Metode dan Analisa Data

L. Uji Validitas dan Realibilitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu skala pengukur dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur Situmorang et al., 2010:69. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut : Jika rhitung rtabel maka pertanyaan tersebut valid Jika rhitung rtabel maka pertanyaan tersebut tidak valid Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Situmorang et al., 2010:72. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini dilakukan pada 30 orang karyawan PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Cabang Medan Iskandar Muda di luar sampel penelitian yaitu pada Unit Simalingkar, Unit Gatot Subroto, Unit Kapten Muslim, Unit Setiabudi dan Unit Katamso dengan menggunakan program SPSS 16.

M. Metode dan Analisa Data

Analisis dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu: a. Metode Penelitian Deskriptif Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih independen tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel lain. Penganalisaan data dengan cara menyusun data, mengelompokkannya, selanjutnya menginterpretasikannya, sehingga diperoleh gambaran yang sebenarnya mengenai kondisi perusahaan. b. Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan analisis regresi linear berganda, agar dapat perkiraan yang tidak bias maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Adapun kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yakni: 1. Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal Situmorang et al., 2010:95. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan histogram, grafik dan kolmogrov-smirnov dengan menggunakan tingkat signifikan 5. 2. Uji Heteroskedastitas Uji homoskedastitas bertujuan untuk menguji apakan sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama, dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada homoskedastitas, sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi heteroskedastitas Situmorang et al., 2010:95. Uji heteroskedastitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan grafik dan statistik melalui uji glejser dengan menggunakan tingkat signifikan 5.

3. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear yang sempurna di antara variabel- variabel bebas dalam regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerence dan VIF Varians Inflation Factor melalui program SPSS. Kriteria yang dipakai adalah apabila nilai Tolerence0,1 atau nilai VIF5, maka tidak terjadi multikolinearitas Situmorang et al., 2010:136. c. Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksi melalui variabel independen secara individual. Analisis regresi linear berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linear antara beberapa variabel bebas yang biasa disebut X1, X2, X3 dan seterusnya dengan variabel terikat yang disebut Y Situmorang et al., 2010:141. Untuk memperoleh hasil analisis data, peneliti menggunakan bantuan program SPSS. Model persamaannya dapat digambarkan sebagai berikut : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b4X4 + e Keterangan : Y = Kinerja Karyawan a = Konstanta X1 = Perilaku Instruksi X2 = Perilaku Konsultasi X3 = Perilaku Partisipasi X4 = Perilaku Delegasi b = Koefisien Regresi e = Standar Error Dalam analisis regresi linear berganda terdapat tiga jenis ketepatan, yaitu:

1. Uji Determinan R

2 Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen atau predictor-nya. Semakin besar nilai koefisien determinasi, maka semakin baik kemampuan variabel independen menerangkan variabel dependen.

2. Uji F Uji Secara Simultan

Bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama variabel independen Perilaku Instruksi, Perilaku Konsultasi, Perilaku Partisipasi dan Perilaku Delegasi terhadap variabel dependen Kinerja Karyawan. Kriteria pengujiannya sebagai berikut: Ho : b1 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh Xi terhadap kinerja karyawan. Ho : b1 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh Xi terhadap kinerja karyawan. Dengan kriteria pangambilan keputusan: Ho diterima jika t hitung t table pada α = 5 H 1 diterima jika t hitung t table pada α = 5

3. Uji T Uji secara parsial

Uji T ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing- masing variabel independen secara individual parsial terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: Ho : b1 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh Xi terhadap penilaian kinerja. Dengan kriteria pangambilan keputusan: Ho diterima jika t hitung t table pada α = 5 H 1 diterima jika t hitung t table pada α = 5

BAB II URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Retno Prasetyorini 2003 melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Kepemimpinan Situasional dan Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Guru SLTP Negeri Se Kota Samarinda”. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa: 1 Terdapat hubungan positif antara kepemimpinan situasional X1 dengan kinerja guru Y dengan koefisien ry1 = 0,0870 dan persamaan regresi Yˆ=12,952+0,789X1; 2 Terdapat hubungan positif antara motivasi berprestasi X2 dengan kinerja guru Y dengan koefisien ry2 =0,810 dan persamaan regresi Yˆ=16,373+0,665X2; dan 3 terdapat hubungan positif antara kepemimpinan situasional X1 dan Motivasi Berprestasi X2 secara bersama–sama dengan kinerja guru Y dengan koefisien ry1.2 = 0,892 dan persamaan regresiYˆ =9,197+0,552X1 +0,262X2. Ulfa Maulida Nur 2010 melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Situasional Terhadap Kinerja Karyawan Studi Pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan Jalan S. Parman No 77 Medan. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan sebesar 0,830 atau sangat kuat antara perilaku kepemimpinan situasional terhadap kinerja. Dari hasil uji determinan maka pengaruh perilaku kepemimpinan situasional terhadap kinerja karyawan sebesar 68,89, sehingga ada pengaruh antara perilaku kepemimpinan situasional terhadap kinerja karyawan dengan hipotesis Ha positif dapat diterima.