Pemberdayaan Masyarakat Kajian Pustaka
16 Kindervatter Sunit Agus Tricahyono, 2008: 12 mengemukakan bahwa
pemberdayaan masyarakat memiliki karakteristik sebagai berikut : a.
Tersusun dari kelompok kecil b.
Adanya pengalihan tanggung jawab c.
Pimpinan oleh para partisan d.
Adanya agen sebagai fasilitator e.
Proses bersifat demokratif dan hubungan kerja non hirarkial f.
Merupakan integrasi antar refleksi dan aksi g.
Metode yang digunakan lebih banyak medorong kea rah pengembangan kepercayaan diri
h. Merupakan upaya peningkatan derajad kemandirian social, ekonomi dan atau
politik. Konsep pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan PLS, menempatkan
masyarakat sebagai subjek, seperti mengembangkan diri. Tujuan akhirnya adalah agar masyarakat memiliki kemampuan untuk mengendalikan program-program yang
berupaya untuk memperbaiki dan meningkatkan taraf kehidupanya. Dengan demikian program pemberdayaan masyarakat diarahkan agar masyarakat tumbuh dan
berkembang menjadi “masyarakat berdaya”, dimana masyarakat tersebut memiliki kemampuan dalam mengatasi kebutuhan dan masalah yang dihadapi berdasarkan
sumber daya yang dimiliki. Pada paradigma pembangunan yang berpusat pada manusia, fokus
pembangunan tidak lagi pada industri, tapi pada manusia yang memfungsikan sebagai subyek berpartisipasi aktif dalam tahapan pembangunan dan sebagai obyek yang
menikmati hasil pelayanan pemerintah. Dalam model pembangunan ini menurut Bryant and white 1989, 22-27 pembangunan memiliki implikasi yaitu :
a. Pembangunan berarti memberikan perhatian terhadap kapasitas yang dimiliki
untuk pengembangan kemampuan dan tenaga guna membuat perubahan
17 b.
Pembangunan mencakup keadilan c.
Pembangunan kekuasaan d.
Pembangunan mencakup perhatian, jangka panjang terhadap kelangsungan hidup masa depan.
Dari sisi
pembangunan ekonomi,
pendekatan pemberdayaan
memfokuskan kepada upaya untuk memobilisasi kemampuan sendiri. Sementara dalam bidang politik, pemberdayaan adalah perjuangan untuk menegakkan hak-hak
sipil dan kesetaraan gender. Jadi pemberdayaan adalah proses untuk meningkatkan asset atau kemampuan secara individual maupun kelompok suatu masyarakat.
Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi
kemandirian berfikir, bertindak, dan mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut. Kemandirian masyarakat adalah merupakan suatu kondisi yang dialami
oleh masyarakat yang ditandai oleh kemampuan untuk memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mecapai pemecahan
masalah-masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya kemampuan yang terdiri atas kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik, afektif, dengan
pengerahan sumber daya yang dimiliki oleh lingkungan internal masyarakat tersebut Ambar Teguh S, 2004: 80
Pemberdayaan masyarakat mengarah pada pembentukan kognitif mayarakat yang lebih baik, kondisi kognitif pada hakikatnya merupakan kemampuan
berfikir yang dilandasi oleh pengetahuan dan wawasan seseorang atau masyarakat dalam rangka mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi. Kondisi konatif
merupakan sikap perilaku masyarakat yang terbentuk dan diarahkan pada perilaku yang sensitive terhadap nilai-nilai pemabngunan dan pemberdayaan. Kondisi afektif
adalah merupakan sense yang dimiliki oleh masyarakat yang diharapkan dapat diintervensi untuk mencapai keberdayaan dalam sikap dan perilaku. Kemampuan
psikomotorik merupakan kecakapan-ketrampilan yang dimiliki masyarakat sebagai
18 upaya pendukung masyarakat dalam rangka melakukan aktivitas pembangunan
Ambar Teguh S, 2004: 80 Pemberdayaan bertujuan menekan perasaan ketidak berdayaan masyarakat
miskin bila berhadapan dengan struktur sosial politis Moeljarto, 1993: 41. Sebagai syarat mutlak bagi pengembangan pemberdayaan dalam masyarakat adalah perlunya
kondisi keterbukaan yang lebih besar dalam masyarakat Onny Prijono dan Pranarka, 1996: 60
Menurut Hery Darwanto Susmiati, 2008: 47, unsur-unsur pemberdayaan masyarakat pada umumnya adalah :
a. Inklusi dan Partisipasi
Inklusi berfokus pada pertanyaan siapa yang diberdayakan, sedangkan partisipasi berfokus pada bagaimana mereka diberdayakan dan kontribusi apa
yang mereka mainkan setelah mereka menjadi bagian dari kelompok yang diberdayakan.
b. Akses pada Informasi
Aliran informasi yang tidak tersumbat antara masyarakat dengan masyarakat lain antara masyarakat dengan pemerintah. Informasi meliputi ilmu
pengetahuan, program dan kinerja pemerintah, hak dan kewajiban dalam bermasyarakat,
ketentuan tentang
pelayanan umum,
perkembangan permintaan dan penawaran pasar, dsb.
c. Kapasitas lokal
Kapsasitas organisasi lokal adalah kemampuan masyarakat untuk bekerjasama, mengorganisasikan perorangan dan kelompok-kelompok yang
ada di dalamnya, memobilisasi sumber-sumber daya yang ada untuk menyelesaikan masalah bersama. Masyarakat yang organized, lebih mampu
membuat suaranya terdengar dan kebutuhanya terpenuhi.
d. Profesionalitas pelaku pemberdaya
Profesionalitas pelaku pemberdaya adalah kemampuan pelaku pemberdaya, yaitu aparat pemerintah atau LSM, untuk mendengarkan, memahami,
mendampingi dan melakukan tindakan yang diperlakukan untuk melayani kepentingan
masyarakat. Pelaku
pemberdaya juga
harus mampu
mempertanggungjawabkan kebijakan dan tindakanya yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.
19 Untuk mencapai kemandirian masyarakat diperlukan sebuah proses.
Melalui proses belajar maka masyarakat secara bertahap akan memperoleh kemampuan tersebut masyarakat harus menjalani proses belajar. Dengan proses
belajar tersebut akan diperoleh kemampuan daya dari waktu kewaktu. Sebagaimana yang disampaiakn diatas bahwa proses belajar dalam rangka pemeberdayaan
masyarakat akan berlangsung secara bertahap. Ambar Teguh S 2004: 83 menyatakan bahwa tahap-tahap yang harus dilalui tersebut meliputi :
a. Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan
pesduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri. b.
Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan-ketrampilan
agar terbuka wawasan
dan memberikan
ketrampilan dasar
sehingga dapat
mengambil peran
didalam pembangunan.
c. Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan-ketrampilan
sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian.
Memberdayakan masyarakat berarti melakukan investasi pada masyarakat,
khususnya masyarakat miskin, organisasi mereka, sehingga asset dan kemampuan mereka bertambah, baik kapabilitas perorangan maupun kapabilitas kelompok.
Karena pada dasranya untuk mewujudkan upaya pemberdayaan masyarakat yang utama adalah memberdayakan individu itu sendiri. Bagaimana memberdayakan
masyarakat merupakan satu masalah tersendiri yang berkaitan dengan hakikat dari daya, serta hubungan antar individu atau lapisan social yang lain Onny Prijono:
1996: 134. Dimana dalam upaya pemberdayaan masyarakat bukan hanya menjadi tanggung jawab masyarakat itu sendiri tetapi juga semua pihak yang terkait. Dengan
demikian sebagai konsekuensi dari penempatan rakyat sebagai fokus sentral dari
20 tujuan akhir pembangunan, menghendaki partisipasi masyarakat secara langsung
dalam pembangunan.