2
menyebabkan berkurangnya cadangan air tanah yang cukup besar khususnya pada musim kemarau sehingga menimbulkan bencana kekeringan. Meningkatnya aliran
permukaan biasanya diikuti oleh peningkatan jumlah tanah yang tererosi. Hal ini akan meningkatkan jumlah beban sedimentasi pada badan perairan seperti saluran
sungai, waduk, dan danau. Peningkatan beban sedimen di bagian hilir akan menyebabkan banjir, menurunan kualitas air dan mengganggu keberlangsungan
habitat perairan seperti habitat bentos, nekton dan plankton McColl Agget, 2007.
Penilaian secara cepat, akurat dan menyeluruh terhadap respon hidrologi DAS akibat perubahan penggunaan lahan akan sangat membantu dalam
pengelolaan DAS. Model komputer dapat digunakan sebagai alat bantu untuk penilaian secara cepat dan cermat terhadap perubahan komponen-komponen yang
mempengaruhi respon hidrologi DAS Sadeghi Mahdavi, 2004. Salah satu model yang dapat digunakan untuk mensimulasikan aliran permukaan sebagai
respon hujan tunggal adalah model HEC-HMS Hydrologic Engineering Center- Hydrologic Modeling System. Model ini terbukti cukup akurat dalam
memprediksi aliran permukaan Knebl et al., 2005; Garcia et al., 2008.
1.2. Permasalahan
DAS Separi memiliki luas 23 351 ha. Selama kurun waktu tujuh tahun 1991-1998 telah terjadi alih fungsi hutan seluas 12 230 ha Tabel 1. Maraknya
penebangan hutan untuk pegambilan kayu alam telah menyebabkan hutan menjadi gundul. Tidak adanya tindakan reboisasi pada lahan tersebut, menyebabkan hutan
berubah menjadi lahan terbuka dan semak belukar. Hal ini nampak dari peningkatan lahan semak belukar dan tanah terbuka yang cukup tinggi. Sampai
saat ini, lahan semak belukar dan tanah terbuka tidak dimanfaatkan bahkan cenderung dibiarkan begitu saja.
Alih fungsi hutan yang sangat besar di DAS Separi telah menyebabkan peningkatan aliran permukaan yang ditandai dengan meningkatnya intensitas
banjir, yaitu satu kali setahun menjadi dua kali setahun Hakim, 2008. Menurut Noordwijk et al. 2004, hubungan antara tutupan lahan oleh pohon baik penuh
‘hutan alam’ maupun sebagian ‘hutan parsial’ seperti agroforestri dengan fungsi
3
hidrologi dapat dilihat dari aspek hasil air total dan daya sangga DAS terhadap debit puncak pencegahan banjir pada berbagai skala waktu. Pengelolaan DAS
seringkali dihubungkan dengan tingkat penutupan lahan oleh hutan, dengan asumsi bahwa ‘reforestasi’ atau ‘reboisasi’ dapat mengembalikan dampak negatif
dari terjadinya deforestasi penggundulan hutan. Tabel 1. Alih fungsi penggunaan lahan antara tahun 1991-1998 di DAS Separi.
No Jenis penggunaan lahan
Luas ha 1991
1998 1
Hutan 2 1768
9 438 2
Kebunladang 215
409 3
Lahan terbuka 420
6 673 4
Permukiman 4
26 5
Persawahan 99
119 6
Semak belukar 845
6 686 Total
23 351 23 351
Keterangan: : sumber peta Rupa Bumi Indonesia tahun 1991.
: sumber Hakim 2008.
Kajian mengenai pengaruh alih fungsi lahan terhadap respon hidrologi DAS perlu dilakukan mengingat alih fungsi lahan di DAS Separi yang cenderung
mengarah kepada terjadinya kerusakan DAS. Model hidrologi yang dapat memprediksi pengaruh alih fungsi lahan terhadap respon hidrologi dapat
digunakan untuk ekstrapolasi berbagai skenario sistem penggunaan lahan yang akan datang. Sehingga skenario yang dihasilkan dapat digunakan untuk
pengelolaan DAS Separi yang lebih baik. Mengingat model HEC-HMS hanya dapat mensimulasikan aliran permukaan, maka pada penelitian ini respon
hidrologi yang dikaji hanya berupa aliran permukaan.
1.3. Tujuan