40
tentang belajar. Menurutnya belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Dan
belajar juga merupakan penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi
Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah usaha untuk memperoleh suatu perubahan didalam diri seseorang,
mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya yang melibatkan komponen kognitif, psikomotor
dan afektif guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga dapat menghasilkan perbaikan performansi melalui motivasi, ketrampilan dan kebiasaan yang
dilakukan.
b. Teori-teori belajar
Menurut Muhibbin Syah 2012:92 secara pragmatis, teori belajar dapat dipahami secara umum atau kumpulan prinsip yang saling berhubungan
dan merupaka penjelasan atas sejumlah fakta dan penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar. Menurut Slametto 2010:8, sebetulnya terdapat
berbagai teori belajar misalnya yang berdasarkan pada ilmu jiwa daya, tanggapan, asosiasi, trial error, medan, gestalt, behaviorist dan lain-lain.
1. Teori Gestalt
Menurut Slameto 2010:9 teori Gestalt yang dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman. Hukum yang berlaku pada pengamatan
adalah sama dengan hukum dalam belajar yaitu:
41
a. Gestalt mempunyai sesuatu yang melebihi jumlah unsur-unsurnya
b. Gestalt timbul lebih dahulu daripada bagian-bagiannya
Jadi dalam belajar yang penting adalah adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh response yang tepat untuk memecahkan problem yang dihadapi.
Belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari akan tetapi mengerti dan memperoleh
insight
.
Insight
adalah suatu saat dalam proses belajar dimana seseorang melihat pengertian tentang sangkut paut dan
hubungan-hubungan tertentu dalam unsur yang mengandung suatu problem. 2.
Teori menurut J. Bruner Menurut pendapat Bruner dalam Slameto 2010:11, belajar tidak
untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak
dan mudah. Sebab itu Bruner mempunyai pendapat, alangkah baiknya bila sekolah dapat menyediakan kesempatan bagi siswa untuk maju dengan cepat
sesuai dengan kemampuan siswa dalam mata pelajaran tertentu. Untuk meningkatkan proses belajar perlu lingkungan yang dinamakan “
Discovery Learning
” ialah lingkungan dimana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip
dengan yang sudah diketahui. 3.
Teori belajar dari Piaget Pendapat Piaget dalam Slameto 2010:12, mengenai perkembangan
proses belajar pada anak-anak adalah:
42
a Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa.
Mereka bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil, mereka mempunyai cara yang khas untuk menyatakan kenyataan dan untuk
menghayati dunia sekitarnya. b
Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu, menurut semua urutan yang sama bagi semua anak
c Walaupun berlangsungnya tahap-tahap perkembangan melalui suatu
urutan tertentu, tetapi jangka waktu untuk berlatih dari satu tahap ke tahap yang kain tidak selalu sama pada setiap anak.
d Perkembangan mental anak dipengaryhi oleh 4 faktor, yaitu :
1 Kemasakan
2 Pengalaman
3 Interaksi sosial
4
Equilibration
proses dari ketiga di atas bersama-sama untuk membangun dan memperbaiki struktur mental.
Perlu diketahui juga bahwa dalam perkembangan intelektual terjadi proses yang sederhana seperti melihat, menyentuh, menyebut
nama benda dan sebagainya, dan adaptasi yaitu suatu rangkaian perubahan yang terjadi pada tiap individu sebagai hasil interaksi dengan
dunia sekitarnya.
43
c. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Menurut Ngalim Purwanto 1993:102 juga merumuskan tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap belajar, dan membaginya menjadi
dua golongan. a faktor individual yaitu faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang berupa kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan,
motivasi dan faktor pribadi. b faktor sosial, yaitu faktor yang ada di luar individu, antara lain keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara
mengajarnya, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial. Disamping itu masih ada faktor yang mempengaruhi proses dan hasil
belajar pada setiap orang yaitu faktor luar terbagi atas faktor lingkungan dan faktor instrumental. Faktor lingkungan meliputi alam dan sosial, sedangkan
faktor instrumental seperti kurikulum atau bahan pelajaran, guru atau pengajar, sarana dan fasilitas, administrasi atau manajemen. Sedangkan
faktor dalam terdiri atas fisiologi dan psikologi. Faktor fisiologi terdiri atas kondisi fisik dan kondisi panca indera, dan yang merupakan faktor psikologi
adalah bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif. Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa prestasi belajar
dapat dipengaruhi oleh dua faktor yang digolongkan menjadi dua kelompok yaitu faktor individual dan faktor kelompok, hal ini untuk memperoleh nilai-
nilai pencapaian prestasi yang terdapat dalam kurikulum. Menurut Muhibbin Syah 2012:145, faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: