Waktu Tenggang dan Koefisien Puncak Geometri dan Kekasaran Saluran

33 rendah. Senada dengan ha l tersebut, Shi et al. 2009 telah melakukan pengujian terhadap dua puluh sembilan kejadian hujan yang dianalisis sesuai dengan proses hujan-aliran permukaan, dan menemukan bahwa rasio IaS bervariasi mulai dari 0.01 sampai 0.153 dengan nilai tengah 0.05. Sehingga rasio IaS yang digunakan di DAS Separi adalah 0.05. Hal ini diakibatkan oleh karakteristik hujan di DAS Separi yang memiliki durasi hujan yang lama sehingga intensitasnya tidak terlalu tinggi. Tabel 5. Luas Sub DAS, BK rata-rata dan abstraksi awal pada AMC II. Sub DAS Luas Ha BK Rata-Rata Ia mm 1 3 848 77.52 3.25 2 1 691 79.12 2.92 3 1 857 77.61 3.26 4 2 059 75.02 3.83 5 2 759 79.88 2.72 6 1 978 75.10 3.82 7 2 523 81.08 2.43 8 2 105 82.31 2.22 9 886 84.65 1.80 10 1 890 90.32 0.89 11 1 755 77.38 3.67 Total 23 351 Keterangan: BK yang disesuaikan kemiringan.

5.1.2. Waktu Tenggang dan Koefisien Puncak

Dari analisis data DEM SRTM, diperoleh panjang sungai dari titik kontrol sampai batas DAS di hulu L sebesar 3.45 sampai 6.95 mil, panjang sungai dari titik kontrol sampai titik berat DAS Lc sebesar 1.83 sampai 4.78 mil dan kemiringan umum sungai S sebesar 0.003 sampai 0.025 m m -1 Tabel 6. Nilai Ct berkisar antara 1.45 sampai 1.8. Hasil perhitungan waktu tenggang Tp yang diperoleh dari persamaan 8 disajikan pada Tabel 7. Nilai Tp tertinggi terdapat pada Sub DAS 1, yaitu 12.44 jam, sedangkan yang terendah terdapat pada Sub DAS 8, yaitu 5.72 jam. Dengan demikian, Sub DAS 1 memiliki waktu puncak aliran permukaan yang paling lama dibandingkan dengan sub DAS lainnya. Adapun waktu tenggang yang beragam pada setiap Sub DAS menyebabkan aliran permukaan di outlet DAS Separi tidak terkosentrasi pada waktu yang sama. DAS seperti ini memiliki karakteristik hid rograf aliran 34 dengan debit puncak yang lebih rendah bila dibandingkan dengan DAS yang memiliki waktu tenggang yang hampir sama pada setiap Sub DAS-nya. Tabel 6. Nilai L, Lc, S dan Ct untuk masing- masing Sub DAS pada DAS Separi. Sub DAS L mil Lc mil Ss m m -1 Ct 1 6.95 3.22 0.003 1.8 2 5.92 3.88 0.006 1.8 3 5.19 3.18 0.014 1.65 4 6.32 4.06 0.013 1.65 5 8.01 4.12 0.008 1.7 6 5.48 4.78 0.012 1.7 7 6.16 2.99 0.017 1.6 8 3.99 2.52 0.025 1.5 9 3.54 2.16 0.014 1.7 10 4.46 2.69 0.017 1.45 11 5.36 1.83 0.012 1.45 Masukan lainnya untuk metode Snyder adalah koefisien puncak Cp yang nilainya dihasilkan melalui kalibrasi. Acuan yang digunakan adalah semakin besar nilai Ct maka semakin kecil nilai Cp Wilson, 1993. Dari hasil kalibrasi, diperoleh nilai Cp berkisar antara 0.32 sampai 0.38 Tabel 7. Tabel 7. Nilai Tp dan Cp untuk masing- masing Sub DAS pada DAS Separi. Sub DAS Tp jam Cp 1 12.79 0.32 2 11.67 0.32 3 8.43 0.34 4 9.88 0.34 5 12.07 0.35 6 10.37 0.34 7 8.16 0.36 8 5.92 0.38 9 6.70 0.34 10 6.46 0.37 11 6.37 0.37

5.1.3. Geometri dan Kekasaran Saluran

Berdasarkan skema Element Network model HEC-HMS untuk DAS Separi Gambar 2 terdapat sembilan jangkauan sebagai elemen penelusuran aliran. Dari pengamatan di lapangan, diketahui bahwa kondisi saluran pada semua jangkauan memiliki ciri yang hampir sama, yaitu berkelok, sering terjadi perubahan lebar sungai, terdapat lubuk, kondisi saluran bersih dari tanaman tetapi di saluran bagian hulu dan tengah terdapat beberapa akar dan batang pohon yang telah mati. 35 Berdasarkan kriteria kekasaran Manning, nilai kekasaran saluran tersebut berkisar antara 0.04 sampai 0.045 Tabel 8. Lebar dasar saluran dan talud pada daerah hulu dan tengah diperoleh dari pengukuran penampang melintang beberapa penggalan sungai, sedangkan pada daerah hilir diperoleh dari pengukuran yang dilakukan oleh Departemen PU Dirjen Pengairan 1998. Lebar dasar saluran pada daerah hulu, tengah dan hilir masing- masing berkisar antara 7.5 sampai 10 m, 12 sampai 18.4 m dan 18.6 sampai 19.7 m. Talud berkisar antara 0.7 sampai 1.2 m m -1 . Tabel 8. Data Saluran pada masing- masing jangkauan di DAS Separi. Jangkauan Panjang m Ss m m -1 Bentuk W m Z m m -1 N 1 3 100 0.010 Trapezoid 7.5 0.7 0.043 2 3 264 0.002 Trapezoid 10.0 0.8 0.043 3 3 513 0.003 Trapezoid 12.0 0.9 0.040 4 6 370 0.002 Trapezoid 14.7 0.9 0.043 5 4 551 0.002 Trapezoid 17.3 1.0 0.045 6 793 0.004 Trapezoid 18.4 1.0 0.040 7 1 227 0.002 Trapezoid 19.0 1.0 0.040 8 970 0.003 Trapezoid 18.6 1.2 0.040 9 4 320 0.003 Trapezoid 19.7 1.2 0.040 Keterangan: Ss: kemiringan saluran, , W : lebar bawah, Z : talud dan N : kekasaran saluran Manning : Sumber Departemen PU Dirjen Pengairan 1998.

5.1.4. Kalibrasi