Evaluasi Model Statistik ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.5 Deskripsi Nilai Variabel Pendapatan Saham Tahun 2005 KODE PERUSAHAAN TAHUN 2005 Kwartal I Kwartal II Kwartal III Kwartal IV ASII 0.0938 0.2095 -0.2323 0.0462 AUTO 0.3766 0.1698 0.0161 -0.1111 BRAM 0.0000 0.3125 0.1905 -0.2480 GJTL 0.3231 -0.0814 -0.2911 0.0000 IMAS -0.2222 0.3286 -0.2043 0.3919 INDS 0.1167 0.0448 -0.2857 0.0000 LPIN -0.0941 -0.2208 -0.1667 0.0000 NIPS -0.0833 0.0000 0.2182 -0.0299 PRAS -0.0500 0.1447 -0.1667 -0.0690 SMSM 0.1207 -0.0769 0.0333 -0.0161 SUGI 0.0182 -0.1071 0.0400 -0.5192 Rata-rata 0.0545 0.0658 -0.0772 -0.0505 Sumber : Hasil Penelitian, 2008 Data diolah Pada Tabel 4.5 memperlihatkan pendapatan saham yang diperoleh oleh perusahaan-perusahaan otomotif dan komponennya selama tahun 2005. Pendapatan saham tertinggi diperoleh pada kwartal I tahun 2005 senilai 0.3919 yang diperoleh oleh PT Indomobil Sukses Tbk. Pendapatan saham yang terendah senilai-0.5192 pada kwartal IV oleh PT. Sugi Samapersada Tbk. Pada Tabel 4.5 juga menggambarkan mengenai nilai rata-rata pendapatan saham sebagai variabel dependen dalam penelitian ini. Nilai rata-rata pendapatan saham kwartal IV merupakan kwartal yang memiliki rata-rata pendapatan saham yang negatif sekaligus sebagai nilai rata-rata terendah yaitu -0.5192. Rata-rata pendapatan saham yang paling tinggi diperoleh pada kwartal II sebesar 0.0658.

B. Evaluasi Model Statistik

Penggunaan model analisis yang digunakan peneliti dalam menguji hipotesis adalah dengan regresi berganda. Peneliti melakukan uji-f pada tiap Universitas Sumatera Utara variabel dependen pendapatan saham dengan variabel independen beta, debt to equito ratio, price to earning ratio, price to book value , untuk melihat keabsahan persamaan regresi yang dibuat, pembuatan regresi dilandasi oleh asumsi-asumsi yang tidak boleh dilanggar. Data yang diperoleh sebagai nilai dari masing-masing variabel independen dan dependen. Selanjutnya dianalisis secara statistik dengan menggunakan software statistika yaitu SPSS relase 1.4. Tabel 4.6. Sumber : Hasil Penelitian 2008 Data diolah Berdasarkan Tabel 4.6. dapat disusun persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y =0,182Beta – 0,053 DER+0,001PER+0,070PBV+e Interpretasi model : 1. Konstanta bernilai 0,091. Hal ini menunjukkan bahwa jika tidak ada pengaruh variabel bebas yaitu beta dan maka perubahan pendapatan saham tetap sebesar 0,091 2. Variabel beta bernilai 0,182 . Hal ini menunjukkan bahwa jika beta bertambah sebesar 10 maka perubahan pendapatan saham yang dilihat akan bertambah sebesar 0,182. Universitas Sumatera Utara 3. Variabel DER bernilai – 0,053. Hal ini menunjukkan bahwa jika DER bertambah sebesar 1 maka perubahan pendapatan saham yang dilihat akan berkurang sebesar – 0,053. 4. Varibel PER bernilai 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa jika PER bertambah sebesar 1 maka perubahan pendapatan saham yang dilihat akan bertambah sebesar 0,001. 5. Variabel PBV bernilai 0,070. Hal ini menunjukkan bahwa jika PBV bertambah sebesar 1 maka perubahan pendapatan saham yang dilihat akan bertambah sebesar 0,070. Hasil model persamaan regresi berganda yang telah didapat untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan saham, namun terlebih dahulu diuji syarat-syarat yang harus dipenuhi. Syarat tersebut adalah menguji pelanggaran asumsi klasik sebagai berikut : 1. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik . Untuk melihat normalitas residual, penulis menganalisis probabilitiy plot. Hipotesis: 1 Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi klasik. Universitas Sumatera Utara 2 Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi klasik. Gambar 4.1. : Normal PP Plot Standardized Residual. Sumber : Hasil Penelitian 2008 Data diolah Pada Gambar 4.1. menunjukkan bahwa data titik-titik menyebar di daerah di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Oleh karena itu, berdasarkan Gambar 4.1. Normal PP Plot Standardized Residual maka dapat diambil kesimpulan bahwa telah memenuhi uji normalitas. Artinya data layak untuk memprediksi pendapatan saham return berdasarkan Variabel beta X1, Variabel debt to equity ratio X2, Variabel price to earning ratio X3, Variabel price to book value X4. Universitas Sumatera Utara 2. Uji Heterokedastisitas Heterokedastisitas terjadi karena perubahan situasi yang tidak tergambar dalam spesifikasi model regresi. Dengan kata lain, heterokedastisitas terjadi jika residual tidak memiliki varian yang konstan. Pemeriksaan terhadap gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat pola diagram pencar scatter plot yaitu grafik yang merupakan diagram pencar residual Hipotesis: 1 Jika diagram pencar yang ada membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi mengalami gangguan heterokedastisitas. 2 Jika diagram pencar tidak membentuk pola yang atau acak maka regresi tidak mengalami gangguan keterokedastisitas. Gambar 4.2. : Scatter Plot Sumber : Hasil Penelitian, 2008 Data diolah Universitas Sumatera Utara Scatter plot menunjukkan bahwa diagram pencar terlihat menyebar dan tidak membentuk pola-pola tertentu yang teratur. Hal ini dapat disimpulkan dalam penelitian ini tidak terdapat gangguan heteroskedastisitas 3. Uji Multikolinearitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi linier ditemukan adanya korelasi yang tinggi di antara variabel bebas. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor VIF. Uji multikolinearitas menggunakan kriteria Variance Inflation Factor VIF dengan ketentuan bila VIF 5 terdapat masalah multikolinearitas yang serius, sebaliknya bila VIF kecil 5 tidak terdapat masalah multikolinearitas yang serius. Pada tabel coefficients dapat dilihat nilai VIF untuk masing-masing variabel independen bernilai sekitar 1 satu, yaitu masing-masing 1,077, 1,737, 1,099, 1,826. Semua variabel bebas mempunyai nilai VIF 5 sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat bahwa masalah multikolinearitas yang serius. 4. Uji Autokorelasi Gejala autokorelasi dideteksi dengan menggunakan uji Durben Watson DW. Menurut Gudjarati 1995, untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian. Durbin Watson DW dengan ketentuan sebagai berikut: 1. 0DWdU : terjadi masalah autokorelasi yang positif, perlu adanya perbaikan. Universitas Sumatera Utara 2. dLDWdU : ada masalah autokorelasi positif tetapi lemah, jika diperbaiki akan lebih baik. 3. dUDW4-dU : tidak ada masalah autokorelasi. 4. 4-dUDW4-dL : masalah autokorelasi lemah, di mana dengan perbaikan akan lebih baik. 5. 4-dLDW4 : masalah autokorelasi serius Hipotesis : a. Menemukan formulasi hipotesis Ho : tidak ada autokorelasi H1 : ada autokorelasi b. Menemukan nilai λ dan nilai λ tabel dari dU dan dL. Nilai λ diambil dengan 5 dan nilai dU dan dL ditentukan dengan nilai n dan k. c. Menentukan kriteria pengujian Ho diterima jika : dU DW 4 – dU Ho ditolak jika : DWdL, dLDW dU, 4 –dU DW 4-dU, 4-dLDW Tabel 4.7. Model Summary b .937 a .879 .809 .0650117 2.224 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson Predictors: Constant, x4, x1, x3, x2 a. Dependent Variable: y b. Sumber : Hasil Penelitian, 2008 Data diolah Hasil SPSS diperoleh DW hitung sebesar 2,224, dengan menggunakan nilai signifikansi £=5, jumlah sampel n= 12 dan jumlah variabel independen Universitas Sumatera Utara k= 4, sedangkan dari tabel distribusi Watson diperoleh dL=2,035, dan dU=1,082. Oleh karena dU 1,082 DW 2,224 4-dU 1,082 maka terima Ho, dengan demikian tidak terdapat autokorelasi dalam model.

C. Pengujian Hipotesis