderungan Kemandirian untuk Uji Coba 2. Reliabilitas Skala Kemandirian Uji coba untuk 24 item 3. Tabel Seleksi Item Gugur dan Item Tetap (terpilih dan tidak

terpilih)

4. Reliabilitas Skala Kemandirian Setelah Uji Coba LAMPIRAN 2 :

1. Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif untuk Uji Coba 2. Reliabilitas Skala Uji coba untuk 40 item

3. Tabel Seleksi Item Gugur dan Item Tetap (terpilih dan tidak terpilih)

4. Reliabilitas Pembelian Impulsif Setelah Uji Coba LAMPIRAN 3:

1. Skala Kecenderungan Kemandirian untuk Penelitian 2. Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif untuk Penelitian 3. Uji Asumsi Normalitas Data : One-Sampel


(23)

xxi

4. Uji Asumsi Homogenitas Varians Data: Levene Test 5. Uji Hipotesis: Independent Sampel T-Tes


(24)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Disadari atau tidak, era globalisasi mempengaruhi gaya hidup konsumen. Di Amerika Serikat 4,2 juta dollar dikeluarkan untuk pembelian permen dan majalah dikarenakan tertarik bujukan sales. Hal tersebut disebabkan oleh pola masyarakat yang membeli tanpa direncanakan (Kacen dan Lee, 2002). Pola masyarakat yang membeli tanpa direncanakan membuat individu lebih menggunakan faktor mood dan tahap emosional untuk memutuskan pembelian (Rook dan Gardner, 1993). Menurut AC Neilsen (2007) sebanyak 85% pembelian produk dipasar modern merupakan pembelian tanpa direncanakan (unplanned

buying). Persentase pembelian tersebut mengambarkan masyarakat selama

ini membeli bukan berdasarkan manfaatnya dan hal ini disebut sebagai

impulsive buying atau pembelian impulsif. Rook (1987) menyatakan

bahwa pembelian impulsif adalah pembelian yang sering dilakukan sehari-hari, tidak terencana namun perilaku tersebut memiliki sifat yang kuat, spontan, mendesak untuk segera dibeli, serta muncul perasaan senang dan bersemangat.

Liputan6.com pada tanggal 23 Juli 2013 mengatakan terdapat perbedaan pembelian impulsif di Amerika dan di Asia. Pembelian impulsif


(25)

di Amerika terjadi penurunan sedangkan pembelian Impulsif di Asia mengalami peningkatan dan berdampak pada krisis keuangan. Mansur, D. dan Jalal, A. (2011) menyatakan pada tahun 2008-2009 di Asia Tenggara 78% penduduknya telah merasakan dampak dari krisis keuangan yakni tingginya harga kebutuhan dan melonjaknya kemiskinan penduduk. Secara khusus Korea Selatan 82%, dan Arab 59% penduduknya telah mempercayai negaranya dalam keadaan krisis keuangan, hal tersebut dikarenakan kebutuhan akan barang mewah tidak sebanding dengan pendapatan negara mereka (Mansur, D. dan Jalal, A. 2011).

Berdasarkan hasil survei AC Neilsen di 58 negara, Indonesia menjadi negara terkonsumtif dalam membelanjakan uang tanpa diimbangi penghasilannya (vivanews.com, 2013 dan medanbisnisdaily.com,2014). Hal tersebut didukung dengan semakin mudahnya masyarakat dalam membuat kartu kredit dan semakin banyaknya produk-produk dengan potongan harga yang menarik (economy.okezone.com,2011). Selain itu perilaku masyarakat yang mudah tertarik membeli produk yang pernah muncul di televisi atau koran, membeli produk berukuran kecil, serta produk mudah disimpan mendukung dalam meningkatnya pembelian

impulsif (Sanyogo, 2013).

Loudon dan Bitta (1984) mengemukakan bahwa pembelian

impulsif sering dilakukan masyarakat secara massal pada periode tertentu

atau disebut trend. Senada dengan hal tersebut Ancok (1995) berpendapat bahwa pembelian Impulsif adalah pembelian berdasarkan trend, hal ini


(26)

dikarenakan seseorang membeli barang yang tidak benar-benar dibutuhkan atau semata-mata hanya mencoba dan tidak membutuhkannya. Tambunan (2001) menambahkan bahwa pembelian Impulsif adalah tindakan membeli barang-barang yang kurang atau tidak diperhitungkan, sehingga sifatnya menjadi berlebihan.

Pembelian impulsif memiliki konsekuensi negatif yakni kekecewaan yang diterima antara lain: kesulitan keuangan, kekecewaan dikarenakan membeli tidak sesuai kebutuhan dan mendapat ketidaksetujuan atas barang yang dibeli oleh teman ataupun orang tua (Rook, 1987). Pembelian impulsif mengakibatkan kesulitan keuangan hal tersebut dikarenakan pengeluaran yang dikeluarkan tidak sebanding dengan pendapatannya (Ditmar 2005 dalam Kurnia NI, 2013). Selain itu konsumen yang melakukan pembelian impulsif akan mengalami kekecewaan dari relasinya dikarenakan membeli tidak didasarkan kebutuhan namun, perasaan senang sesaat (Ditmar 2005 dalam Kurnia NI, 2013)

Mowen dan Minor (2002) berpendapat pembelian impulsif sering dilakukan pada masa remaja, hal tersebut dilakukan agar dapat diterima oleh teman-temannya, dan didukung dengan perubahan fisik. Perubahan fisik pada remaja mengakibatkan remaja disibukkan dengan mengembangkan citra dirinya terutama mengenai tampilan fisiknya (Santrock,2002). Lin; Chuang, (2005) serta, Lin; Chen, (2012) berpendapat remaja merupakan target produsen dengan menjual produk


(27)

untuk usia remaja. Remaja akan mengamati perubahan fisik pada dirinya dan membandingkan dengan artis atau teman sebayanya (e-magazine/marketing.co.id). Hal ini membuat remaja berperilaku membeli dengan mencoba berbagai macam produk kecantikan, produk diet dan mengeluarkan banyak biaya, sehingga pembelian impulsif sering dialami remaja (Lin dan Chen, 2012).

Masa remaja ialah masa seseorang sudah dapat memutuskan pilihan yang dirasa tepat untuk dirinya (Santrock, 2002). Menurut Sarlito (2002) rentang usia remaja ialah 14-24 tahun. Pada remaja akhir, remaja sudah lebih berkompeten dalam menentukan masa depannya termasuk membeli sesuai kebutuhannya dan memikirkan dampak atau resikonya (Kreating dalam Santrock, 2002). Pengambilan keputusan pada remaja akhir merupakan keterampilan pada kehidupan sehari-hari dan proses kognitif yang lebih tinggi dan seringkali lebih sempurna (Ganzel dan Jacobs dalam Santrock, 2002)

Mahasiswa termasuk dalam masa remaja akhir, yaitu masa ia sudah melewati tahap pencarian identitas (Santrock, 2002). Pada tahap ini, seseorang sudah dapat menerima dan bertanggung jawab atas dirinya (Santrock, 2002). Menurut Mappie (1982, dalam Wiranti, 2013) pada remaja kemandirian sudah terbentuk disaat membuat keputusan, bertindak sesuai dengan keputusannya dan bertanggung jawab atas keputusannya. Menurut Santrock (2002) remaja akhir dalam mengambil keputusan dapat membentuk kemandirian ekonomi dan kepribadiannya.


(28)

Kemandirian remaja akhir diperlukan untuk mempersiapkan diri dimasa depan serta tidak kesulitan dimasa dewasanya dengan melakukan segala sesuatu secara bertanggung jawab tanpa bergantung orang lain (Patriana, 2007). Menurut Syafarudin (2012) kemandirian remaja memiliki beberapa aspek yakni aspek emosi, aspek ekonomi, aspek intelektual dan aspek sosial. Aspek-aspek pada kemandirian remaja akhir diperlukan untuk membantu kemandirian mahasiswa dimasa depannya.

Mahasiswa dalam menentukan masa depannya dapat menentukan lembaga pendidikan yang sesuai dengan minatnya. Mahasiswa dapat menentukan lembaga pendidikan di kota tempat tinggalnya dan dapat tinggal bersama orang tua ataupun mahasiswa dapat menentukan lembaga pendidikan diluar kota tempat tinggalnya dan memilih bertempat tinggal jauh berpisah dengan orang tua dengan cara kos. Berdasarkan penelitian sebelumnya (Nainggolan IS, 2012) menghasilkan penelitian bahwa 80% mahasiswa USU (Universitas Sumatera Utara) lebih memilih tinggal di kos dibandingkan tinggal dengan orang tua. Pengawasan orang tua dan jarak yang jauh membuat mahasiswa kos memiliki gaya hidup lebih bertanggung jawab, berprinsip, mandiri dan membeli barang sesuai kebutuhan dibandingkan mahasiswa tinggal dengan orang tua yang kebutuhannya masih diawasi dan jarak yang dekat mempermudah orang tua dalam membantu memenuhi kebutuhannya (Nainggolan IS, 2012).

Menurut Arifin AS (2009) mahasiswa kos adalah seseorang yang bermukim dengan menyewa suatu ruangan dalam periodik waktu tertentu,


(29)

anak kos memiliki kewajiban untuk membayar dan mematuhi perjanjian misalkan membayar listrik dan air. Menurut Lampung post, (2011) Anak kos hidup bertempat tinggal terpisah dengan orang tua dan harus mencukupi kebutuhannya secara bijak karena tidak setiap waktu mendapat kiriman dari orang tua. Anak kos berdasarkan tanggung jawabnya dituntut lebih mandiri mengelola keuangan dibandingkan mahasiswa tinggal dengan orang tua (Lampung post, 2011). Mahasiswa tinggal dengan orang tua atau seorang anak yang hidup serumah bersama dengan orang tua memiliki kecenderungan meniru perilaku orang tua, sehingga ketika orang tua berperilaku pembeli secara impulsif maka anak akan meniru perilaku orang tua (Setiawati dkk, 2004)

Berdasarkan tempat tinggalnya mahasiswa dapat belajar lebih mandiri dalam mengelola keuangan. Hal ini juga didukung, Ratih Puspita Dewi (2011) pada penelitiannya mengenai Hubungan Kemandirian dengan perilaku konsumtif. Penelitiannya menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan negatif antara kemandirian dengan perilaku konsumtif, artinya semakin tinggi kemandirian maka semakin rendah tingkat perilaku konsumtifnya. Sebaliknya, semakin rendah kemandirian maka semakin tinggi perilaku konsumtifnya.

Kemandirian pada mahasiswa juga didukung pada hasil wawancara pada Selasa, 18 Februari 2014 dengan delapan mahasiswa yang mengatakan bahwa mereka lebih dituntut untuk mandiri dibandingkan saat SMA (Sekolah Menengah Atas), tempat tinggal jauh dari orang tua


(30)

membuat mereka lebih mandiri dalam melakukan banyak aktivitas sendiri, Misalkan: mencuci baju, mencuci alat makan, membersihkan tempat tidur, mengatasi sakit sendiri, memasak ataupun menyediakan makan sendiri tanpa dibantu orang lain. Mereka mengaku memperoleh uang saku 500 ribu hingga 1.5 juta per bulan dan hal tersebut lebih besar dibandingkan saat di bersekolah di SMA. Mahasiswa kos memiliki uang saku lebih besar namun masih perlu membayar laundry, iuran kebersihan, iuran kompor (jika memasak), iuran listrik sebesar 50 ribu hingga 150 ribu bergantung dengan fasilitas kelengkapan di ruang kos misalkan: Televisi, dispenser dan Air conditioner dan pengeluaran lainnya.

Pada wawancara diperoleh juga informasi mengenai besarnya uang saku yakni mahasiswa tinggal dengan orang tua memiliki uang saku lebih rendah dibandingkan mahasiswa kos, namun memiliki pengeluaran lebih sedikit dibandingkan mahasiswa tinggal di kos hal ini dikarenakan pada mahasiswa tinggal di rumah sudah tercukupi pada kebutuhan kepribadian dan konsumsinya di rumah. Mahasiswa tinggal dengan orang tua lebih menggunakan uang sakunya untuk bensin, keperluan kuliah dan pengeluaran lainnya. Mahasiswa tinggal dengan orang tua cenderung kurang mandiri dalam mengelola keuangannya meskipun memiliki uang saku lebih rendah dan Mahasiswa kos cenderung lebih mandiri dalam mengelola pengeluarannya dikarenakan kebutuhan yang lebih beragam dan membutuhkan jangka waktu sebelum memperoleh uang saku kembali. Pentingnya penelitian ini, kita dapat mengetahui apakah perbedaan


(31)

kemandirian yang dimiliki remaja berdasarkan perbedaan tempat tinggal, memiliki perbedaan dalam kencenderungan pembelian impulsifnya.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelian Impulsif sering dilakukan oleh remaja. Mahasiswa merupakan remaja akhir memiliki kemandirian untuk menentukan masa depan yang bertanggung jawab tanpa bantuan dengan orang lain dan perbedaan tempat tinggal membedakan mahasiswa dalam melakukan pembelian impulsif.

Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan kecenderungan pembelian impulsif antara Mahasiswa kos dan Mahasiswa tinggal dengan orang tua?

A. Tujuan Penelitian

Tujuan dengan adanya penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kecenderungan pembelian impulsif antara mahasiswa kos dan mahasiswa tinggal dengan orang tua.

B. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan psikologi khususnya psikologi konsumen mengenai kecenderungan pembelian impulsif.


(32)

2. Manfaat praktis

Berdasarkan penelitian ini, mahasiswa dapat menilai tingkat pembelian impulsif dan dapat digunakan untuk melakukan evaluasi dirinya, sedangkan pada orang tua dapat berguna untuk mengawasi dan pemberikan pendampingan pada anaknya khususnya pada kecenderungan pembelian Impulsif.


(33)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembelian Impulsif

1. Definisi Pembelian Impulsif

Pembelian impulsif adalah perilaku membeli tanpa melalui perencanaan sebelumnya. Membeli dengan impulsif sering kali dilakukan dengan cepat tanpa melalukan pertimbangan dan dengan alasan yang kurang logis atau rasional (Engel dan Blackwell, 1995). Definisi ini didukung oleh Verplanken & Herabadi (2001) yang mendefinisikan pembelian impulsif sebagai pembelian yang kurang menggunakan rasional dan diasumsikan sebagai pembelian yang cepat dan kurang direncanakan.

Selain mendukung teori sebelumnya Verplanken & Herabadi (2001) menambahkan bahwa pembelian Impulsif hanya mengikuti konflik pikiran dan dorongan emosional. Dorongan emosional tersebut terkait dengan munculnya perasaan yang intens yang ditunjukkan dengan melakukan pembelian karena adanya dorongan untuk membeli suatu produk dengan mengabaikan konsekuensi negatif, merasakan kepuasan dan mengalami konflik di dalam pemikiran (Rook dalam Verplanken, 2001).

Berbeda dengan teori sebelumnya yang berpendapat bahwa pembelian impulsif bersifat irasional, spontan dan berlangsung secara


(34)

cepat. Solomon & Rabolt (2009) menyatakan bahwa tidak sepenuhnya pembelian impulsif disebut irasional karena seringnya pembelian

impulsif justru didasarkan kebutuhan. Pendapat itu didukung oleh

Thomson et al, (dalam Semuel, 2007) mengemukakan bahwa motif pembelian impulsif muncul seringkali dilakukan secara sadar oleh pengalaman individu pada kebutuhan emosional seperti: kepuasan, pujian, kesenangan hingga kebahagiaan secara sementara, sehingga pembelian impulsif lebih sesuai dengan keputusan membeli yang rasional dibandingkan irasional (Thomson et al, dalam Semuel, 2007).

Solomon & Rabolt (2009) berpendapat bahwa pembelian

impulsif dilakukan individu secara rasional ketika mengalami perasaan

mendesak dikarenakan tidak dapat melawan keinginan dalam membeli sesuatu. Kecenderungan untuk membeli secara spontan ini sering membuat konsumen merasa percaya bahwa tindakan membelinya adalah hal yang wajar (Rook & Fisher 1995 dalam Solomon, 2009).

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelian impulsif adalah pembelian yang cenderung dilakukan secara spontan atau tiba-tiba, disertai dengan perasaan intens dan seringkali kurang rasional dan berdampak pada pengabaian akan konsekuensinya, sehingga pembelian seringkali secara irasional.


(35)

2. Aspek Pembelian Impusif

Pembelian impulsif terdiri atas dua aspek yakni aspek kognisi dan emosi. Sebelumnya Rook (1987) menyimpulkan bahwa pembelian impulsif terdiri dari empat aspek yaitu aspek spontan, aspek kekuatan, aspek stimuli, aspek tidak peduli pada konsekuensi. Hal tersebut dikelompokkan Verplanken & Herabadi (2001) menjadi dua aspek yakni aspek spontan dan aspek tidak peduli akan konsekuensi mencerminkan aspek kognisi serta aspek emosi terdiri atas aspek stimuli dan aspek kekuatan. Meski demikian, Verplanken & Herabadi (2001) mengatakan bahwa pada setiap pembelian

impulsif hanya memunculkan satu aspek yang dominan.

Aspek pembelian impulsif menurut Verplanken & Herabadi (2001) yaitu:

a. Aspek Kognitif

Aspek ini berfokus pada proses kognitif individu yang meliputi: individu kurang dalam melakukan pertimbangan harga dengan manfaat suatu produk, kurang memberikan penilaian terhadap suatu pembelian produk dan kurang membandingan produk yang akan dibeli dengan produk yang mungkin lebih berguna. Rook (1987) mengatakan pada aspek kognitif terdapat pembelian impulsif secara spontan yakni pembelian yang cenderung mendadak, dan cepat dikarenakan promosi atau


(36)

pengaruh stimulus visual yang menarik dan pembelian impulsif seringkali mengabaikan atau kecenderungan tidak peduli pada konsekuensinya (Rook, 1987).

b. Aspek Emosional

Aspek ini berfokus pada kondisi emosional konsumen yang meliputi: munculnya dorongan perasaan untuk segera melakukan pembelian, munculnya perasaan senang dan puas setelah melakukan pembelian. Rook (1987) berpendapat, pada aspek emosional ini terdapat kekuatan impuls dan intensitas yakni pembelian yang harus dilakukan karena merasa sangat memerlukan serta munculnya stimuli dan kegembiraan yakni pembelian disertai dengan dorongan perasan gembira yang kuat dan seringkali terlepas dari kontrol (Rook, 1987).

Berdasarkan aspek-aspek tersebut dapat disimpulkan individu pada aspek kognitif melakukan pembelian impulsif dengan cenderung kurang dalam melakukan pertimbangan, pemberian penilaian dan membandingkan produk yang akan dibeli dengan produk lain yang lebih berguna sehingga mengabaikan konsekuensinya, sedangkan pada aspek emosional individu melakukan pembelian impulsif dengan menekankan perasaan senang dan puas yang muncul secara tiba-tiba dan merasa sangat memerlukan.


(37)

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelian Impulsif

Menurut Loudon dan Bitta (1993) faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian impulsif dapat dikategorikan menjadi tiga bagian, yakni faktor pemasaran atau marketing, faktor produk dan faktor konsumen. Faktor pemasaran atau marketing merupakan faktor dari luar individu yang mendorong konsumen melakukan pembelian

impulsif, faktor produk merupakan faktor tampilan produk yang

membuat individu tertarik membeli suatu produk sehingga membeli secara impulsif dan faktor karakteristik konsumen yakni faktor dari dalam diri individu dan mempengaruhi individu dalam pembelian

impulsif.

Faktor pemasaran atau marketing menurut Loudon dan Bitta (1993), yaitu: dorongan murni (pure impulse) yaitu berupa dorongan untuk membeli produk baru atau menghentikan pola pembelian yang sebelumnya, dorongan karena saran (suggestion impulse) yang didasarkan karena saran dari orang lain, misalkan teman atau sales promotion, dorongan karena ingatan (reminder impulse) karena teringat akan produk yang terdapat diiklan, display maupun katalog dan dorongan yang tidak terencana (planned impulse) untuk membeli berdasarkan kupon, diskon, voucher yang direncanakan meski kurang berguna (Loudon dan Bitta,1993).

Faktor produk menurut Loudon dan Bitta (1993), yakni: Harga yang relatif murah, produk berukuran kecil, produk digunakan dalam


(38)

jangka waktu relatif cepat. Harga yang relatif murah, misalnya: adanya promosi potongan harga suatu produk membuat individu cenderung membeli secara impulsif. Produk berukuran kecil misalnya: produk yang ringan dan mudah dibawa seringkali diletakkan di dekat kasir untuk mempengaruhi individu melakukan pembelian impulsif, produk digunakan dalam jangka waktu relatif cepat misalkan: pembelian beberapa produk seringkali memiliki batas kadaluarsa atau batas pemakaian yang relatif cepat sehingga pembelian suatu produk berkelanjutan meskipun kurang manfaatnya.

Faktor karakteristik konsumen, menurut Loudon dan Bitta (dalam Anin F dkk, 2008), meliputi gender, sosial demografi dan sosial ekonomi. Rook dan Hoch (dalam Kancen 2007) mengemukakan pada faktor gender yakni perempuan lebih cenderung membeli secara impulsif dibandingkan laki-laki. Namun, belum ada penelitian yang mendukung perempuan mahasiswa kos memiliki kecenderungan lebih Impulsif dibandingkan laki-laki. Pada faktor sosial demografi keadaan lingkungan dikota lebih banyak pusat perbelanjaan sehingga mendorong individu membeli secara impulsif (Loudon dan Bitta dalam Astasari AR, dkk, 2009). Pada faktor sosial ekonomi pada konsumen remaja keadaan uang saku berhubungan positif dengan kecenderungan membeli secara impulsif Ling dan Lin (dalam Semuel, 2007). Tetapi ini bertentangan dengan Semuel (2007)


(39)

yang mengungkapkan tidak ada keterkaitan antara uang saku dengan pembelian impulsif.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan faktor-faktor pembelian impulsif dapat dikategorikan menjadi faktor pemasaran atau marketing, faktor produk, dan faktor konsumen. Pada faktor pemasaran terdapat dorongan murni, dorongan karena saran, dorongan karena ingatan, dan dorongan tidak terencana. Faktor produk yang terdiri atas produk relatif murah, produk berukuran kecil atau ringan, dan produk memiliki jangka waktu singkat. Sedangkan faktor konsumen terdapat gender, sosial demografi dan sosial ekonomi.

B. Mahasiswa Kos dan Mahasiswa Tinggal dengan Orang Tua Berdasarkan Tingkat Kemandirian.

1. Definisi Kemandirian

Menurut Steinberg, (2002) kemandirian dapat didefinisikan sebagai kemampuan individu dalam bertingkah laku, merasakan sesuatu, dan mengambil keputusan berdasarkan kehendaknya sendiri. Jihadah. U, dkk. (2002) menambahkan bahwa kemandirian merupakan suatu sikap yang harus dipenuhi individu dalam menentukan masa depan yang lepas dari ketergantungan pada orang lain, kemandirian ini tidak dapat berkembang secara instant atau langsung jadi.

Erikson (dalam Monk, dkk, 2006) menegaskan bahwa seorang individu yang dinyatakan memiliki kemandirian dapat melepaskan diri


(40)

dari pengaruh orang tua, memiliki inisiatif, tanggung jawab, percaya diri dan kreatif.

Senada dengan hal tersebut, Anggraeni (2013) menyatakan bahwa, kemandirian dapat di definisikan sebagai kemampuan individu yang tidak hanya mengambil keputusan namun dapat bertanggung jawab atas berperilaku, disertai pengambilan keputusan yang diikuti dengan menurunnya ketergantungan pada orang lain.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan kemandirian merupakan kemampuan individu dalam bertingkah laku, merasakan sesuatu dan membuat keputusan sendiri dengan bertanggung jawab tanpa bantuan orang lain. Kemandirian merupakan sikap yang harus dipenuhi individu dalam menentukan masa depan dan tidak dapat berkembang secara instant atau langsung jadi.

2. Kemandirian Remaja Akhir

Batubara, (2010) mengatakan bahwa remaja merupakan periode kritis peralihan anak menjadi dewasa, berbagai perubahan hormonal, fisik psikologis maupun sosial terjadi berlangsung cepat dan terkadang tidak disadari. Perubahan mengakibatkan perubahan perilaku remaja pada lingkungannya dan dapat diatasi pada akhir remaja untuk menghadapi masa dewasanya (Batubara, 2010).

Santrock (2007) mengutarakan bahwa masa perkembangan remaja akhir diusia 18-22 tahun. Batubara (2010) menambahkan bahwa remaja akhir dimulai pada usia 18 tahun yang ditandai dengan


(41)

matangnya maturitas fisik secara sempurna, hal itu ditandai dengan mampu memikirkan ide, indentitas diri menjadi lebih kuat, lebih menghargai orang lain, emosi lebih stabil, lebih memikirkan masa depan, lebih konsisten dan bertanggung jawab. Masa remaja ialah masa seseorang sudah dapat memutuskan pilihan yang dirasa tepat untuk dirinya (Santrock, 2007). Menurut Sarlito (2002) rentang usia remaja ialah 14-24 tahun. Pada remaja akhir, remaja sudah lebih mandiri dan berkompeten dalam menentukan masa depannya termasuk membeli sesuai kebutuhannya dan memikirkan dampak atau resikonya (Kreating dalam Santrock, 2007). Mandiri dalam pengambilan keputusan pada remaja akhir merupakan proses terampil yang dipelajari dikehidupan sehari-hari dan menuntut proses kognitif yang lebih tinggi dan seringkali lebih sempurna (Ganzel dan Jacobs dalam Santrock, 2007)

Kemandirian yang bertanggung jawab harus dipenuhi individu di masa remaja. Kemandirian merupakan salah satu indikator remaja mencapai kedewasaan dengan kemampuannya dalam melakukan segala sesuatu sendiri tanpa harus bergantung dengan orang lain (Patriana, 2007).

Mahasiswa merupakan remaja akhir yang pada umumnya memiliki rentang usia 18-22 tahun yakni selama 4 tahun atau 8 semester. Hal ini menandakan bahwa mahasiswa berada pada masa perkembangan remaja akhir. Mahasiswa pada masa remaja akhir


(42)

diharuskan mencapai kemandirian untuk mempersiapkan diri di masa depan serta tidak kesulitan di masa dewasanya dengan melakukan segala sesuatu secara bertanggung jawab dan tanpa bergantung pada orang lain (Patriana, 2007).

Masa remaja akhir merupakan saat berkembangnya proses kognitif, emosi, bertanggung jawab dan konsistensi. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa remaja akhir memiliki rentang usia 18-22 tahun, dan mahasiswa memiliki rentang usia 18- 22 tahun sehingga mahasiswa merupakan remaja akhir. Mahasiswa mengalami masa transisi dari hidup bergantung dengan orang tua menjadi hidup mandiri sehingga dapat mengambil keputusan secara mandiri dan dapat menentukan masa depannya tanpa bantuan orang lain.

3. Aspek Kemandirian Remaja Akhir

Menurut Syafaruddin (2012) kemandirian terdiri dari beberapa aspek, yaitu:

a. Aspek Emosi, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan mengontrol emosi dan tidak tergantungnya kebutuhan emosi dari orang tua.

b. Aspek Ekonomi, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan mengatur ekonomi dan tidak tergantungnya kebutuhan ekonomi pada orang tua.


(43)

c. Aspek Intelektual, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.

d. Aspek Sosial, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak tergantung atau menunggu aksi dari orang lain

4. Definisi Mahasiswa Kos

Mahasiswa kos adalah seseorang yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi dan bermukim secara sementara dengan menyewa suatu ruangan dalam periodik waktu tertentu, anak kos memiliki kewajiban untuk membayar dan mematuhi perjanjian misalkan membayar listrik dan air (Arifin As, 2009). Mahasiswa kos biasanya tinggal jauh dari orang tua dan harus mencukupi kebutuhannya secara bijak karena tidak setiap waktu mendapat kiriman dari orang tua, sehingga mahasiswa kos sering dituntut lebih hemat sedangkan tidak semua tempat kos dapat memasak untuk mengurangi biaya, sehingga seringkali masalah pengeluaran menjadi permasalahan mahasiswa kos. Menurut Lampung post, (2011) Mahasiswa kos hidup bertempat tinggal terpisah dengan orang tua dan harus mencukupi kebutuhannya secara bijak karena tidak setiap waktu mendapat kiriman dari orang tua. Mahasiswa kos berdasarkan tanggung jawabnya dituntut lebih mandiri mengelola keuangan dibandingkan mahasiswa tinggal dengan orang tua.


(44)

Mahasiswa kos dituntut hidup mandiri dikarenakan jarak yang jauh dengan orang tua sehingga tindakan, pengambilan keputusan dan tanggung jawab lebih dituntut dari mahasiswa kos.

5. Definisi Mahasiswa Tinggal Dengan Orang Tua

Mahasiswa tinggal dengan orang tua adalah seseorang yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi dan tinggal dengan orang tua atau hidup serumah bersama dengan orang tua tidak perlu menyewa dan menunggu kiriman uang dari orang tua, tetapi mendapat pengawasan orang tua. Mahasiswa tinggal dengan orang tua atau seorang anak yang hidup serumah bersama dengan orang tua memiliki kecenderungan meniru perilaku orang tua, sehingga ketika orang tua berperilaku pembeli secara impulsif maka anak akan meniru perilaku orang tua (Setiawati dkk, 2004)

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tipe tempat tinggal pada mahasiswa kos dan mahasiswa tinggal dengan orang tua berdasarkan kemandiriannya. Kemandirian merupakan bagian dari remaja untuk menghadapi masa dewasa. Kemandirian remaja akhir diperlukan saat mengambil keputusan dan menentukan masa depan tanpa bantuan orang lain. Pada pengambilan keputusan dan tanggung jawab mahasiswa kos dituntut lebih dibandingkan mahasiswa tinggal dengan orang tua.


(45)

C. Dinamika Perbedaan Kecenderungan pembelian impulsif pada mahasiswa kos dan mahasiswa tinggal dengan orang tua.

Mahasiswa berada pada tahap perkembangan remaja akhir. Tahap kehidupan yang menuntut hidup lebih ideal dalam memutuskan masalah secara bertanggung jawab. Mahasiswa mulai memiliki emosi yang cenderung stabil, sabar, dan diharuskan memiliki kemandirian untuk berkembang di masa dewasa (Patriana, 2007).

Kemandirian memiliki peranan penting yang harus dimiliki pada mahasiswa. Hal ini diungkapkan oleh Steinberg (2002) yang mendefinisikan kemandirian merupakan kemampuan individu dalam bertingkah laku, merasakan sesuatu, dan mengambil keputusan berdasarkan kehendaknya sendiri. Kemandirian mahasiswa dalam melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain, membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab merupakan beberapa perilaku yang dilakukan mahasiswa kos karena hidup jauh dari orang tua dan harus memenuhi kebutuhannya sendiri dibandingkan Mahasiswa tinggal dengan orang tua (Patriana, 2007).

Mahasiswa kos hidup jauh dari orang tua, hal itu membuatnya harus mengambil keputusan sendiri, dan bertanggung jawab atas keputusannya sendiri. Mahasiswa kos memiliki keterbatasan perhatian dan bantuan orang tua seperti yang sebelumnya biasa didapatkan ketika tinggal bersama dengan orang tua (Nainggolan IS, 2012). Mahasiswa kos hidup jauh dengan orang tua memiliki keterbatasan


(46)

yang membuat mahasiswa kos lebih rendah dalam membeli secara

impulsif.

Mahasiswa tinggal dengan orang tua masih memiliki kemudahan dari orang tua sebagai figur yang dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan fisik maupun psikologisnya. Lingkungan kurang memaksa mereka untuk keluar dari lingkungan keluarga sehingga mahasiswa tinggal dengan orang tua masih tergantung dengan orang tua (Steinberg, 2002). Keadaan situasi tempat tinggal membuat mahasiswa memiliki kemandirian yang berbeda dalam membuat keputusan, bertanggung jawab dan memikirkan konsesuensi ketika melakukan pembelian dalam memenuhi kebutuhan hidupnya terutama pembelian secara Impulsif (Nainggolan IS, 2012). Keadaan lingkungan yang memberi kemudahan membuat mahasiswa tinggal dengan orang tua lebih cenderung membeli secara impulsif.

Pembelian impulsif merupakan pembelian suatu barang yang cepat tanpa melakukan pertimbangan konsekuensinya (Semuel, 2007). Mahasiswa yang melakukan pembelian impulsif dapat mengalami kekecewaan atas konsekuensi yang didapat, kehabisan uang dikarenakan banyaknya pengeluaran disertai kurangnya pengelolaan keuangan dalam pengambilan keputusan secara bertanggung jawab.


(47)

Gambar 1. Skema Penelitian Perbedaan Pembelian Impulsif pada Mahasiswa kos dan mahasiswa tinggal dengan orang tua

D. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah ada perbedaan pembelian impulsif antara mahasiswa kos dan mahasiswa tinggal dengan orang tua. Pembelian impulsif mahasiswa kos lebih rendah dari pada mahasiswa tinggal dengan orang tua.


(48)

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian komparasi atau uji beda. Menurut Sugiyono (2012) penelitian komparasi atau uji beda merupakan penelitian yang digunakan untuk melihat perbedaan satu varibel atau lebih, pada dua sampel atau sampel yang berbeda. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat perbedaan kecenderungan pembelian impulsif pada mahasiswa yang kos dan mahasiswa tinggal dengan orang tua

B. Identifikasi Variabel

1. Variabel tergantung : Kecenderungan Pembelian impulsif Mahasiswa.

2. Variabel bebas : Mahasiswa kos dan Mahasiswa tinggal dengan orang tua. C. Definisi Operasional

1. Kecenderungan Pembelian Impulsif

Kecenderungan pembelian impulsif mahasiswa adalah kecenderungan pembelian yang muncul akibat adanya dorongan yang spontan, disertai perasaan intens dan seringkali kurang rasional untuk melakukan tindakan membeli dan tanpa melakukan perencanaannya, hal ini mengakibatkan rasa penyesalan ketika barang yang dibeli dengan cepat menimbulkan konsekuensi.


(49)

Aspek yang digunakan pada penelitian ini adalah aspek kognisi dan aspek emosi. Kecenderungan pembelian secara impulsif akan diukur berdasarkan skala kecenderungan pembelian impulsif yang dibuat oleh peneliti. Semakin tinggi skor pada skala kecenderungan pembelian impulsif maka semakin tinggi kecenderungan pembelian

impulsif dan sebaliknya jika skor pada skala pembelian impulsif rendah

maka semakin rendah kecenderungan pembelian impulsif.

2. Kemandirian Mahasiswa Kos dan Mahasiswa Tinggal dengan

Orang tua

Kemandirian merupakan kemampuan mahasiswa dalam bertingkah laku, merasakan sesuatu, dan membuat keputusan sendiri dengan bertanggung jawab tanpa bantuan orang lain. Mahasiswa kos adalah seseorang yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi dan bermukim secara sementara dengan menyewa suatu ruangan dalam periodik waktu tertentu, anak kos memiliki kewajiban untuk membayar dan mematuhi perjanjian misalkan membayar listrik dan air. Sedangkan, mahasiswa tinggal dengan orang tua adalah seseorang yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi dan tinggal dengan orang tua atau hidup serumah bersama dengan orang tua tidak perlu menyewa dan menunggu kiriman uang dari orang tua, tetapi mendapat pengawasan orang tua.


(50)

Aspek kemandirian yang digunakan dalam penelitian ini yakni aspek emosi, aspek ekonomi, aspek intelektual, dan aspek sosial. Pada penelitian ini mahasiswa akan diukur kemandiriannya dengan skala kemandirian mahasiswa. Semakin tinggi skor pada skala kemandirian maka semakin tinggi kemandirian mahasiswa dan sebaliknya jika skor pada skala kemandirian rendah maka semakin rendah kemandiriannya. D. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan yang berumur 18-22 tahun. Metode pengambilan sampling dengan convenience Sampling. convenience

sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang mana tidak semua

individu dalam populasi diberi peluang yang sama untuk menjadi anggota sampel. Teknik pengambilan sampel ini didasarkan ketersediaan dan kemudahan untuk mengambil sampel dari populasi tertentu (Hadi, 2000). E. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu dengan penyebaran skala kecenderungan pembelian impulsif dan skala kemandirian mahasiswa. Skala terdiri atas beberapa pernyataan yang akan dikenakan pada subjek penelitian. Peneliti tidak memberikan pilihan jawaban netral untuk mengurangi responden menjawab pilihan jawaban ditengah dan data menjadi kurang informatif (Azwar, 2012). Kedua skala tersusun menjadi satu kesatuan booklet skala. Adapun perincian skala tersusun sebagai berikut:


(51)

1. Skala Kemandirian Mahasiswa

Skala kemandirian berisi 24 pertanyaan yang terdiri dari pernyataan favorable dan unfavorable. Favorabel merupakan pernyataan yang mendukung variabel dan tidak favorabel merupakan pernyataan yang tidak mendukung, atau memihak variabel. Pada skala ini responden diberikan empat alternatif jawaban yakni: STS (Sangat Tidak Sesuai), TS (Tidak Sesuai), S (Sesuai) dan SS (Sangat Sesuai).

Penilaian jawaban STS adalah 1, TS adalah 2, S adalah 3 dan SS adalah 4. Sedangkan pernyataan unfavorable STS memiliki skor 4, TS adalah 3, S adalah 2 dan SS adalah 1.

Tabel 3.1: Blue Print Distribusi Item Skala Kemandirian (Uji Coba)

Aspek Kemandirian

Favorabel Unfavorabel Jumlah

item

persentase

Emosi 6, 10 , 20 3, 11, 15 6 25 %

Ekonomi 8, 17, 23 14, 19, 24 6 25 %

Intelektual 2, 13, 18 1, 5, 9 6 25 %

sosial 4, 7, 16 12, 21,22 6 25 %

Jumlah item dan persentase

12 (50%) 12(50%) 24 100%

2. Skala Pembelian Impulsif

Skala Pembelian impulsif berisi 40 pertanyaan yang terdiri dari pernyataan favorable dan unfavorable. Favorabel merupakan pernyataan yang mendukung variabel dan tidak favorabel merupakan pernyataan yang tidak mendukung, atau memihak variabel. Pada skala


(52)

ini subjek diberikan empat alternatif jawaban yakni: STS (Sangat Tidak Sesuai), TS (Tidak Sesuai), S (Sesuai) dan SS (Sangat Sesuai).

Penilaian jawaban STS adalah 1, TS adalah 2, S adalah 3 dan SS adalah 4. Sedangkan pernyataan unfavorable STS memiliki skor 4, TS adalah 3, S adalah 2 dan SS adalah 1.

Tabel 3.2: Blue Print Distribusi Item Skala Pembelian Impulsif (Uji Coba)

Aspek Favorable unfavorable Jumlah Item

Aspek Kognisi 1, 3, 5, 6, 9, 20, 21,22, 26, 30,

2,4, 7, 19, 23,24, 32, 34, 35, 36,

20

Aspek Emosional

8, 10, 12, 15, 16,17,27, 29, 33,

39

11, 13, 14, 18, 25, 28,31, 37,

38,40

20

Jumlah Item 20 20 40 item

F. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas

Validitas merupakan sejauhmana tingkat ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur mengukur sesuatu yang diukur atau memberikan hasil yang sesuai dengan gambaran data (Sarwono, 2006). Alat ukur memiliki validitas yang tinggi apabila memiliki tingkat fungsi ukur dan keakuratan tinggi dalam melakukan pengukuran yang ingin diukur (Azwar, 2012).

Validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas isi (Content

Validity) yang memiliki kemampuan menilai isi skala karena terdiri

atas beberapa aspek dan komponen objek untuk mendukung isi teori yang hendak diukur (Azwar, 2012). Penilaian item melalui proses


(53)

penilaian dengan metode expert Judgement (Azwar, 2012), yaitu penilaian melalui dosen pembimbing skripsi yang bertujuan menilai kesesuaian item dengan apa yang hendak diukur.

2. Seleksi Item

Seleksi item berdasarkan daya diskriminasi item digunakan untuk mengukur sejauhmana item mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2002). Selain itu, daya diskriminasi item dapat menjadi indikator konsistensi antara fungsi item dengan fungsi skala secara keseluruhan yang dikenal dengan istilah konsistensi item. Seleksi item berdasarkan daya diskriminasi akan menghasilkan koefisien korelasi item total (rix). Item yang berkualitas baik akan

dipilih, yakni > 0,30 sedangkan item yang berkualitas kurang baik tidak akan digunakan atau digugurkan. Akan tetapi, jika jumlah item tidak sesuai yang diinginkan peneliti, peneliti dapat menurunkan kriteria menjadi 0,25 namun tidak mencapai < 0,20 (Azwar 2012).

Uji daya beda item untuk skala kecenderungan pembelian Impulsif dan skala Kemandirian dengan teknik korelasi pearson product

moment (Hadi, 2000). Perhitungan dilakukan dengan menggunakan

SPSS 16.0 for Windows.

Setelah melakukan uji coba seleksi item skala kemandirian menunjukkan bahwa terdapat satu item memiliki kriteria kurang dari 0,30 sehingga dinyatakan gugur. Item gugur tersebut bernomor 20


(54)

yang merupakan aspek emosi pada skala kemandirian sehingga pada pengambilan data selanjutnya, item tersebut akan dihilangkan. Berikut adalah tabel hasil uji beda item skala kemandirian:

Tabel 3.3: Daya Beda Item Skala Kemandirian

Item Jumlah item

Aspek Kemandirian

Favorabel Unfavorabel Daya beda

memuaskan

Daya beda kurang memuaskan Emosi 6(0,524),

10(0,374) , 20(0,015)

3(0,372), 11(0,611), 15(0,478).

5 1

Ekonomi 8(0,575), 17(0,486), 23(0,409)

14(0,559), 19(0,617), 24(0,548)

6 0

Intelektual 2(0,524), 13(0,385), 18(0,495).

1(0,517), 5(0,611), 9(0,498).

6 0

sosial 4(0, 439), 7(0,606), 16(0,332).

12(0,650), 21(0,318), 22(0,381)

6 0

Jumlah item 12 12 23 1

Keterangan: Angka diluar tanda kurung merupakan nomor item dan angka didalam kurung merupakan skor rix. Skor rix yang digaris bawahi memiliki skor item daya

beda kurang memuaskan yang dibawah (<0,30). Tabel 3.4: Daya Beda Item Skala Pembelian Impulsif

Item Jumlah item

Aspek pembelian

impulsif

Favorabel Unfavorabel Daya beda

memuaskan

Daya beda kurang memuaskan Aspek kognisi 1(0.618),

3(0.556), 5(0.687), 6(0.545), 9(0.667), 20(0.512), 21(0,672), 22(0.660), 26(0.701), 30(0,771),

2(0.553), 4(0.556), 7(0.528), 19(0.448), 23(0.668), 24(0.667), 32(0.561), 34(0.555), 35(0.630), 36(0.600),


(55)

Aspek Emosi 8(0.414), 10(0.685), 12(0.575), 15(0,627), 16(0.428), 17(0.426), 27(0.041), 29(0.478), 33(0.497), 39(0.378).

11(0.191), 13-(0.247), 14(0.536), 18(0.615), 25(0.419), 28(0.495), 31(0.222), 37(0.556), 38(0,659), 40(0.611).

16 4

Jumlah item 20 20 36 4

3. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan keandalan, kestabilan, keajegan hasil suatu tes. Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok yang sama memiliki hasil yang relatif sama (Sarwono, 2006). Koefisien reliabilitas (rxx’) pada suatu alat ukur

berada dalam rentang 0-1,00 yang berarti semakin mendekati 1,00 maka alat pengukuran tersebut semakin reliabel (Azwar, 2012). Perhitungan koefisien reliabilitas skala ini menggunakan koefisien Alpha Cronbach melalui perhitungan menggunakan SPSS 16.0 for Windows.

Pengukuran reliabilitas pada uji coba skala kemandirian penelitian ini diperoleh sebesar 0,891 sehingga diyakini reliabilitasnya cukup memuaskan.


(56)

Tabel 3.5 : Keofisien Reliabilitas Skala Kemandirian sebelum digugurkan

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

N subjek

.891 24 100

Tabel 3.6: keofisien Reliabilitas skala kemandirian setelah digugurkan

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.895 23

Pengukuran reliabilitas pada uji coba skala pembelian Impulsif penelitian ini diperoleh sebesar 0,942 sehingga diyakini reliabilitasnya cukup memuaskan.

Tabel 3.7 Keofisien Reliabilitas Skala Pembelian Impulsif

Sebelum digugurkan.

Tabel 3.8 Keofisien Reliabilitas Skala Pembelian Impulsif setelah digugurkan

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.950 36

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

N subjek


(57)

G. Metode Analitis Data

1. Uji Normalitas

Digunakan untuk menentukan apakah sebaran data populasi yang diperoleh normal atau tidak. Uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah sampel yang representatif terpenuhi atau tidak sehingga hasil penelitian dapat di generalisasi pada populasi (Santoso, 2002) dengan uji one-sample Kolmogorov-Smirnov. Data dikatakan normal jika diperoleh p > 0.05 dan jika data tidak normal akan menggunakan uji non parametrik dengan uji Mann Whitney dengan bantuan SPSS 16,0 for windows.

2. Uji Homogenitas Sampel

Menguji dua sampel yang berlainan apakah merupakan bagian dari populasi yang sama atau homogen (Santoso,2002). Pengukuran homogenitas dengan metode levene test analisis varian (ANOVA). Data dikatakan homogen jika perolehan F hitung < F tabel dan nilai pada levene test pada kolom sig. Harus menunjukkan nilai > 0,05 (Sartono,

2002).

3. Uji Hipotesis

Teknik pengujian ini menggunakan uji-T atau t-test. Uji T adalah teknik pengujian dengan membandingkan dua kelompok subjek dengan mencari perbedaan mean (Hadi,2000). T-tes yang disajikan


(58)

adalah independent sampel T-tes atau uji T untuk dua sampel bebas atau independen yakni membandingkan rata-rata dari kedua kelompok sampel yang tidak berhubungan satu dengan yang lain (Santoso, 2000) namun, jika distribusi data tidak normal dapat menggunakan

Two-independent-sampels T-tes dengan uji hipotesis menggunakan Mann-

Whitney U-Test (Trihendradi, 2004). Perhitungan menggunakan SPSS


(59)

36

BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada tanggal 4 september 2015 hingga 11 September 2015. Subjek yang diambil dalam penelitian ini adalah mahasiswa di beberapa fakultas di kampus III Sanata Dharma Paingan Yogyakarta. Peneliti menyebarkan skala penelitian sebanyak 240 eksemplar, tetapi skala yang kembali dan dapat digunakan oleh peneliti hanya 200 eksemplar.

B. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek berjumlah 200 orang. Berikut adalah data-data subjek dalam penelitian ini berdasarkan jenis kelamin, usia dan tempat tinggal.

1. Data Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari total subjek berjumlah 200 orang, terdapat 100 subjek berjenis kelamin perempuan atau 50 % subjek berjenis kelamin perempuan dan terdapat 100 subjek berjenis kelamin laki-laki atau 50% subjek berjenis kelamin laki-laki.

Tabel 4.1

Variabel N Persentase

Jenis Kelamin

Laki-laki 100 50%

Perempuan 100 50%


(60)

1. Data Subjek Berdasarkan Usia

Dari total subjek berjumlah 200 orang. Subjek terbanyak pada penelitian ini berusia 19 tahun terdapat 63 subjek atau 31,5% , selanjutnya terbanyak kedua sebanyak 24% atau 48 subjek berusia 20 tahun, lalu subjek berusia 18 tahun 21% atau 42, subjek 21 sebanyak 15 % atau 30 subjek dan 8,5% atau 17 orang pada subjek berusia 22 tahun.

2. Data Subjek Berdasarkan Tempat Tinggal Tabel 4.3

Variabel N Persentase

Tempat tinggal

Kos 100 50%

Tinggal dengan Orang tua 100 50% Total: 200 100%

Berdasarkan tempat tinggalnya mahasiswa dibedakan menjadi dua kategori yakni mahasiswa tinggal di kos dan mahasiswa tinggal dengan orang tua. Mahasiswa tinggal kos berjumlah 100 subjek atau 50% dan mahasiswa tinggal dengan orang tua berjumlah 100 subjek atau 50%.

Tabel 4.2

Variabel N Persentase

Usia 18 tahun 42 21%

19 tahun 63 31,5%

20 tahun 48 24%

21 Tahun 30 15%

22 Tahun 17 8,5%


(61)

C. Deskripsi Data Penelitian

1. Mean Teoritik dan Mean Empirik

Tabel 4.4

Deskripsi Data Variabel Kemandirian Deskripsi Data Penelitian

N subjek X min X max Mean SD SD²

Teoritik 200 23 92 57,5 11,5 132,25

Empirik 200 28 75 56,5 12 144

Tabel 4.5

Deskripsi Data Variabel Pembelian Impusif Deskripsi data penelitian

N subjek X min X max Mean SD SD²

Teoritik 200 36 144 90 18 324

Empirik 200 52 137 86,3 20,59 424.320

Berdasarkan hasil analisis deskriptif dari data yang diperoleh, maka dapat diketahui nilai mean teoritik dan mean empiriknya. Mean teoritik merupakan rata-rata yang dihasilkan dari skala, sedangkan mean empirik merupakan rata-rata dari data yang diperoleh. Setelah melakukan perhitungan di ketahui pada variabel kemandirian memiliki nilai mean empirik sebesar 56,105 lebih rendah daripada mean teoritiknya sebesar 57.5. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata subjek penelitian kelompok data lebih rendah dibandingkan nilai rata-rata teoritiknya, yang berarti


(62)

bahwa kecenderungan kemandirian yang terjadi pada subjek penelitian tergolong rendah. Pada variabel pembelian impulsif memiliki mean empirik 86,325 lebih rendah dibandingkan mean teoritiknya 90. Hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan pembelian impulsif tergolong rendah.

2. Uji One Sampel T-Tes

a. Uji One Sampel T-Tes Skala Kemandirian

Pada kolom sig.(2-tailed) uji one sampel skala kemandirian terdapat skor 0,97. Pada one sampel T-Tes dinyatakan memiliki perbedaan yang signifikan jika memiliki nilai > 0.05 sehingga hasilnya ada perbedaan yang signifikan pada skala kemandirian, antara mean kemandirian teoretik dari mean kemandirian statistik atau empirik.

Tabel 4.6 One-Sample Test Skala Kemandirian

Test Value = 57.5

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper


(63)

b. Uji One Sampel T-Tes Skala Kecenderungan Pembelian

Impulsif

Tabel 4.7 One-Sample Test Skala Pembelian Impulsif

Test Value = 90

t df

Sig.

(2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Pembelian_impulsif -2.523 199 .012 -3.67500 -6.5473 -.8027

Pada kolom sig.(2-tailed) uji one sampel skala pembelian impulsif terdapat skor 0,012. Pada one sampel T-Tes dinyatakan memiliki perbedaan yang signifikan jika memiliki nilai > 0.05 sehingga hasilnya tidak ada perbedaan yang signifikan pada skala pembelian

impulsif antara mean pembelian impulsif teoretik dari mean pembelian

impulsif statistik atau empirik

D. Hasil Penelitian 1. Uji Normalitas

Uji normalitas data pada penelitian ini dilakukan terhadap data sampel penelitian yaitu, skor skala pembelian impulsif dan skor skala kemandirian mahasiswa. Pengujian normalitas data menggunakan One sample kolmogorov-smirnov tes dengan nilai


(64)

signifikansi atau probabilitas ditetapkan 0,05 dan menggunakan Mann-Whitney Test jika signifikansi kurang dari 0,05.

Pada one-sample kolmogorov-smirnov dan Shapiro-Wilk

tes skala kemandirian, terlihat kolom Sig adalah 0,000; atau

probabilitas dibawah 0,05, atau 0,000 <0,05. Maka Ho ditolak, atau distibusi populasi data mahasiswa pada penelitian ini adalah tidak normal.

Tabel 4.8 Tests of Normality Skala Kemandirian

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

kemandirian_lengkap .177 200 .000 .844 200 .000


(65)

Gambar 2. Plot Skala Kemandirian

Pada grafik Skala Kemandirian terdapat garis diagonal menggambarkan keadaan ideal dari data yang mengikuti distribusi normal. Titik-titik disekitar garis adalah keadaan data yang diuji. Semangkin banyak data yang mendekati garis bahkan menempel dengan garis, maka dapat disimpulkan dalam data ini memiliki distribusi yang cenderung normal, dikarenakan jarak titik dengan garis masih dalam jarak yang normal.

Tabel 4.9 Tests of Normality Skala Pembelian Impulsif

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pembelian_impulsif .247 200 .000 .809 200 .000


(66)

Pada one-sample kolmogorov-smirnov dan Shapiro-Wilk tes skala pembelian impulsif, terlihat kolom Sig adalah 0,000; atau probabilitas dibawah 0,05, atau 0,000 <0,05. Maka Ho ditolak, atau distibusi populasi data mahasiswa pada penelitian ini adalah tidak normal.

Gambar 3. Plot Skala Pembelian Impulsif

Pada grafik Pembelian impulsif terdapat garis diagonal menggambarkan keadaan ideal dari data yang mengikuti distribusi normal. Titik-titik disekitar garis adalah keadaan data yang diuji. Semangkin banyak data yang mendekati garis bahkan menempel dengan garis, maka dapat disimpulkan dalam data ini memiliki


(67)

distribusi yang cenderung normal, dikarenakan jarak titik dengan garis masih dalam jarak yang normal.

1. Uji Homogenitas

a. Uji Homogenitas Skala Kemandirian

Uji homogenitas data pada penelitian ini dilakukan terhadap skor skala pembelian impulsif dengan menggunakan uji levene/levene test melalui program spss 16.0 for windows. Nilai signifikansi yang ditetapkan sebesar 0,05

Pada tabel 4.10 homogenitas pada skala kemandirian diperoleh tingkat signifikansi atau nilai probabilitas yang diatas 0,05 yaitu 0,789, maka dapat dikatakan data berasal dari populasi-populasi yang memiliki varian sama/ homogen.

b. Uji Homogenitas Skala Pembelian Impulsif

Uji homogenitas data pada penelitian ini dilakukan terhadap skor skala pembelian impulsif dengan menggunakan uji levene/levene test melalui

Tabel 4.10

Test of Homogeneity of Variances Skala Kemandirian

Levene

Statistic df1 df2 Sig.


(68)

program spss 16.0 for windows. Nilai signifikansi yang ditetapkan sebesar 0,05.

Pada tabel 4.11 homogenitas pada skala pembelian impulsif diperoleh tingkat signifikansi atau nilai probabilitas yang diatas 0,05 yaitu 0,065, maka dapat dikatakan data berasal dari populasi-populasi yang memiliki varian sama/ homogen.

2. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan pengujian terhadap penyebaran data atau distribusi data diketahui bahwa memiliki distribusi tidak normal. Maka dari itu peneliti dapat melakukan inferensi terhadap data dengan metode non-parametrik. Metode yang digunakan pada pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah Mann Whitney U

Test, yaitu Two-independent sampel T test melalui program SPSS

versi 16.0 for windows.

Tabel 4.11

Test of Homogeneity of Variances Skala Pembelian

Impulsif Levene

Statistic df1 df2 Sig.


(69)

4.12 Uji Mann-Whitney Pembelian Impulsif antara mahasiswa Kos dan mahasiswa Tinggal dengan Orang tua

Pembelian_impulsif

Mann-Whitney U 3059.500

Wilcoxon W 8109.500

Z -4.744

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Grouping Variable: Kelompok_kos_ortu

Pada Mann-Whitney test skala pembelian impulsif antara mahasiswa kos dan mahasiswa tinggal dengan orang tua, terlihat kolom asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,000; atau probabilitas dibawah 0,05 atau 0,000 < 0,05. Trihendradi (2004) mengatakan jika asymp. Sig. (2-tailed) > α (0,05), maka Ho diterima atau jika Asymp. Sig. (2-tailed) < α (0,05) maka Ho ditolak. pada kolom asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,000 yang berarti terdapat perbedaan pembelian impulsif antara mahasiswa kos dan mahasiswa tinggal dengan orang tua.

4.13 Tabel Mean Mann-Whitney Test Skala Pembelian Impulsif antara Mahasiswa Tinggal dengan Orang Tua dan Mahasiswa Tinggal di Kos

Kelompok_kos_ortu N Mean Rank Sum of Ranks

Pembelian_impulsif Tinggal dengan orang tua 100 81.10 8109.50

Tinggal dengan kos 100 119.90 11990.50


(70)

Hal ini didukung dengan perbedaan mean pada kecenderungan pembelian impulsif antara mahasiswa tinggal di kos 119.90 dan mahasiswa tinggal dengan orang tua 81,10 yang berarti mahasiswa kos lebih cenderung melakukan pembelian secara impulsif dibandingkan mahasiswa tinggal dengan orang tua.

Maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa “ada perbedaan kecenderungan pembelian

impulsif antara mahasiswa kos dan mahasiswa tinggal dengan

orangtua” dapat diterima.

E. Penelitian Tambahan

Berdasarkan hasil uji analisis Mann-Whitney U Test pada

Asymp.Sig. (2-tailed) diperoleh 0,262. hasil tersebut menunjukkan

bahwa nilai probabilitas 0,262 > 0,05. Trihendradi (2004) mengatakan jika asymp. Sig. (2-tailed) > α (0,05), maka Ho diterima atau jika Asymp. Sig. (2-tailed) < α (0,05) maka Ho ditolak. Pada kolom asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,262 maka

Tabel 4.14 Mann-Whitney U Test Skala Kemandirian antara mahasiswa Perempuan dan Laki-laki

kemandirian_lengkap

Mann-Whitney U 3133.500

Wilcoxon W 8183.500

Z -4.566

Asymp. Sig. (2-tailed) .000


(71)

dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho diterima yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan kecenderungan kemandirian antara mahasiswa perempuan dan mahasiswa laki-laki.

Tabel 4. 15 Mean Mann-Whitney U Test Kemandirian Mahasiswa Perempuan dan Mahasiswa Laki-laki

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

kemandirian_lengkap Perempuan 100 119.16 11916.50

Laki-laki 100 81.84 8183.50

Total 200

Hal ini didukung dengan perbedaan mean pada kecenderungan kemandirian antara mahasiswa perempuan 119.16 dan mahasiswa laki-laki 81,84. Perbedaan mean tersebut menandakan mahasiswa perempuan lebih cenderung mandiri dibandingkan mahasiswa laki-laki.

Berdasarkan hasil uji analisis Mann-Whitney U pada

Asymp.Sig. (2-tailed) diperoleh 0,000. hasil tersebut menunjukkan

bahwa nilai probabilitas 0,000 > 0,05. Trihendradi (2004)

Tabel 4.16 Mann-Whitney U Test Skala Kemandirian antara Mahasiswa Kos dan Mahasiswa Tinggal dengan Orang Tua

kemandirian_lengkap

Mann-Whitney U 4541.500

Wilcoxon W 9591.500

Z -1.122

Asymp. Sig. (2-tailed) .262


(1)

No Pernyataan STS TS S SS 13 Saya bertanggung jawab

disetiap masalah yang saya hadapi.

14 Saya membutuhkan bantuan orang lain dalam mengelola kebutuhan saya.

15 Saya suka terbawa perasaan dalam permasalahan saya 16 Saya tidak membutuhkan

dukungan orang lain dalam bertindak

17 Saya dapat mengelola uang saku dan belanja saya sendiri.

18 Saya dapat relealisasikan ide dan gagasan saya. 19 Saya sering kewalahan

terhadap mengeluaran yang membengkak.

20 saya sulit beradaptasi pada lingkungan baru

21 Saya membutuhkan respon orang lain, sebelum

bertindak

22 Saya dapat mengelola pengeluaran saya. 23 Saya kesulitan dalam


(2)

2. Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif untuk Penelitian

Petunjuk

Pilihlah dan tentukanlah jawaban mana yang paling sesuai dengan keadaan teman-teman sebenarnya pada setiap pernyataan. Usahakan semua pernyataan terjawab dengan cara memberikan tanda (X) pada salah satu dari empat alternatif jawaban dibawah ini: SS : Jika teman-teman Sangat Setuju dengan pernyataan

tersebut.

S : Jika teman-teman Setuju dengan pernyataan tersebut. TS : Jika teman-teman Tidak Setuju dengan pernyataan

tersebut.

STS : Jika teman-teman Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut.

Teman-teman bebas menentukan pernyataan yang dirasa paling mencerminkan dengan diri teman-teman sendiri. Tidak ada jawaban benar atau salah karena pernyataan ini mencerminkan diri teman-teman sendiri.

Berikut ini contoh menjawab pernyataannya:

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya senang membeli dengan terencana

X

(Jika terdapat kesalahan dapat memberi tanda sama dengan (=) pada jawaban sebelumnya, lalu memberikan tanda X pada jawaban yang baru)

No Pernyataan STS TS S SS

1 Ketika saya membeli, saya langsung membeli tanpa pertimbangan terlebih dahulu.

2 Produk yang saya beli, selalu melalui proses pertimbangan terlebih dahulu. 3 Ketika saya melihat iklan suatu produk

yang menarik, saya langsung membelinya

4 Saya mempertimbangkan dalam membeli, produk meski iklannya menarik

5 Saya langsung membeli sesuatu tanpa memikirkan alasannya

6 Saya langsung membeli setiap produk yang saya sukai tanpa

mempertimbangkannya.

7 Saya menilai manfaat setiap produk sebelum saya membelinya.

8 Suasana toko yang nyaman membuat saya senang membeli barang yang tidak terfikirkan sebelumnya 9 Saya sering membeli tanpa

memikirkannya terlebih dahulu 10 Saya bersemangat ketika melihat

produk diskon dan membelinya 11 Saya segera membeli produk yang

sangat saya sukai

12 Saya merasa enggan membeli produk yang sedang trend di lingkungan saya 13 Saya bahagia jika dapat membeli


(3)

produk model terbaru

No Pernyataan STS TS S SS

14 Saya senang ketika membeli barang yang saya inginkan.

15 Belanja membuat saya terhibur 16 Saya dapat mengendalikan semangat

membeli meski merupakan produk terbaru

17 Saya membeli suatu produk karena membutuhkannya

18 Kemasan yang menarik, membuat saya tidak mempertimbangkan dalam membeli.

19 Ketika saya melihat potongan harga, saya tidak mempertimbangkan dalam membeli

20 Ajakan teman, membuat saya kurang berfikir dalam membeli

21 Saya belanja sesuai perencanaan yang sudah saya buat

22 Saya melakukan pertimbangan dalam setiap produk yang saya beli.

23 Saya dapat merasa senang meski tidak memperoleh barang yang saya inginkan

24 Saya puas dapat membeli barang yang saya inginkan

25 Saya rasa saya dapat menahan keinginan membeli suatu barang 26 Saya gembira saat membeli produk

yang saya inginkan

27 Ketika saya berada di toko, saya membeli barang tanpa

mempertimbangkannya

28 Saya tidak mudah tergiur membeli produk dengan potongan harga apabila di luar perencanaan saya.

29 Saya puas membeli sesuatu yang menarik dan unik walaupun tidak saya butuhkan

30 Saya menolak ajakan teman jika tidak sesuai dengan perencanaan pembelian saya

31 Saya mempertimbangkan setiap produk yang saya beli, meski memiliki warna yang menarik

32 Ketika saya di toko saya membeli sesuai dengan perencanaan saya. 33 Saya enggan membeli produk trend

terbaru yang tidak saya butuhkan. 34 Saya rasa, produk yang saya senangi

tidak harus selalu dibeli

35 Saya puas setelah membeli produk yang saya inginkan

36 Saya mampu mengendalikan kesenangan saat berbelanja


(4)

3. Uji Asumsi Normalitas Data : One-Sampel Kolmogorof-Smirnov test

Uji normalitas Skala Kemandirian

Uji normalitas Skala Pembelian Impulsif

Tabel 4.9 Tests of Normality Skala Pembelian Impulsif

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pembelian_impulsif .247 200 .000 .809 200 .000

a. Lilliefors Significance Correction

4. Uji Hipotesis: Independent Sampel T-Tes

4.12 Uji Mann-Whitney Pembelian Impulsif antara mahasiswa Kos dan mahasiswa Tinggal dengan Orang tua

Pembelian_impulsif

Mann-Whitney U 3059.500

Wilcoxon W 8109.500

Z -4.744

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Grouping Variable: Kelompok_kos_ortu

Tabel 4.8 Tests of Normality Skala Kemandirian

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

kemandirian_lengkap .177 200 .000 .844 200 .000

a. Lilliefors Significance Correction

4.13 Tabel Mean Mann-Whitney Test Skala Pembelian Impulsif antara Mahasiswa Tinggal dengan Orang Tua dan Mahasiswa Tinggal di Kos

Kelompok_kos_ortu N Mean Rank Sum of Ranks

Pembelian_impulsif Tinggal dengan orang tua 100 81.10 8109.50

Tinggal dengan kos 100 119.90 11990.50


(5)

5. Penelitian Tambahan

Uji Mean Mann-Whitney U Test Kemandirian Mahasiswa Perempuan dan Mahasiswa Laki-laki

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

kemandirian_lengkap Perempuan 100 119.16 11916.50

Laki-laki 100 81.84 8183.50

Total 200

Uji Mann-Whitney U Test Skala Kemandirian antara mahasiswa Perempuan dan Laki-laki

kemandirian_lengkap

Mann-Whitney U 3133.500

Wilcoxon W 8183.500

Z -4.566

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Grouping Variable: Kelompok perempuan dan laki-laki

Uji Mann-WhitneyU Test Skala Pembelian Impulsif antara Mahasiswa Perempuan dan Mahasiswa Laki-laki

Pembelian_impulsif

Mann-Whitney U 4315.000

Wilcoxon W 9365.000

Z -1.675

Asymp. Sig. (2-tailed) .094


(6)

Uji Linearitas antara kemandirian dengan Pembelian Impulsif

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Pembelian_impulsif * kemandirian_skala

Between Groups (Combined) 25020.624 34 735.901 2.044 .002

Linearity 9455.390 1 9455.390 26.256 .000

Deviation from Linearity 15565.233 33 471.674 1.310 .138

Within Groups 59419.251 165 360.117

Total 84439.875 199

Uji Correlations antara Kecenderungan Kemandirian dan Kecenderungan Pembelian Impulsif

Pembelian

impulsif Kemandirian

Spearman's rho

Pembelian_impulsif Correlation Coefficient 1.000 -.286**

Sig. (1-tailed) . .000

N 200 200

kemandirian Correlation Coefficient -.286** 1.000

Sig. (1-tailed) .000 .

N 200 200

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Uji Mann-Whitney U Test Skala Kemandirian antara Mahasiswa Kos dan Mahasiswa Tinggal dengan Orang Tua

kemandirian_lengkap

Mann-Whitney U 4541.500

Wilcoxon W 9591.500

Z -1.122

Asymp. Sig. (2-tailed) .262