Perumusan Masalah Pembatasan Dan Rumusan Masalah a. Pembatasan Masalah

7 selanjutnya yang ingin meneliti lembaga tersebut dalam aspek lain. b. Dapat meningkatkan kesadaran bagi masyarakat Islam tentang pentingnya suatu lembaga pendidikan pesantren. E. Metodologi penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah untuk memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih. 9 Seperti halnya yang dikatakan Taylor 10 penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur sebuah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata baik tertulis maupun lisan dari orang dan perilaku yang diamati. Pada penelitian ini penulis memanfaatkan metode deskriptif analalisis yaitu studi kasus yang menggambarkan kenyataan sebagaimana adanya. 2. Subjek dan Objek Penelitian Dalam masalah ini yang menjadi subjek penelitian adalah pondok Pesantren Al-Ishlah dan Masyarakat Kananga, adapun yang dijadikan sumber informasi dalam penelitan ini adalah para 9 Irwan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, h. 35 10 Lexy J Moleong, Metode Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002, Cet, Ke-13, h. 4 8 pengelola pesantren Al-Ishlah dan masyarakat Kananga, sedangkan yang menjadi objeknya adalah peranan dalam bentuk aktifitas dan hasil yang dicapai oleh pondok pesantren Al-Ishlah dalam mengembangkan dakwah di desa Kananga. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi: a. Wawancara Mendalam Salah satu metode pengumpulan data adalah wawancara mendalam. Wawancara medalam adalah cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam 11 . Dalam hubungan ini, untuk terarahnya wawancara sesuai dengan data yang diperlukan, maka perlu disusun suatu pedoman yang disebut pedoman wawancara, atau panduan wawancara. 12 Pada pedoman atau panduan tersebut, berisi sejumlah pertanyaan yang hendak ditanyakan kepada responden. Disini, yang menuliskan atau mengiskan jawaban responden adalah pihak pewawancara, tentu saja berdasarkan jawaban lisan responden. Responden yang dapat dijadikan informan yaitu dari pondok pesantren itu sendiri adalah Pimpinan pondok Pesantren Al-Ishlah K.H Abdul Wahid Sahari, M.A, dan kepala Aliyah Al- 11 Rachmat Kriyantoro, Teknis Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2009, h.100 12 Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001, Cet. Ke-5, h. 132