Siklus Menstruasi Pola Menstruasi 1.

biasanya lama haid itu tetap. Jumlah darah yang keluar rata - rata 33,2 ± 16 cc. Pada perempuan yang lebih tua biasanya darah yang keluar yang banyak Dasty, 2010.

2. Siklus Menstruasi

Menurut Llewellyn, 2002, hal. 12-13 Stimulus berasal dari hipotalamus dengan pelepasan gonadotrophic releasing hormone GnRH ke dalam pembuluh darah portal hipofisis. GnRH yang di lepaskan secara berdenyut mencapai kelenjar hipofisis. Di sini GnRH merangsang pertumbuhan dan maturasi gonadotrof yang mensekresi FSH dan LH. FSH bekerja pada 10 - 20 folikel primer dengan berkaitan sel granulosa teka yang mengelilinginya. Efek meningginya jumlah FSH ialah sekresi cairan ke dalam rongga folikel. Salah satu di antaranya tumbuh lebih cepat dari pada yang lain. Pada saat yang sama sel granulosa teka yang mengelilingi folikel terpilih mensekresi lebih banyak estradiol, yang memasuki sirkulasi darah. Efek endokrinologik peningkatan kadar estradiol ini adalah menimbulkan umpan balik negatif hipofisisnanterior dan hipotalamus. Akibatnya sekresi FSH menurun sedangkan sekresi estradiol meningkat mencapai puncak. Kira - kira 24 jam kemudian terjadi lonjakan besar sekresi LH dan lonjakan sekresi FSH yang lebih kecil. Umpan balik positif ini menyebabkan pelepasan satu ovum dari folikel yang paling besar. Maka terjadilah ovulasi. Folikel yang kolaps akibat pelepasan ovum berubah sifatnya. Sel granulosa teka berproliferasi dan menjadi berwarna kuning luteinized dan di sebut sel lutein - teka. Folikel korpus luteum menghasilkan progesteron mencapai puncak datar plateu kira - kira empat hari setelah ovulasi, kemudian meningkatkan secara progresif apabila ovum yang dibuahi mengadakan Universitas Sumatera Utara implantasi ke dalam endometrium. Sel - sel trofoblastik embrio yang telah tertanam segera menghasilkan human chorionic gonadotropin HCG yang memelihara korpus luteum sehingga sekresi estradiol dan progesteron terus berlanjut. Sebaliknya jika tidak terjadi kehamilan, sel lutein teka berdegenerasi sehingga menghasilkan estradiol dan progesteron lebih sedikit. Ini mengurangi umpan balik negatif pada gonadotropin yang disertai dengan meningkatnya sekresi FSH. Penurunan kadar estradiol dan progesteron dalam sirkulasi darah menyebabkan perubahan di dalam endometrium yang menyebabkan terjadinya menstruasi. Menurut Pudiastuti 2012, hal.43 - 46 Ada tiga masa utama siklus menstruasi yaitu : a. Masa menstruasi selama dua sampai delapan hari. Pada waktu itu endometrium dilepas, sedangkan pengeluaran hormon - hormon ovarium paling rendah. Pada fase ini endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai perdarahan dan lapisan yang masih utuh. Fase ini berlangsung selama 3 - 4 hari. b. Masa proliferasi sampai hari keempat belas. Pada waktu itu endometrium tumbuh kembali di sebut juga endometrium mengadakan proliferasi. Antara hari kedua belas dan keempat belas terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang disebut ovulasi. Setelah luka sembuh akan terjadi penebalan pada endometrium ± 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari kelima sampai hari ke empat belas dari siklus menstruasi. Universitas Sumatera Utara Fase proliferasi di bagi menjadi 3 tahap yaitu : 1 Fase proliferasi dini, terjadi pada hari ke 4 sampai hari ke 7. Fase ini dapat dikenali dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel. Pemukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel. 2 Fase proliferasi madya, terjadi pada hari ke 8 sampai hari ke 10. Fase ini merupakan bentuk transisi dan dapat dikenali dari epitel permukaan yang berbentuk torak yang tinggi. 3 Fase proliferasi akhir, berlangsung antara hari ke 11 sampai hari ke 14. c. Masa sekresi. Saat itu korpus rubrum menjadi korpus luteum yang mengeluarkan progesteron. Di bawah pengeruh progesteron ini kelenjar endometrium yang tumbuh berlekuk - lekuk mulai bersekresi dengan mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Pada akhir masa ini stroma endometrium berubah ke arah sel - sel desidua terutama yang berada di seputar pembuluh - pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan adanya nidasi. Fase ini berlangsung dari hari ke 14 sampai ke 28. Fase ini endometrium kira - kira tetap tebalnya tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang berkelok - kelok dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata.bagian dalam sel endometrium terdapat glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai bahan makanan untuk telur yang dibuahi. Fase sekresi dibagi 2 tahap yaitu : 1 Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase sebelumnya karena kehilangan cairan. Universitas Sumatera Utara 2 Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium berkembang dan menjadi lebih berkelok - kelok dan sekresi mulai mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak.

3. Gangguan Saat Menstruasi

Dokumen yang terkait

Hubungan Sindrom Pramenstruasi dengan Regularitas Siklus Menstruasi pada Mahasiswi S-1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

4 44 73

Motivasi Mahasiswa Mengikuti Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2014

1 33 104

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

0 4 112

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

0 0 11

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

0 0 2

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

0 0 5

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan - Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Pola Menstruasi Pada Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universita

0 0 16

NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN GANGGUAN SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK TINGKAT AKHIR DI UNIVERSITAS 'AISYIYAH YOGYAKARTA - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 11

HUBUNGAN ANTARA STRES DALAM MENYUSUN SKRIPSI DENGAN INSOMNIA PADA MAHASISWI D IV BIDAN PENDIDIK DI STIKES ‘AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Antara Stres dalam Menyusun Skripsi dengan Insomnia pada Mahasiswi D IV Bidan Pendidik di

0 0 11