Perubahan Penggunaan Lahan DAS Separi

39 Selain hujan, faktor lainnya adalah penggunaan metode Bilangan Kurva dalam model HEC-HMS. Seperti diutarakan sebelumnya, BK digunakan untuk memperkirakan jumlah hujan yang menjadi aliran permukaan. Kaitannya dengan hal ini, Chahinian et al. 2004 telah melakukan pengujian tiga metode infiltrasi yaitu Horton, Phillips dan Morel Sytoux’s dan metode Bilangan Kurva-SCS terhadap kejadian banjir menggunakan 28 kejadian hujan. Hasilnya menunjukan bahwa metode Bilangan Kurva memberikan akurasi yang paling rendah bila dibandingkan dengan ketiga metode lainnya. Selain itu, metode infiltrasi secara umum baik dalam memperkirakan aliran permukaan selama kejadian hujan event sedangkan metode Bilangan Kurva lebih banyak digunakan untuk memperkirakan aliran permukaan dalam satuan hari Kottegoda et al., 2000. Walaupun metode infiltrasi memberikan hasil yang lebih akurat daripada metode Bilangan Kurva, terdapat penambahan parameter untuk metode infiltrasi Smemoea et al., 2004. Oleh sebab itu, metode Bilangan Kurva lebih banyak digunakan dalam memprediksi volume aliran permukaan Irianto, 2000; Fakhrudin, 2003; Knebl et al., 2005; McColl Agget, 2007.

5.2. Perubahan Penggunaan Lahan DAS Separi

Berdasarkan hasil deleniasi Peta RBI tahun 1991, terdapat enam jenis penggunaan lahan di DAS Separi, yaitu: permukiman, sawah, tegalan, hutan, semak belukar dan tanah terbuka Gambar 12 A. Jenis penggunaan lahan yang paling dominan pada tahun 1991 adalah hutan 93.22, diikuti oleh semak belukar 3.62, tanah terbuka 1.80, tegalan 0.92, sawah 0.42 dan permukiman 0.02. Berdasarkan hasil klasifikasi citra landsat TM 7 tahun 2001 pada tingkatlevel klasifikasi yang sama, terdapat 8 jenis penggunaan lahan di DAS Separi, yaitu: permukiman, sawah, tegalan, kebun campuran, hutan, belukar, alang-alang dan tanah terbuka. Gambar 12 B. Jenis penggunaan lahan yang paling dominan pada tahun 2001 adalah belukar 67.17, diikuti hutan 21.62, tanah terbuka 4.84, alang-alang 4.60, sawah 0.92, tegalanan 0.62, kebun campuran 0.05 dan permukiman 0.13. 40 Perubahan penggunaan lahan yang terjadi di DAS Separi didominasi oleh peningkatan luas semak belukar. Pada tahun 1991 lahan semak belukar seluas 845 ha, meningkat menjadi 15 686 ha pada tahun 2001 Tabel 12. Dengan demikian, selama sepuluh tahun telah terjadi penambahan lahan semak belukar seluas 14 841 ha atau rata-rata 1 484 ha tahun -1 . Begitu juga antara tahun 20012007, terjadi peningkatan lahan semak belukar seluas 4 929 ha atau rata-rata 821 ha tahun -1 . Bedasarkan analisis data secara spasial, diketahui bahwa peningkatan areal semak belukar terjadi akib at konversi lahan terutama hutan. Antara tahun 19912001, terjadi penurunan luas hutan sebesar 16 720 ha atau rata-rata 1 672 ha tahun -1 . Sedangkan antara tahun 20012007, luas hutan terus mengalami penyusutan sebesar 3 979 ha atau rata-rata 663 ha tahun -1 . Penurunan luas hutan disebabkan oleh maraknya kegiatan penebangan pohon di kawasan hutan tanpa diikuti oleh tindakan reboisasi. Apabila pola perubahan penggunaan lahan seperti ini terus terjadi tanpa dilakukan usaha untuk mengantisipasnya, luas hutan di DAS Separi akan semakin berkurang. Gambar 12. Penggunaan lahan DAS Separi: Tahun 1991 A, Tahun 2001 B dan Tahun 2007 C. 41 Tabel 12. Perubahan penggunaan lahan DAS Separi tahun 19912001 dan 20012007. No Penggunaan lahan Luas Ha Perubahan 1991 2001 2007 19912001 20012007 1 Semak belukar 845 15 686 20 615 63.56 21.11 2 Hutan 21 768 5 048 1 069 -71.60 -17.04 3 Tegalan 215 145 175 -0.30 0.13 4 Permukiman 4 30 38 0.11 0.03 5 Sawah 99 225 235 0.54 0.04 6 Tanah terbuka 420 1 131 780 3.04 -1.50 7 Kebun campuran 11 88 0.05 0.33 8 Alang-alang 1 075 351 4.60 -3.10 Total 23 351 23 351 23 351 Keterangan: perubahan 19912001= luas 2001- luas1991luas Das x 100 perubahan 20012007 = luas 2007- luas 2001luas DAS x 100 Lahan permukiman merupakan penggunaan lahan yang terus mengalami peningkatan, namum persentase luas lahan permukiman terhadap luas DAS sampai tahun 2007 belum signifikan. Peningkatan areal permukaan antara tahun 19912001 seluas 26 ha. Adapun peningkatan areal permukiman antara tahun 20012007 seluas 8 ha. Jumlah penduduk di DAS Separi dan sekitarnya yang masih sedikit kepadatan penduduk rendah merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya penambahan areal permukiman. Kepadatan penduduk di Kecamatan Tenggarong Seberang yang merupakan wilayah administratif DAS Separi pada tahun 2007 sebesar 113.03 jiwa km -2 BAPPEDA, 2008. Penggunaan lahan sawah merupakan penggunaan lahan yang juga terus mengalami peningkatan. Antara tahun 19912001, terjadi peningkatan areal sawah seluas 126 ha atau rata-rata 12.6 ha tahun -1 . Sedangkan antara tahun 20012007, terjadi peningkatan areal sawah seluas 10 ha atau rata-rata 1.7 ha tahun -1 . Seperti halnya permukiman, peningkatan areal sawah terhadap luas DAS masih tergolong rendah. Penggunaan lahan tegalan merupakan penggunaan lahan yang luasnya cenderung berfluktuatif. Antara tahun 19912001, lahan tegalan mengalami penyusutan seluas 70 ha atau rata-rata 7 ha tahun -1 . Sedangkan antara tahun 20012007 lahan ini mengalami peningkatan seluas 30 ha atau rata-rata 5 ha tahun -1 . Berdasarkan informasi yang diperoleh dari petani, diketahui bahwa penyebab fluktuasi luas lahan tegalan adalah penerapan usahatani tidak menetap 42 yang berupa perladangan berpindah. Dimana, lahan ini tidak ditanam secara terus- menurus indeks pertanaman rendah sehingga pada periode tertentu bera lahan tersebut ditumbuhi alang-alang atau semak belukar. Penggunaan lahan budidaya pertanian lainnya yaitu kebun campuran. Penggunaan lahan ini cenderung mengalami peningkatan walaupun masih belum signifikan bila dibandingkan dengan luas DAS. Perubahan penggunaan lahan alang-alang dan tanah terbuka cenderung berfluktuatif. Antara tahun 19912001, areal alang-alang dan tanah terbuka mengalami peningkatan masing- masing seluas 1 075 dan 711 ha atau rata-rata 108 dan 71 ha tahun -1 . Sedangkan antara tahun 20012007 penggunaan lahan alang- alang dan semak belukar mengalami penurunan masing- masing seluas 724 dan 351 ha atau rata-rata 145 dan 70 ha tahun -1 . Mellese dan Shih 2002 dalam Ebrahimean et al., 2009 menunjukkan bahwa adanya perubahan penggunaan lahan dapat merubah nilai bilangan kurva sehingga dapat merubah respon hidrologi dengan peningkatan atau penurunan volume aliran permukaan. Dimana, berkurangnya luas lahan pertanian dalam dua dekade pada lahan yang memiliki nilai BK yang lebih besar dari 90 bertambah sebesar 2.2. Begitu juga perubahan penggunaan lahan yang terjadi di DAS Separi, dimana perubahan lahan hutan menjadi semak belukar telah meningkatkan nilai BK. Hutan dengan kondisi baik memiliki nilai BK 25 sampai 77, sedangkan semak belukar memiliki BK yang lebih tinggi, yaitu 45 sampai 88. Meningkatnya nilai BK menandakan jumlah pengisian ulang ke dalam sistem DAS semakin berkurang. Dengan demikian, dapat meningkatkan aliran permukaan.

5.3. Dampak Perubahan Penggunaan Lahan terhadap Aliran Permukaan