Tungkai Stilet
Rambut Spirakel
Ovipositor
2.3.2 Morfologi kutulilin Pinus P. boerneri
Struktur tubuh kutulilin pinus lunak dan berukuran kecil di mana ukuran panjang tubuh antara 0,45-0,85 ± 0,033 mm dengan lebar 0,40-0,75 ± 0,027 mm,
berbentuk bulat telur, berwarna kuning kecoklatan dan tidak bersayap Rachmatsjah, 2012
. Untuk melindungi dirinya dari musuh alami, kutulilin pinus
mengeluarkan benang-benang halus berwarna putih dari bagian dorsal yang menutupi tubuh kutulilin pinus sehingga bagian tanaman terserang diselimuti oleh
lapisan putih. P. boerneri merupakan kutu yang mempunyai dua inang, di mana kehidupan pada inang pertama dan pada inang kedua bila berlanjut maka akan
terjadi secara seksual dan aseksual dengan siklus dua tahun. Bila kehidupan hanya pada satu inang maka berlangsung secara aseksual atau partenogenetik Havill dan
Foottit 2007. P. merkusii merupakan inang kedua dari P. boerneri pada kondisi ini serangga akan berkembang secara partenogenetik Carter 1971. Morfologi
kutulilin pinus disajikan pada Gambar 1 berikut.
Gambar 1. Morfologi kutulilin pinus Sumber Rachmatsjah 2012 Hama kutulilin pinus merupakan hama yang memiliki pergerakan yang
tidak aktif yaitu hama yang menetap pada suatu tempat dan tidak berpindah- pindah. Kutu ini tinggal di bagian pucuk atau ketiak daun tusam Eko, 2010.
Menurut Rachmatsjah 2012, kutulilin betina memiliki ovipositor, rostum yang panjang, empat pasang spirakel pada abdomen. Menurut Carter 1971, hama
Kelenjar lilin
kutulilin merupakan hama yang memiliki siklus hidup yang kompleks. Pada umumnya pertumbuhan kutulilin akan meningkat pada musim kemarau. Pada
musim hujan pertumbuhan kutulilin akan tertekan karena air hujan dapat mencuci benang-benang yang dikeluarkan hama sebagai tempat berlindung dan
berkembang biak. Menurut McClure 1990, P. boerneri akan menyebabkan kulit
kayu menjadi keriput yang digunakan sebagai tempat perlindungan baik dari cuaca buruk maupun musuh alaminya.
2.3.3 Serangan kutulilin Pinus P. boerneri