60
atau dapat memodifikasi sesuai dengan kebutuhan tanpa harus mengurangi ketentuan-ketentuan minimal yang harus ada dalam suatu modul.
Dari  penjelasan  yang  telah  dipaparkan  di  atas,  maka  dapat disimpulkan  bahwa  penggunaan  modul  dalam  pembelajaran  tematik
merupakan  suatu  tindakan  yang  tepat,  karena  modul  sendiri  merupakan salah  satu  bentuk  bahan  ajar  yang  dikemas  dan  disusun  secara  utuh  dan
sistematis,  yang  di  dalamnya  memuat  berbagai  perangkat  pengalaman belajar  yang  terencana  dan  didesain  guna  membantu  peserta  didik  dalam
menguasai tujuan pembelajaran. Karena pada pembelajaran tematik sendiri merupakan sebuah model pembelajaran yang menuntut siswa untuk dapat
belajar  secara  individu  maupun  berkelompok  untuk  dapat  menggali pengalaman  belajarnya  sendiri  melalui  apa  yang  telah  mereka  alami  di
kehidupan sehari-hari.
D. Kajian tentang Karakteristik Siswa Sekolah Dasar SD
Salah  satu  kunci  keberhasilan  pada  proses  pembelajaran  di  sekolah adalah guru mampu memahami dan mengenal karakteristik peserta didiknya
dengan baik. Dengan memahami dan mengenal karakteristik peserta didik, guru  dapat  memberikan  pendidikan  dan  kiat-kiat  pembelajaran  dengan
tepat. Menurut Suharjo, 2006: 36 karakteristik peserta didik dapat dilihat
dari  segi  pertumbuhan  fisik  dan  psikologisnya.  Dalam  siklus  kehidupan anak  sejak  dalam  kandungan  sampai  mati  akan  mengalami  proses
61
pertumbuhan  yang  bersifat  jasmaniah  dan  kejiwaannya.  Arti  sempit  dari pertumbuhan dalam aspek jasmaniah meliputi berubahnya struktur tulang,
tinggi badan dan berat badan. Sedangkan dalam arti luas pada aspek psikis, seperti munculnya kemampuan berfikir simbolik, abstrak, dan sebagainya.
Dengan  kata  lain  pertumbuhan  merupakan  perubahan  sikap  dan  tingkah laku dari yang lebih rendah menuju ke tingkat yang lebih tinggi.
Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara teratur dan terus menerus menuju ke arah yang lebih maju. Sebagaimana yang dikemukakan
oleh Angela Anning dalam Suharjo, 2006: 36 tentang perkembangan dan belajar anak itu sebagai berikut:
a. Kemampuan berfikir anak berkembang secara sekuansial dari kongkrit
menuju abstrak. b.
Anak harus siap menuju ke tahap perkembangan berikutnya dan tidak boleh dipaksakan untuk bergerak menuju tahap perkembangan kognitif
yang  lebih  tinggi,  misal:  dalam  hal  membaca  permulaan,  mengingat angka, dan belajar konservasi.
c. Anak  belajar  melalui  pengalaman-pegalaman  langsung,  khususnya
melalui aktivitas bermain. d.
Anak  memerlukan  pengembangan  kemampuan  penggunaan  bahasa yang dapat digunakan secara efektif di sekolah.
e. Perkembangan  sosial  anak  bergerak  dari  egosentris  menuju  kepada
kemampuan untuk berempati dengan yang lain.
62
f. Setiap  anak  sebagai  seorang  individu,  masing-masing  memiliki  cara
belajar yang unik. Dari  penjelasan  tentang  pandangan  di  atas,  sudah  jelas  dipaparkan
bahwa perkembangan kemampuan berfikir anak bergerak secara bertahap dari  yang  awalnya  berfikir  secara  kongkrit  menuju  ke  berfikir  secara
abstrak. Hal  ini  sependapat  dengan  Tim  Dosen  FIP  IKIP  Malang  dalam
Suharjo  2006:  37-38  anak  sekolah  dasar  yang  berusia  6-12  tahun,  pada usia tersebut selain memiliki karakteritik seperti tersebut di atas, anak-anak
SD juga memiliki karakteristik pertumbuhan kejiwaan sebagai berikut: a.
Pertumbuhan  fisik  dan  motorik  maju  pesat.  Hal  ini  sangat  penting peranannya bagi pengembangan dasar yang diperlukan sebagai makhluk
individu dan sosial. b.
Kehidupan sosialnya diperkaya selain kemampuan dalam hal kerjasama juga dalam hal bersaing dan kehidupan kelompok sebaya.
c. Semakin menyadari diri selain mempunyai keinginan, perasaan tertentu
juga semakin bertumbuhnya minat tertentu. d.
Kemampuan berfikirnya masih dalam tingkatan persepsional. e.
Dalam bergaul, bekerjasama dan kegiatan bersama tidak membedakan jenis yang menjadi dasar adalah perhatian dan pengalaman yang sama.
f. Mempunyai kesanggupan untuk memahami hubungan sebab-akibat.
63
g. Ketergantungan  kepada  orang  dewasa  semakin  berkurang  dan  kurang
memerlukan perlindungan orang dewasa. Menurut  Sutarni  Iman  Barnadib,  Suwarno,  dan  Siti  Mechati  dalam
Syaiful Bahri 2005: 52 anak didik memiliki karakteristik tertentu, yakni: a.
Belum  memiliki  pribadi  dewasa  susila  sehingga  masih  menjadi tanggung jawab pendidik guru.
b. Masih mempunyai aspek tertentu dari kedewasaannya, sehingga masih
menjadi tanggung jawab pendidik. c.
Memiliki  sifat-sifat  dasar  manusia  yang  sedang  berkembang  secara terpadu  yaitu  kebutuhan  biologis,  rohani,  sosial,  intelegensi,  emosi,
kemampuan berbicara, anggota tubuh untuk bekerja kaki, tangan, jari, latar belakang sosial, latar belakang biologis warna kulit, bentuk tubuh,
dan lainnya, serta perbedaan individual. Dari  penjelasan  yang  telah  dipaparkan  di  atas,  maka  dapat
disimpulkan bahwa guru perlu memahami karakteristik peserta didik agar kegiatan proses pembelajaran yang ada menjadi lebih aktif, interaktif, dan
kondusif. Karakteristik  peserta  didik  tersebut  terbagi  menjadi  beberapa  segi
perkembangan  intelegensi  individu,  diantaranya:  1  Dari  segi  fisik,  anak didik  memiliki  perubahan  dari  aspek  jasmani  raga  seperti  berubahnya
struktur  tulang,  tinggi  badan  dan  berat  badan.  2  Dari  segi  psikologis kejiwaannya,  anak  didik  dapat  memunculkan  kemampuan  berfikir  secara
64
bertahap dari yang awalnya kongkrit menuju abstrak, anak mampu belajar dari  pengalaman-pengalaman  yang  telah  mereka  alami,  dalam  kehidupan
sosial anak dari yang awalnya egosentris berkembang menuju ke tahap yang lebih tinggi lagi yaitu mampu berempati dengan keadaan sekitar.
E. Kerangka Pikir