Lokasi dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Penelitian Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di tegakan pinus KPH Bandung Utara Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten dan Laboratorium Kimia Hasil Hutan, Departemen Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor selama bulan September hingga Oktober 2012.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah meteran, tambang, kadukul, parang, talang seng, wadah penampung getah, paku dan palu, tally sheet, gelas ukur 250 cc, saringan, alat tulis, gelas, Erlenmeyer, timbangan dan pengaduk. Bahan yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah tegakan pohon P. merkusii yang terkena serangan kutulilin, data serangan P. boerneri pada tegakan P. merkusii di KPH Bandung Utara Perum Perhutani Unit III Jawa Barat, alkohol, phenolphthalein, kalium hidroksida dan toluol teknis atau pelarut sejenis.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara bertahap terdiri dari tiga tahap yaitu pengambilan data sekunder, melakukan survey dan pengambilan data primer, pengolahan dan analisa data serta pembuatan laporan. Pengambilan Data Sekunder Data sekunder adalah data mengenai adanya serangan kutulilin pinus pada tegakan pohon pinus meliputi luas dan letak tegakan yang terserang kutulilin pinus, kelas umur tegakan, kondisi pohon terserang dan lain-lain yang sangat perlu untuk dijadikan dasar dalam pembuktian lebih lanjut. Data sekunder diperoleh melalui wawancara dengan petugas lapangan dan menghimpun data mengenai serangan kutulilin pinus pada tegakan P. merkusii baik dari kantor pusat maupun unit KPH. Survey Survey ditujukan untuk melihat secara langsung kondisi serangan di lapangan. Selanjutnya untuk mendapatkan data primer, pertama-tama dilakukan survey di lapangan dan menentukan pohon contoh pada berbagai tingkat serangan untuk mendapatkan getah pinus yang akan diuji lebih lanjut di laboratorium. Pohon contoh yang dibutuhkan untuk tiap-tiap kriteria serangan tidak terserang, terserang ringan, sedang dan berat adalah lima pohon contoh. Pohon contoh akan diambil secara langsung atau purposive sampling pada petak-petak tegakan yang berasal dari kelas bonita, umur, diameter dan tinggi pohon yang sama. Tabel 1 menyajikan kriteria atau kategori serangan kutulilin pinus pada tusam. Tabel 1. Kriteria atau Kategori Serangan Kutulilin Pinus No. Keadaan Pohon Kriteria serangan 1. Pohon sehat, tidak ditemui adanya gejala dan tanda-tanda serangan, tidak ada lapisan lilin,pohon berwarna hijau segar Tidak terserang 2. Serangan belum mencapai 15 dari bagian pucuk, dan sebagian daun mulai menguning, terdapat lapisan lilin merata pada pucuk dari bagian terserang Serangan ringan 3. Bagian pohon terserang sudah mencapai 30 dari bagian pucuk tanaman, daun mulai menguning dan sebagian berwarna kecoklatan, lapisan lilin sudah memenuhi bagian tajuk Serangan sedang 4. Serangan sudah mencapai lebih dari 50 dari bagian pucuk, pucuk sudah mengering daun berwarna coklat, lapisan lilin sudah mencapai bagian batang Serangan berat Sumber: Rachmatsjah, 2012 Pengambilan Data Primer Data primer meliputi penyadapan getah di lapangan dan pengujian mutu getah di Laboratorium Kimia Hasil Hutan, Departemen Teknologi Hasil Hutan Fakultas kehutanan IPB. Penyadapan dilakukan dengan menggunakan metode koakan dengan cara sebagai berikut: 1. Pembersihan kulit batang yang akan disadap dengan ketentuan tebal 3 mm, lebar 20 cm dan tinggi 70 cm. Bagian batang yang dibersihkan berada pada ketinggian 20 cm di atas permukaan tanah. 2. Pembuatan rencana sadap dengan membuat mal sadap pada koakan dengan lebar 10 cm dan tinggi 60 cm. 3. Pembuatan luka sadap dengan kadukul dengan ukuran 10 x 10 cm dan kedalaman 2-3 cm. 4. Pemasangan talang sadap pada tepi bawah koakan dan penampung getah. Pemungutan getah dilakukan sebanyak tiga kali setiap tiga hari selama sembilan hari setelah pembuatan koakan. Pemungutan getah pertama dilakukan pada hari ketiga setelah koakan, pemungutan kedua pada hari keenam dan pemungutan ketiga pada hari kesembilan. Parameter yang diamati adalah warna getah, kadar air, kadar kotor, bilangan asam dan bilangan basa getah maupun gondorukem. Warna Prosedur penentuan warna getah pinus dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Getah hasil sadapan dipisahkan dari air dan kotoran kemudian diaduk hingga merata. b. Warna getah dicocokkan dengan standar mutu menurut SNI. c. Jika getah mudah diaduk dan penampakan warnanya seperti contoh standar mutu A, maka getah tersebut ditetapkan sebagai mutu A. d. Jika getah tidak mudah diaduk dan penampakan warnanya sama dengan standar mutu B atau lebih jelek dari standar mutu A, maka getah tersebut ditetapkan sebagai mutu B. Kadar Kotor Prosedur pengujian uji kadar kotor dilakukan sebagai berikut: a. Timbang contoh getah tusam sebanyak 1 Kg AA pada wadah yang telah diketahui beratnya. b. Tambahkan toluol teknis atau pelarut sejenis sebanyak 3 liter dan dilakukan pengadukan hingga getah tersebut larut. c. Timbang saringan 200 mesh BB dan melakukan penyaringan serta menampung cairan filtrasi pada ember lain. d. Menimbang saringan dan kotoran CC kemudian menghitung kadar kotor dengan menggunakan rumus: Kadar kotor e. Nilai kadar kotor dicocokkan dengan SNI. Kadar Air Pengujian kadar air dilakukan sebagai berikut: a. Larutan filtrasi pada pengujian kadar kotoran getah dibiarkan selama 30 menit hingga terjadi pemisahan antara air dan larutan getah. Kemudian larutan getah dituangkan pada wadah lain dan air kedalam gelas ukur 250 cc dengan menggunakan corong plastik. b. Air dibiarkan mengendap dan larutan air pada gelas ukur dibaca D c. Menghitung kadar air dengan menggunakan rumus: Kadar air d. Nilai kadar air dicocokkan dengan SNI. Bilangan Asam Pengujian bilangan asam dilakukan untuk memprediksikan kualitas gondorukem yang dihasilkan dari olahan getah yang digunakan. Prosedur yang digunakan untuk mengetahui bilangan asam getah adalah sebagai berikut: 1. Timbang contoh uji sebanyak 4 gram dalam Erlenmeyer 300 ml yang sudah diketahui beratnya. 2. Dalam Erlenmeyer lain didihkan 100 ml alkohol, selama suhunya masih diatas 70 o C netralkan dengan larutan kalium hidroksida 0,5 N dan tambah indikator phenolphthalein sebanyak 0,5 ml. 3. Tuang alkohol yang telah dinetralkan ke dalam contoh uji. 4. Dalam keadaan yang masih panas titrasi dengan kalium hidroksida 0,5 N. Titik akhir titrasi dicapai apabila penambahan 1 tetes basa menghasilkan sedikit perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah muda yang jelas dan dapat bertahan selama ± 15 detik. 5. Perhitungan bilangan asam dilakukan dengan rumus: Bilangan asam Keterangan : V = volume kalium hidroksida 0,5 N, dinyatakan dalam milliliter N = normalitas kalium hidroksida W = berat contoh uji, dinyatakan dalam gram 56,1 = berat molekul KOH Bilangan Basa Pengujian bilangan basa dilakukan untuk memprediksikan kualitas gondorukem yang dihasilkan dari olahan getah yang digunakan Prosedur yang digunakan untuk mengetahui bilangan penyabunan getah adalah: 1. Timbang contoh uji sebanyak 4 gram dalam Erlenmeyer 300 ml yang sudah diketahui beratnya. 2. Tambah 50 ml alkohol netral dan 50 ml larutan kalium hidroksida 0,5 N kemudian didihkan selama ± 1 jam dibawah kondensor refluk sambil dikocok berulang kali. 3. Pada saat larutan masih panas titrasi kelebihan kalium hidroksida dengan menggunakan larutan standar asam khlorida 0,5 N dan tambahkan indikator phenolphthalein 0,5 ml. 4. Titrasi berakhir pada saat hilangnya warna merah muda. 5. Buat penentapan blangko yang terdiri dari 50 ml alkohol netral dan 50 ml larutan kalium hidroksida 0,5 N yang sama dalam waktu yang sama. 6. Perhitungan bilangan penyabunan dengan menggunakan rumus: Bilangan penyabunan Keterangan : V1 = volume asam khlorida 0,5 N yang dibutuhkan untuk contoh uji, dinyatakan dalam milliliter V2 = volume asam khlorida yang dibutuhkan dalam blangko, dinyatakan dalam milliliter. Pengolahan dan Analisis Data Hasil pengujian dan perhitungan data diolah dengan menggunakan software Microsoft Excel dan SPSS 16.0 sedangkan analisa data dilakukan secara statistik dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap RAL. Pada pengamatan mutu getah akan diamati pengaruh tingkat serangan kutulilin pinus terhadap kadar air, warna, kadar kotor, bilangan asam dan bilangan basa getah. Kemudian dibandingkan dengan standar mutu getah menurut SNI dan nilai tengah parameter selanjutnya akan diuji dengan Uji Duncan. Standar mutu getah menurut SNI disajikan pada Tabel 2. Data yang telah diolah dan dianalisis akan dikumpulkan ke dalam Tally Sheet yang disajikan pada Tabel 3 dan selanjutnya melakukan pembuatan laporan. Tabel 2. Standar Mutu Getah Tusam No Karakteristik Satuan Mutu A B 1 Kadar air ≤ 3 3 2 Kadar kotoran ≤ 2,0 2,1 – 5,0 3 Warna - Putih Putih sampai keruh kecoklat-coklatan Sumber: Standar Nasional Indonesia SNI 01-5009.4-2001 Tabel 3. Tally Sheet Rekapitulasi Data Tingkat Kerusakan Warna Rata-rata Kadar air Kadar kotor Bilangan asam Bilangan basa Berat Sedang Ringan Normal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN