yang jelas, maka suspend atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham tersebut kembali diperdagangkan seperti semula.
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham
Investor perlu mempertimbangkan dua faktor dalam berinvertasi dibidang saham yaitu faktor sistematis atau faktor makro adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi semua perusahaan atau industri yang meliputi pertumbuhan ekonomi, tingkat bunga, tingkat inflasi, nilai tukar valuta asing, dan kebijaksanaan
pemerintah. Sedangkan faktor yang tidak sistematis atau faktor mikro adalah faktor-faktor yang ada pada perusahaan atau industri tertentu sehingga
pengaruhnya terbatas pada perusahaan atau industri tertentu yang meliputi struktur modal, struktur aktiva, dan tingkat likuiditas perusahaan Prayitno, 2007
Adapun beberapa cara untuk menganalisa faktor tidak sistematis suatu perusahaan, adalah dengan melihat :
1. Risiko Sistematis Beta
Risiko sistematis atau risiko yang tidak dapat didiversifikasi dihindarkan, disebut juga dengan risiko pasar. Risiko ini berkaitan dengan kondisi yang terjadi
di pasar secara umum, misalnya perubahan dalam perekonomian secara makro, risiko tingkat bunga, risiko politik, risiko inflasi, risiko nilai tukar dan risiko
pasar. Risiko ini mempengaruhi semua perusahaan dan karenanya tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi. Parameter yang digunakan dalam mengukur
risiko ini adalah beta. Dapat disimpulkan bahwa beta adalah pengukur fluktuasi dari return suatu sekuritas dalam periode tertentu. Beta suatu sekuritas dapat
dihitung dengan titik estimasi yang menggunakan data historis maupun estimasi
Universitas Sumatera Utara
secara subjektif. Beta historis dapat dihitung dengan menggunakan data historis berupa data pasar return sekuritas dan return pasar Suharli, 2005; 104
2. Price to Earning Ratio
Price to Earning Ratio PER merupakan salah satu rasio keuangan
perusahaan yang dapat mempengaruhi harga saham lebih dominan dibanding EPS
. Oleh karena itu dalam analisis mengenai pergerakan harga saham, pertimbangan tentang PER sangat penting. Satu faktor yang mempengaruhi PER
adalah pertumbuhan deviden yang berarti juga laba. Semakin tinggi pertumbuhan deviden semakin tinggi PER apabila faktor-faktor yang lain sama.
Perusahaan yang berada dalam industri yang pada tahap pertumbuhan akan mempunyai PER yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang berada
pada industri yang sudah mapan. Apabila perusahaan mempunyai nilai PER yang tinggi akan menjadi daya tarik investor untuk membeli. Sehingga permintaan
saham tersebut akan naik, hal ini akan mendorong harga saham akan naik. Oleh karena itu dapat disimpulkan semakin tinggi PER semakin tinggi tingkat
kepercayaan investor terhadap masa depan perusahaan dilihat dari pertumbuhan perusahaan tersebut, maka akan mendorong harga saham naik.
3. Debt to Equity Ratio
Leverage keuangan merupakan penggunaan dana untuk perusahaanorang
lain dalam pengembalian perjanjian untuk membayar sebuah return tetap atas penggunaan dana hutang atau saham preferen dari keuangan. Rasio leverage
digunakan untuk mengukur seberapa jauh perusahaan didanai dengan utang. Para kreditur memperhatikan equity yang memberi batas keamanan, akan tetapi dengan
bertambahnya dana melalui utang para pemilik memperoleh manfaat yakni dapat
Universitas Sumatera Utara
mempertahankan pengendalian atas perusahaan dengan suatu investasi yang terbatas. Adapun rasio yang digunakan sebagai dasar pembahasan adalah debt to
equity ratio . Debt to equity ratio merupakan perhitungan seDERhana yang
membandingkan total hutang perusahaan dari modal pemegang saham.
4. Price Book Value PBV