Hipotesis Metode Penelitian PENDAHULUAN

D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan maka hipotesis penelitian ini adalah: “Gaya Kepemimpinan Situasional Konsultasi Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Kinerja Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Cabang Medan Iskandar Muda”. E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan situasional terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Cabang Medan Iskandar Muda. 2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini antara lain: a. Bagi PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Cabang Medan Iskandar Muda. Sebagai sarana informasi dan masukan bagi manajemen perusahaan dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan. b. Bagi PenelitiPenulis Suatu kesempatan yang baik bagi penulis untuk dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama proses perkuliahan dan memperluas cara berpikir ilmiah dalam bidang manajemen sumber daya manusia. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Referensi bagi penulis selanjutnya sehingga dapat dijadikan perbandingan dalam melakukan penelitian yang sama di masa yang akan datang.

F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional Batasan operasional bertujuan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam penelitian. Penelitian yang dilakukan peneliti hanya membahas mengenai gaya kepemimpinan situasional dan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Cabang Medan Iskandar Muda. 2. Defenisi Operasional Variabel Defenisi operasional yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: a. Variabel bebas X adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain. Adapun yang menjadi variabel bebas dari penelitian ini adalah: 1. Instruksi X1 2. Konsultasi X2 3. Partisipasi X3 4. Delegasi X4 b. Variabel terikat Y adalah variabel yang dipengaruhi dan nilainya tergantung pada variabel lain. Adapun yang menjadi variabel terikat adalah Kinerja Karyawan. Indikatornya yaitu: 1. Kuantitas dari hasil 2. Kualitas dari hasil 3. Ketepatan waktu 4. Kehadiran 5. Kemampuan bekerja sama Secara keseluruhan defenisi operasional variabel dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1.3 Defenisi Operasional Variabel Variabel Defenisi Variabel Indikator Skala Instruksi X1 Pemimpin memberikan batasan peranan pengikutnya dan memberitahu mereka tentang apa, bagaimana, bilamana dan di mana melaksanakan berbagai tugas 1. Penegasan tugas 2. Selalu melakukan pengarahan secara spesifik 3. Selalu melakukan pengawasan secara ketat 4. Komunikasi satu arah Likert Konsultasi X2 Pemimpin banyak memberikan pengarahan, tetapi hal ini diikuti dengan meningkatkan banyaknya komunikasi dua arah dan perilaku mendukung, dengan berusaha mendengar perasaan pengikut tentang keputusan yang dibuat, serta ide-ide dan saran- saran mereka 1. Meminta saran atas keputusan yang akan ditetapkan 2. Meminta ide mengenai pemecahan masalah Likert Partisipasi X3 Pemimpin dan pengikut saling tukar menukar ide dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan 1. Pemecahan masalah dilakukan secara bersama-sama 2. Menekankan pentingnya bekerja sama antara atasan dengan bawahan Likert Delegasi X4 Pemimpin memberikan kesempatan yang luas bagi bawahan untuk melaksanakan pertunjukan mereka sendiri karena mereka memiliki kemampuan dan keyakinan untuk memikul tanggung jawab dalam pengarahan perilaku mereka sendiri 1. Menyerahkan seluruh tanggung jawab kepada bawahan 2. Menyerahkan seluruh pemecahan masalah kepada bawahan 3. Kontrol cara pelaksanaan tugas pada bawahan Likert Sumber: Thoha 2007, Mathis dan Jackson 2006 diolah

G. Skala Pengukuran Variabel