115 menjadi betah dan berlama-lama tinggal di tempat wisata. Seperti yang di ungkapkan
oleh Bp. “AY” sebagai berikut, “…. Sejak saya tergabung dalam kelompok sadar wisata dewabejo,
awalnya saya menganggap dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung ke desa kami sangat mengganggu, terlebih keramaianya sangat membuat tidak
nyaman, tapi dalam kegiatan sosialisasi telah di jelaskan banyak hal, sehingga kami mulai tau dan membuat saya untuk bergabung dengan kelompok sadar
wisata dewa bejo, tidak hanya kami para anggota yang menikmati keuntunganya, tapi masyarakatpun merasakanya. Selain mendapat pemasukan
kas desa, ada pula dana kemasyarakatan”. Hal ini dapat dilihat dari sikap masyarakat yang ramah dan menghormati
terhadap wisatawan. Mereka merasa tidak terganggu dengan adanya perubahan dimana yang dulunya desa mereka merupakan desa biasa-biasa saja, namun sekarang
menjadi desa yang ramai dan tujuan wisatawan.
b. Pendidikan
Pendidikan sebagai media yang ampuh untuk menyiapkan masyarakat untuk melayani dan memenuhi kebutuhan informasi bagi wisatawan, baik informasi
mengenai kondisi fisikal daerah maupun kultural yang berkembang di masyarakat. Pendidikan yang ditekankan adalah pendidikan yang dapat memelihara kelestarian
objek dan budaya, agar menjadi aset dan jasa yang bisa dijual. Banyak informasi yang terkandung di lokasi pariwisata objek tidak dapat dijual karena keterbatasan
pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat pariwisata. Bentuk pendidikan yang dikembangkan baik berupa pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Untuk
dapat menjelaskan kepada wisatawan secara lengkap dan benar maka diperlukan
116 pengetahuan dan ilmu yang cukup mengenai berbagai kondisi alam dan historisnya,
sehingga menjadi bekal dan pengetahuan yang berguna bagi pengunjung. Hal ini senada dengan yang Bapak SR katakana, yaitu :
“…. Semua anggota kelompok sadar wisata dewabejo, telah dibekali pendidikan berbicara atau presentasi gitu mbak, mereka sudah dibekali
bagaimana tatacara menyampaikan sejarah dan menjelaskan potensi-potensi yang ada disini mbak, dari yang bahasa Indonesia sampai yang bahasa inggris,
mereka sudah diajari dan disuruh menghafalkan, sudah banyak program yang kami lakukan untuk membekali semua anggota kelompok sadar wisata dewa
bejo mbak, dari pendidikan bahasa inggris dasar, bahasa Indonesia baku, dan penyambutan tamu yang baik, cara berpenampilan yang sopan dan enak
dilihat …” Pendidikan di sini merupakan pendidikan dalam berbahasa Indonesia
dengan baik yang benar, dan penggunaan bahasa inggris yang meskipun warga masyarakat desa rata-rata berusia lanjut dan produktif tapi mereka tetap sedikit demi
sedikit bisa menggunakan bahasa inggris, walaupun dalam pengucapanya cukup berantakan. Selain itu tingkat pendidikan masyarakat juga mengalami perkembangan,
hal ini disebabkan karena akibat adanya aktivitas pariwisata di dalam kawasan, ada sebagian masyarakat yang mempunyai tambahan penghasilan sehingga mereka
mempunyai kemampuan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tingggi.
c. Keterampilan
Keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat sebagai kunci pengembangan kepariwisataan. Keterampilan yang dimaksud adalah keterampilan dalam
menyediakan berbagai kebutuhan wisatawan, baik berupa keterampilan dalam menerima atau .keterampilan dalam menyuguhkan berbagai atraksi maupun informasi