8
2.1.2. Sifar Fisiko Kimia Kitosan.
Secara fisik kitosan, tidak berbau, berupa padatan amorf berwarna putih kekuningan dengan rotasi sfesifik [
α]
D 11
-3 hingga -10
o
pada konsentrasi asam astat 2 . Kitosan tidak larut dalam air, alkohol dan aseton. Polimer kitosan dengan berat
molekul tinggi, didapati memiliki viskositas yang baik dalam asam. Bersifat hidrofilik, menahan air dalam strukturnya dan membentuk gel secara spontan.
Pembentukan gel berlangsung pada pH 6 dan sedikit asam, disebabkan bersifat polielektrolit kationik dari kitosan. Viskositas gel kitosan dengan
Gambar 2.4. Kitosan sebagai polielektrolit kationik. Sugita, dkk., 2009.
meningkatnya berat molekul atau jumlah polimer. Penurunan pH akan meningkatkan viskositas, yang disebabkan konformasi kitosan yang telah
mengembang, karena daya repulsive di antara gugus-gugus amino bermuatan positif. Viskositas juga meningkat dengan meningkatnya derajat deasetilasi. Gel kitosan
teregradasi secara berangsur-angsur, sebagai mana halnya kitosan melarut Muzarelli et al., 1988.
Kelarutan kitosan sangat dipengaruhi oleh bobot molekul, derajat deasetilasi, dan rotasi sfesifiknya. Beragamnya rotasi sfesifik bergantung pada sumber dan
metode isolasi serta transformasinya. Dalam bentuk netralnya, kitosan mampu mengkompleks ion logam berat berbahaya seperti Cu, Cr, Cd, Mn, Co, Pb, Hg, Zn,
dan Pd. Sugita, dkk., 2009. Kitosan hasil dari deasetilasi kitin, larut dalam asam
encer seperti asam asetat dan asam formiat. Sifat fisik yang khas dari kitosan yaitu mudah dibentuk menjadi spons, larutan, gel, pasta, membran dan serat yang sangat
bermanfaat dalam aplikasinya. Kaban, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Karakteristik Kitosan. No Parameter
Nilai
1 2
3 4
Bentuk partikel Kadar air
Kadar Abu Derajat Deasetilasi
Warna Larutan Viskositas CPS
- Rendah
- Medium
- Tinggi
- Ekstra tinggi
Dari bubuk sampai serpihan 10
2 .
70 Jernih
200 200 – 799
800 – 2000
. 2000
Sumber : Robert, 1997.
2.1.3. Reaksi Transformasi Kitosan.