114 masyarakat, keterampilan dan percaya diri semakin berkembang. Peningkatan
keberdayaan masyarakat tidak hanya merupakan kunci keberhasilan dalam pengembangan pariwisata, tetepi untuk pembangunan masyarakat secara keseluruhan.
Bentuk pemberdayaan yang dilakukan Kelompok Sadar Wisata Dewabejo melalui pengembangan obyek wisata yang mereka lakukan, meliputi :
a. Fislosofi Hidup di Masyarakat
Dalam dunia pariwisata, terlebih dalam pengembangan obyek wisata yang berada di lingkup desa wisata, tentunya sangat lekat dengan campu tangan
masyarakat. Untuk itu, Filosofi hidup di masyarakat perlu diarahkan dan diperhatikan, agar sesuai dengan filosofi pengembangan pariwisata karena apabila
belum selaras akan menjadi ganjalan dan kendala. Mindset atau pemikiran masyarakat dalam memandang tamu atau wisatawan harus diubah yang tadinya
wisatawan sebagai saingan diubah menjadi aset dan sumber kehidupan. Hal ini serupa dengan yang di ungkapkan oleh Bp. “SB” sebagai berikut,
“…..dari dulu saya selalu menanamkan dan mengingatkan anggota kelompok sadar wisata maupun masyarakat disekitar sini untuk menganggap
tamu yang berkunjung merupakan pemasukan bagi kami, karena merekalah pendapatan kami dan pemasukan di desa meningkat”.
Perlu disadarkan bahwa wisatawan yang datang adalah masyarakat yang membawa biayauang yang akan dibelanjakan dan dapat menambah kesejahteraan
masyarakat dan akan menciptakan berbagai lapangan pekerjaan. Harus ditanamkan pada masyarakat bahwa tamu atau turis merupakan lapangan pekerjaan, sehingga
masyarakat mempunyai kewajiban untuk menghormati dan melayani agar tamu
115 menjadi betah dan berlama-lama tinggal di tempat wisata. Seperti yang di ungkapkan
oleh Bp. “AY” sebagai berikut, “…. Sejak saya tergabung dalam kelompok sadar wisata dewabejo,
awalnya saya menganggap dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung ke desa kami sangat mengganggu, terlebih keramaianya sangat membuat tidak
nyaman, tapi dalam kegiatan sosialisasi telah di jelaskan banyak hal, sehingga kami mulai tau dan membuat saya untuk bergabung dengan kelompok sadar
wisata dewa bejo, tidak hanya kami para anggota yang menikmati keuntunganya, tapi masyarakatpun merasakanya. Selain mendapat pemasukan
kas desa, ada pula dana kemasyarakatan”. Hal ini dapat dilihat dari sikap masyarakat yang ramah dan menghormati
terhadap wisatawan. Mereka merasa tidak terganggu dengan adanya perubahan dimana yang dulunya desa mereka merupakan desa biasa-biasa saja, namun sekarang
menjadi desa yang ramai dan tujuan wisatawan.
b. Pendidikan
Pendidikan sebagai media yang ampuh untuk menyiapkan masyarakat untuk melayani dan memenuhi kebutuhan informasi bagi wisatawan, baik informasi
mengenai kondisi fisikal daerah maupun kultural yang berkembang di masyarakat. Pendidikan yang ditekankan adalah pendidikan yang dapat memelihara kelestarian
objek dan budaya, agar menjadi aset dan jasa yang bisa dijual. Banyak informasi yang terkandung di lokasi pariwisata objek tidak dapat dijual karena keterbatasan
pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat pariwisata. Bentuk pendidikan yang dikembangkan baik berupa pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Untuk
dapat menjelaskan kepada wisatawan secara lengkap dan benar maka diperlukan