penentuan kualitas gondorukem yang dihasilkan. Semakin tinggi titik lunak yang dihasilkan maka semakin baik pula kualitas gondorukem FAO, 1995.
4.2 Kadar Kotor
Kadar kotor adalah benda lain yang tercampur dalam getah yang tidak larut dalam toloul atau pelarut yang dinyatakan dalam persen . Kotoran yang
biasanya terdapat pada getah adalah ranting ataupun daun. Hasil pengujian kadar kotor getah yang dilakukan di laboratorium menunjukkan bahwa getah tusam
yang tidak terserang memiliki kadar kotor sekitar 1,50 - 1,86. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia SNI 01-5009.4-2001, nilai kadar kotor tergolong ke
dalam kategori A. Hasil Pengujian kadar kotor getah yang dihasilkan oleh tanaman tusam terserang ringan, sedang dan berat adalah sekitar 1,90 - 2,42,
2,56 - 2,76, dan 2.58 - 3.15. Hal ini menunjukkan bahwa serangan kutulilin pinus dari mulai serangan ringan sampai berat akan mempengaruhi mutu
getah menjadi kategori B. Perbandingan nilai kadar kotor pada masing-masing serangan kutulilin pinus disajikan pada Gambar 3.
Gambar 3. Grafik perbandingan nilai kadar kotor serangan kutulilin pinus Grafik menunjukkan bahwa serangan kutulilin pinus mempengaruhi kadar
kotor getah. Hal ini terbukti karena mulai dari serangan ringan sampai berat kutulilin pinus telah menyebabkan terjadinya perubahan nilai kadar getah menjadi
lebih tinggi dari nilai kadar kotor getah normal. Menurut Artiyanto 2006, kualitas getah dipengaruhi oleh kotoran yang
terdapat dalam getah seperti daun, ranting dan lain-lain. Saat pengambilan sampel
0.000 0.500
1.000 1.500
2.000 2.500
3.000
Normal Ringan
Sedang Berat
R a
ta -r
a ta
K a
da r
K o
to r
serangan
getah banyak terdapat daun ataupun ranting yang jatuh di sekitar pohon terserang hama kutulilin pinus. Ranting dan daun tersebut juga ikut tertampung pada wadah
pengumpul getah yang menyebabkan getah menjadi kotor. Hal ini terjadi karena serangan kutulilin pinus menyebabkan gugurnya daun ataupun ranting tusam. Dari
hasil pengamatan, serangan kutulilin dapat meyebabkan gugurnya daun pinus dari tingkat serangan ringan. Watson 2007 menyatakan serangan kutulilin pinus
dapat menyebabkan gugurnya daun secara premature dan terhambatnya pertumbuhan tanaman.
Selain warna getah, kadar kotor juga memiliki pengaruh terhadap warna gondorukem yang dihasilkan. Semakin tinggi kadar kotor getah, maka
gondorukem yang dihasilkan juga semakin tidak jernih. Berdasarkan Rancangan Standar Nasional Indonesia, gondorukem yang memiliki kadar kotor yang tinggi
pada umumnya memiliki titik lunak yang rendah. Hal ini akan mempengaruhi kualitas gondorukem yang dihasilkan.
4.2 Kadar Air