Dakwah Dan Ruang Lingkupnya 1. Pengertian Dakwah

33 c. M. Arifin dalam buku Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi menyatakan bahwa dakwah adalah suatu kajian dalam seruan, baik dengan lisan, tulisan serta tingkah laku yang dilakukan secara sadar dan berencana untuk memengaruhi orang lain agar timbul suatu pengertian, kesadaran, penghayatan serta pengamalan ajaran agama tanpa adanya unsur paksaan. 32 Dari beberapa pendapat diatas mengenai makna dakwah, disimpulkan bahwa dakwah adalah suatu jalan mengajak seseorang menuju jalan Allah SWT guna membawa manusia kepada jalan yang benar, yang mampu mengubah keadaan manusia menuju kearah yang lebih baik. Dakwah memang merupakan ajakan kepada kebajikan dengan tidak tertuju kepada satu segi kehidupan saja, akan tetapi ajakan kebajikan kepada seluruh aspek kehidupan terdapat di muka bumi ini. Al- Qur’an banyak mengemukakan metode dakwah untuk dijadikan oleh para da’i, ada tiga cara dalam berdakwah yang dikemukakan dalam firman Allah SWT Q.S. An-Nahl: 125 bahwa dakwah adalah mengajak umat manusia ke jalan Allah dengan cara yang bijkasana, nasehat yang baik serta berdebat dengan cara yang baik pula, 33 yang berbunyi: 32 M.Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, Jakarta: Bumi Askara, 1993, h.6 33 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1983, h. 19 34 Artinya Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan- Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

2. Hukum Berdakwah

Berdakwah dengan segala bentuknya adalah wajib 34 hukumnya bagi setiap muslim. Misalnya amar ma’ruf nahi munkar, berjihad, memberi nasehat dan sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa syari’at atau hukum Islam tidak mewajibkan bagi umatnya untuk selalu mendapatkan hasil semaksimalnya, akan tetapi usahanyalah yang diwajibkan semaksimalnya sesuai dengan keahlian dan kemampuannya. Adapun orang yang diajak, ikut ataupun tidak ikut itu urusan Allah sendiri. Disebutkan dalam Al- Qur’an: ……….. Artinya: “ Hai orang yang beriman, jagalah dirimu dan sanak kerabatmu dari siksa neraka ”. Q.S At-Tahrim ayat 6 34 Ibid, h. 27 35

3. Tujuan Berdakwah

Seperti halnya apa yang telah dimaklumi, bahwa dakwah merupakan suatu rangkaian kegiatan atau proses, dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan ini dimaksudkan untuk memberi arah atau pedoman bagi gerak langkah kegiatan dakwah sebab tanpa tujuan yang jelas seluruh aktifitas dakwah akan sia-sia tiada artinya. Apalagi ditinjau dari segi pendekatan sistem system approach, tujuan dakwah merupakan perpaduan unsur dakwah yang satu dengan yang lain saling membantu saling memengaruhi, dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Makarimul Akhlak 35 merupakan tujuan utama dawah yang membudaya, ini pararel missi besar Nabi Muhammad SAW: Buistu li utammima maka-rimal akhlaq. Sebab dengan akhlak yang mulia ini, manusia akan tahu fungsinya sebagai manusia, yakni Abdi atau hamba Tuhan YME, akhirnya berbakti kepada-Nya, mengikuti segala perintah- Nya, dan memenuhi segala larangan-Nya, kemudian menegakkan prinsip Amar maruf Nahi munkar. Dengan demikian tujuan dakwah 36 sebagai bagian dari seluruh aktifitas dakwah sama pentingnya dengan unsur-unsur dakwah lainnya, seperti subyek dan obyek dakwah, metode dan sebagainya. Bahkan lebih dari itu tujuan dakwah sangat berpengaruh terhadap penggunaan metode dan media dakwah, sasaran dakwah sekaligus strategi dakwah juga 35 Syafaat Habib, Buku Pedoman Dakwah, Jakarta: Widjaya, 1982, Cet Ke-1, hal. 129 36 Moh. Ardani, Memahami Permasalahan Fiqh Dakwah, Mitra Cahaya Utama, tk, 2006, Cet. Ke-1, h.12 36 ditentukan atau dipengaruhi olehnya tujuan dakwah. Ini disebabkan karena tujuan merupakan arah gerak yang hendak dituju oleh aktifitas dakwah. Dan yang paling terpenting tujuan utama dakwah adalah nilai atau hasil akhir yang ingin dicapai atau diperoleh oleh seluruh tindakan da’wah. Untuk tercapainya tujuan utama inilah maka semua penyusunan racangan dan tindakan dakwah harus ditujukan dan diarahkan. 37 Ketika tujuan dakwah dapat dicapai dengan hasil akhir yang baik maka terwujudlah kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridhai oleh Allah SWT. 37 Rosyad Shaleh, Manajemen Da’wah Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1993, Cet. Ke-3, h. 21 37

BAB III GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN AL-ISHLAH DAN DESA

KANANGA MENES PANDEGLANG BANTEN A. Gambaran Pondok Pesantren Al-Ishlah Kananga

1. Sekilas Tentang Letak Geografis Pondok Pesantren Al-Ishlah Kananga

Pondok pesantren Al-Ishlah terletak di jalan raya Labuan Menes Pandeglang Desa Kananga Propinsi Banten. Pondok pesantren ini dibangun dengan tempat yang cukup strategis. 1 Dibelakang asrama terdapat sungai yang luas dan deras, berbagai macam nama sungai sudah tak asing lagi, banyak masyarakat Kananga dan para santri pondok pesantren Al-Ishlah berkunjung ke sungai-sungai yang ada, sungai-sungai tersebut bernama cikonjong, cipertemuan, cibinbin, citeko, cibadak, cimenteng cilabanbulan dan lain sebagainya, namun yang paling terdekat dengan pondok pesantren Al-Ishlah adalah sungai cikonjong. Kurang lebih jaraknya 100 meter, sungai cikonjong merupakan pariwisata para santri terkhusus untuk santri yang datang dari kota. Menurut informasi yang di dapatkan bagi santri yang datangnya dari kota sangat jarang melihat sungai yang deras dan jernih seperti cikonjong, dan tentunya santri-santri sangat gemar berkunjung ke sungai tersebut. 1 Hasil wawancara pribadi dengan pimpinan pondok pesantren Al-Ishlah Kananga K.H Abdul Wahid Sahari, MA, Pandeglang 20 Mei 2012 38 Tidak mengalirnya air di asrama itu bukan menjadi masalah dan tidak perlu dikhawatirkan, karena para santri memiliki kamar mandi cadangan yang dimaksud adalah sungai cikonjong. Sungai cikonjonglah yang menjadi cadangan para santri untuk mandi, nyuci dan lain-lain, bahkan meskipun di asrama airnya tetap mengalir, terkadang para santri tetap saja mandi dan mennyuci ke sungai, alasannya selain nyaman dan praktis juga tidak harus antri. Selain letak pondok pesantren Al-Ishlah dekat dengan sungai, pondok pesantren Al-Ishlah juga berdekatan dengan sawah-sawah yang masih sejuk dan asri, dan dipertengahan sawah terdapat batu-batu besar yang mana batu- batu itu dinamakan batu burut. Batu burut ini juga merupakan tempat favorit para santri untuk refreshing, dimana para santri merasa suntuk setelah seharian belajar dan bahkan dijadikan tempat belajar mereka.

2. Profil Pondok Pesantren Al-Ishlah Kananga a. Dasar Pemikiran

 Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu dengan beberapa tingkatan derajat QS. 58:11  Menuntut Ilmu adalah kewajiban bagi seluruh muslim dan muslimah Hadis  Ajarkanlah ilmu pengetahuan kepada anak-anak kalian, karena mereka akan menempuh hidup bukaj pada masa kalian Hadis  Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan… UU Pasal 28 tentang pendidikan. 39

b. Prolog

Upaya pencerahan oleh ilmu pengetahuan dan kebenaran perlu ada sarana dan metodologi. Oleh karena itu perlu didirikan lembaga pendidikan, sehingga dapat menumbuhkan tunas-tunas bangsa yang berkualitas, bermoral, mampu bersaing, berguna dan memberikan pencerahan bagi seluruh alam. Para ahli bidang pendidikan banyak berkomentar, bahwa sistem pendidikan yang paling efektif untuk kesinambungan teori terhadap praktek dengan aksi kontrol dan pemberi contoh dari para pendidik sehingga murid dapat berkualitas adalah sistem “Pondok Pesantren”. Adalah Desa Kananga, yang secara geografis dianugerahi dengan kemakmuran sumber mata air dan air sungai, di samping itu kondisi daerah Kananga yang sejuk, asri dan strategis, dapat berimplikasi terhadap tumbuhnya minat beberapa tokoh baca: Kyai untuk mendirikan Pondok Pesantren. Faktor lainnya adalah aspek sosiologis masyarakat Kananga yang sangat mendukung atas kehadiran Pondok Pesantren, karena di samping turut mendapatkan siraman keagamaan, juga dapat menambah penghasilan. c. Sejarah Pendirian Pondok Pesantren Al-Ishlah Kananga Sistem belajar “Pondok Pesantren” sudah menjadi tradisi masyarakat Kananga semenjak dibukanya tanah perkampungan Kananga sampai sekarang. Akan tetapi perlu kiranya dijelaskan bahwa sistem yang paling banyak digunakan adalah sistem belajar secara “Tradisional