Perubahan Penggunaan Lahan Kajian respon hidrologi akibat perubahan penggunaan lahan pada DAS Separi menggunakan model HEC HMS

7 dipengaruhi oleh karaktersitik pelepasan dari simpanannya storage, meliputi pelepasan air dari simpanan pada alur sungai, simpanan pada tanah dan simpanan pada akifer.

2.3. Perubahan Penggunaan Lahan

Pengunaan lahan adalah hasil usaha manusia dalam mengelola sumberdaya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya, baik materi maupun rohani. Penggunaan lahan dapat dikelompokkan menurut berbagai cara, tetapi secara umum dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu penggunaan pedesaan dan penggunaan lahan perkotaanindustri. Penggunaan lahan pedesaan meliputi pertanian, padang rumput dan kehutanan. Sedangkan penggunaan lahan perkotaan dan industri meliputi kota, industri, tempat rekreasi, jalan raya dan aktivitas pertambangan Vink, 1975. Perubahan penggunaan lahan adalah bertambahnya suatu penggunaan lahan dari satu sisi penggunaan diikuti dengan berkurangnya tipe penggunaan lahan yang lain dari suatu waktu ke waktu berikutnya, atau berubahnya fungsi suatu lahan pada kurun waktu yang berbeda. Proses perubahan penggunaan lahan pada dasarnya merupakan bentuk konsekuensi logis adanya pertumbuhan dan transformasi struktur sosial-ekonomi masyarakat yang sedang berkembang. Perkembangan yang dimaksud tercermin dengan adanya pertumbuhan aktivitas pemanfaatan sumberdaya alam akibat meningkatnya jumlah penduduk dan kebutuhan per kapita dan adanya pergeseran kontribusi sektor pembangunan dari sektor pertanian dan pengolahan sumberdaya alam ke aktivitas sektor sekunder manufaktur dan tersier jasa Hardjowigeno, 1994. Perubahan penggunaan lahan yang terjadi di DAS pada dasarnya bersifat dinamis mengikuti perkembangan penduduk dan pola pembangunan wilayah. Akan tetapi, perubahan pola penggunaan lahan yang tidak terkendali dan terencana dapat berpengaruh buruk terhadap daya dukung DAS terlebih lagi bila terjadi pada daerah hulu. Dampak yang ditimbulkan tidak saja pada daerah tersebut tetapi juga terhadap daerah hilir. Hal yang paling mendasar adalah perubahan aliran permukaan yang meliputi perubahan karakteristik puncak aliran dan perubahan volume limpasan. 8 Perubahan penggunaan lahan mempengaruhi debit aliran khusunya perubahan lahan hutan menjadi non-hutan deforestasi atau perubahan lahan non- hutan menjadi hutan reforestasi. Salwati 2004 melaporkan bahwa telah terjadi peningkatan volume aliran permukaan dan debit puncak aliran akibat perubahan lahan hutan menjadi lahan pertanian dan pemukiman di DAS Cilalawi. Dampak negatif perubahan penggunaan lahan dari hutan menjadi non-hutan pada suatu DAS adalah berkurangnya tutupan lahan sehingga energi kinetik hujan yang jatuh di atas tanah menyebabkan penutupan pori-pori tanah lapisan atas oleh partikel liat surface sealing dan pemadatan tanah soil crusting. Pemadatan tanah adalah fenomena penting untuk infiltrasi, aliran permukaan dan erosi setelah perubahan penggunaan lahan Putz et al., 2003. Pemadatan tanah akan menyebabkan permukaan tanah menjadi kedap air impervious. Hal ini mengakibatkan penurunan kapasitas infiltrasi sehingga meningkatkan aliran permukaan dan menurunkan pengisian air tanah groundwater. Penurunan pengisian air tanah akan menimbulkan bahaya kekeringan pada musim kemarau. Faktor yang kritis dalam perencanaan penggunaan lahan dengan pendekatan berbasis DAS adalah kemampuan memprioritaskan lahan dan untuk mencapai target program dan kebijakan dengan keuntungan yang maksimum. Seperti usaha untuk melibatkan pemerintah dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam sebuah proses yang terstruktur dan terfokus. Hal ini memungkinkan peningkatan efisiensi ekonomi dengan mengalokasikan sumberdaya yang terbatas ke area yang berkontribusi atau memiliki potensi merusak kesehatan DAS. Randhir et al. 2001 mengembangkan sebuah model prioritas lahan DAS untuk optimalisasi suplai air dengan mengintegrasikan informasi geografis, hubungan antara krit eria lahan dan pengaruh terhadap waktu tempuh aliran permukaan. Ia mengamati bahwa pemfokusan pada beberapa area di DAS memberikan hasil air yang tinggi dan menghasilkan biaya yang lebih rendah. Sadeghi et al. 2009 menyelesaikan masalah optimalisasi penggunaan lahan dengan tujuan ganda multiobjective menggunakan program linier dengan ADBASE, ia berhasil menghubungkan keuntungan aspek ekonomi dan lingkungan pada skala DAS yang ditunjukkan dengan keuntungan benefit yang maksimum dan erosi yang minimum. 9

2.4. Model HEC-HMS