Latar Belakang Terjadinya Ngemblok

Dan dalam hitungan menurut versi Jawa yang termasuk dalam hari dan pasaran  nama hari Neptu nilai yaitu 6 : a. Ahad : 5 b. Senin : 4 c. Selasa: 3 d. Rabu: 7 e. Kamis: 8 f. Jum’at: 6 g. Sabtu : 9 Adapun nama pasaran Neptu nilai yaitu: a. Legi: 5 b. Pahing: 9 c. Pon: 7 d. Wage: 4 e. Kliwon: 8 Karena berdasarkan realita supranatural menyiasati kegagalan manusia dalam usaha perlu diperhatikan  prediksi primbon bagi kalangan masyarakat Jawa termasuk wilayah Desa Tegaldowo memang masih diyakini dan diakui keberadaannya. 4. Resepsi Pernikahan Pernikahan dan tata caranya sesuai dengan peraturan di negara ini  tetapi yang sering terjadi adalah seorang penghulu harus mengikuti permintaan orangtua kedua mempelai. Biasanya yang berkaitan dengan proses akad nikah seperti tempat duduk pengantin dihitung posisinya dan harus berada di dalam atau luar rumah  ada yang tidak boleh melewati pintu depan tapi harus melalui jendela rumah  menyesuaikan jam bertemu antara pihak calon pengantin laki- laki dan calon pengantin perempuan dan masih banyak hal yang kadang di luar akal manusia. 6 Wawancara pribadi dengan Bapak Nyono, Kepala Dusun II Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang  pada tanggal 12 Februari 2015. Semua hal yang berkaitan dengan pernikahan tersebut merupakan bagian dari peran dongke dukun jawa  yang khusus mencari hari baik dan keyakinan itu masih mengakar kuat pada masyarakat Desa Tegaldowo. Hukum adat yang masih berlaku menggunakan dongke dukun jawa pada masyarakat Desa Tegaldowo saat acara pernikahan atau acara apapun  masih diyakini oleh warga sekitar dan masih bertahan 7 . 5. Pertunjukkan Tayub Pertunjukkan tayub merupakan sebuah kebanggaan pada masyarakat desa Tegaldowo . Tayub merupakan bagian dari “Pernikahan ala Tradisi Tegaldowo” dimana seorang mempelai wanita yang telah memperoleh kerbau dari mempelai laki-laki seolah wajib mengadakan pertunjukkan tayub. Daging kerbau biasanya dipotong dan diberikan kepada para tamu undangan agar malam harinya tamu undangan tersebut menghadiri acara tayuban  biasanya malam hari acara tersebut dimulai dan para ledek atau penari siap menghibur tamu undangan. Dan yang terjadi saat acara tayuban mereka tidak segan-segan untuk meminum minuman keras dan saat menari bersama ledek pun tidak malu untuk memegang bagian tubuh sang ledek seperti bagian pinggang mengelulus pipi sang ledek dan lain sebagainya. Biasanya acara tayub ini akan digelar semalam suntuk untuk menghibur masyarakat Desa Tegaldowo  7 Wawancara Pribadi dengan Ibu Suwanti perias pengantin di Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang  pada tanggal 12 Februari 2015. bahkan apabila yang datang pejabat atau petinggi desa mereka terlebih dahulu dipersilahkan menari bersama para ledek. 8

B. Solusi Terhadap Pernikahan Dini dan Janda Muda

Fenomena yang terjadi pada pernikahan dini dan janda muda yang terjadi pada masyarakat Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem hampir telah mengakar kuat dan mereka bahkan lebih memilih untuk menjadi janda . Masyarakat sekitar telah terbiasa untuk melakukan perceraian kemudian menikah lagi. Mereka mengurus perceraian ketika akan kembali menikah . Bahkan jumlah janda lebih banyak ketimbang pernikahan dibawah umur. 9 Masyarakat pegunungan Desa Tegaldowo susah untuk menghadapi sebuah perubahan karena pemikiran mereka pun telah mengakar kuat dan sangat tidak memikirkan masa depan anak mereka. Meskipun sudah ada perubahan tapi „otoritas kekuasaan orang tua’ masih ada unsur magik dan adat istiadat leluhur masih melekat bahkan tingkat pemahaman agama masyarakat Desa Tegaldowo masih rendah. Orang tua mereka menganggap, meskipun ada SMK yang baru saja berdiri 3 tahun yang lalu, pendidikan itu tidak menjanjikan  karena perempuan itu pada akhirnya hanya mengurus suami  anak dan rumah mereka. Adapun upaya yang telah dilakukan oleh pihak Desa atau lembaga di sekitar Kabupaten Rembang yaitu dengan memberikan solusi sebagai berikut: 8 Wawancara Pribadi dengan Bapak Suntono, Kepala Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang  pada tanggal 23 Februari 2015. 9 Wawancara Pribadi dengan Bapak Tormen, Kepala Dusun III Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang, pada tanggal 3 Februari 2015 1. Penambahan unit gedung sekolah menengah atas. Pada tahun 2010 Desa Tegaldowo memiliki bangunan sekolah hanya sampai Sekolah Menengah tingkat Pertama SMPSLTP  beberapa tahun ini sudah berdiri bangunan Sekolah Menengah Atas SMA. Tidak heran apabila banyak anak-anak yang setelah lulus SMP langsung dinikahkan  bahkan apabila anak tersebut belum ada yang melamar ikhtiar orang tua mereka sangat kuat sampai datang ke dukun desa minta untuk dipercepat jodoh bagi anaknya. 10 2. Pemerintah desa telah mengadakan sosialisasi tentang perlindungan anak dan sosialisasi mengenai perkawinan yang ideal. Pemdes bekerjasama dengan Plan Indonesia untuk melakukan sosialisasi dan membuat sebuah acara bagi kalangan orang tua serta anak-anak khususnya pada masyarakat Desa Tegaldowo, memberikan seminar-seminar seputar bahaya seks bebas bagi remaja  kesehatan reproduksi pelatihan keterampilan dan yang terbaru mengadakan seminar pernikahan dini sebagai upaya pencegahan terjadinya pernikahan di bawah umur yang semakin banyak. Namun, tahun 2015 ini merupakan tahun terakhir pihak Plan Indonesia bekerjasama dengan Pemdes  maka sangat dikhawatirkan akan meningkat lagi jumlah perkawinan anak atau perkawinan di bawah umur. 3. Pihak Lurah Petinggi memberikan „ancaman’ dengan memberitahukan ketentuan perundang-undangan dan sering berdiskusi dengan masyarakat 10 Wawancara pribadi dengan Bapak Sukoco, Kepala Urusan Umum Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang, pada tanggal 11 Februari 2015. setempat bahwa perkawinan anak dibawah umur itu tidak baik bagi anak secara fisik maupun mental mereka. 4. Adanya pembangunan pabrik semen yang baru 16 pembangunannya. Pihak Kepala Dusun setempat berharap dengan adanya pembangunan tersebut dapat memberikan harapan bagi remaja di Desa Tegaldowo. Harapan untuk kembali bersekolah setelah lulus SMP nanti  dan saat lulus SMA pun mereka ada harapan untuk bekerja. Maka nantinya sang anak akan berusaha keras menolak lamaran  karena mereka masih mempunyai harapan untuk merasakan duduk dibangku SMA dan bekerja lebih dari sekedar menikah karena paksaan orang tua mereka. Namun pembangunan pabrik semen sempat terhenti karena masyarakat setempat ada yang tidak menyetujui adanya pembangunan tersebut  mereka mengungkapkan bahwa tidak mau merusak lingkungan pegunungan di Desa Tegaldowo. 11 5. Pada tahun 2015 ini baru saja Pemerintah Kabupaten Rembang bekerjasama dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI mengadakan seminar yang dihadiri oleh Kepala KUA Kantor Urusan Agama dari wilayah kota Rembang  dan juga dihadiri oleh perwakilan Kepala Desa agar tidak lagi 11 Wawancara pribadi dengan Bapak Nyono, Kepala Dusun Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang  tanggal 3 Februari 2015. memberikan kemudahan untuk melakukan praktek nikah di bawah umur atau menikahkan anak yang belum cukup umurnya. 12

C. Persepsi Masyarakat Tentang Tradisi Ngemblok dan Janda Muda

Sebelum jenjang perkawinan biasanya orang tua pria mendatangi keluarga pihak wanita untuk menyatakan keinginannya mempersunting anak gadisnya dengan tidak mengikutsertakan anak gadisnya karena biasanya gadis tersebut masih duduk di bangku SD ataupun SLTP dan juga tidak langsung menjawab maksud si pria tersebut. Setelah kurang lebih sebulan, datanglah rombongan pihak wanita ke keluarga pria dengan membawa aneka makanan khas desa sebagai jawaban. Inilah yang dimaksud dengan Ngemblok. Dan apabila sudah terjadi Ngemblok maka pihak wanita juga memberikan sebuah kerbau kepada pihak pria  dan mengadakan acara Tayub yang merupakan bagian dari tradisi Ngemblok. Adapun persepsi mereka mengenai tradisi Ngemblok yang menikahkan anaknya di bawah umur antara lain: 1. Takut disebut „Perawan Kasep’ Sebagian orang tua di Desa Tegaldowo tak berpikir panjang dalam menerima pinangan laki-laki  dan keluarga yang tidak mampu secara ekonomi cenderung menerima begitu saja saat datang pinangan tanpa mempertimbangkan masa depan  ketidaksiapan mental anak gadisnya dan kriteria yang cocok untuk anak gadisnya. Persepsi masyarakat disana akan 12 Wawancara pribadi dengan Bapak Abdul Ghoni, Kepala KUA Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang  pada tanggal 23 Februari 2015.