Konsep Dasar Pembelajaran Tematik

29 Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi dan manfaat modul yaitu siswa dapat belajar secara mandiri menurut kecepatannya masing-masing, siswa dapat mengukur sendiri tingkat kemampuan penguasaan materinya, penggunaan penulisan dan penyajian materi pada modul hendaknya dapat dipahami oleh siswa karena modul sendiri merupakan bahan ajar yang membantu siswa dalam belajar mandiri.

C. Kajian tentang Pembelajaran Tematik Integrative

1. Konsep Dasar Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah program pembelajaran yang berangkat dari satu tematopik tertentu dan kemudian dielaborasi dari berbagai aspek atau ditinjau dari berbagai perspektif mata pelajaran yang biasa diajarkan di sekolah. Para pakar filsafat pendidikan Konstruktivisme, Progresivisme dan Humanisme telah lama memikirkan tentang kemungkinan penggunaan pembelajaran tematik. Poerwadarminta dalam Abdul Majid, 2014: 80 menyatakan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada murid. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Menurut Beans dalam Udin Syaefuin dkk., 2006: 4 pembelajaran tematik sebagai upaya untuk mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan siswa dan kemampuan pengetahuannya. 30 Pembelajaran tematik yang disebut dengan pembelajaran terpadu sebagai terjemahan dari integrated teaching and learning. Bahkan ada juga yang menyebutnya dengan integrated curriculum approach pendekatan kurikulum terpadu, atau a coherent curriculum approach pendekatan kurikulum yang koheren. Menurut T. Raka Joni dalam Abd. Kadir dan Hanun Asrohah, 2015: 6 pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik. Konsep demikian dielaborasikan lebih lanjut oleh Hadi Subroto dalam Abd. Kadir dan Hanun Asrohah, 2015: 6 dalam definisi yang lebih operasional, bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain, yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang atau lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar siswa, maka pembelajaran menjadi lebih bermakna. Sedangkan Willian dalam Udin Syaefuddin, 2006: 5, mengemukakan bahwa kaitan konseptual yang dipelajari dengan isi bidang studi lain yang relevan akan membentuk skemata, sehingga akan diperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Perolehan keutuhan belajar, pengetahuan, dan kebulatan pandangan tentang kehidupan dan dunia nyata hanya dapat direfleksikan melalui pembelajaran terpadu. Pada Panduan KTSP, 2007: 253 dengan menerapkan pembelajaran tematik, akan diperoleh beberapa nilai positif sebagai berikut : 31 a. Memudahkan pemusatan perhatian pada satu tema tertentu. b. Anak didik mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar isi mata pelajaran dalam tema yang sama. c. Pemahaman materi mata pelajaran lebih mendalam dan berkesan. d. Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa. e. Lebih dapat dirasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas. f. Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam suatu mata pelajaran dan sekaligus dapat mempelajari mata pelajaran lain. g. Guru dapat menghemat waktu sebab mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus, dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, dan waktu selebihnya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan materi. Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa konsep dasar pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang memadukan antara berbagai mata pelajaran atau bidang studi dengan menggunakan tema tertentu, yang memudahkan guru maupun peserta didik untuk memberikan dan menerima materi pelajaran yang ada. Tema tersebut kemudian diulas atau dielaborasi dari berbagai sudut pandang baik dari pandangan ilmu pengetahuan sosial, ilmu pengetahuan alam, humaniora 32 maupun agama, sehingga memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik.

2. Landasan Pembelajaran Tematik