Rukun dan Syarat TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERNIKAHAN DINI

4 Dalamhal kedua orang tua telah meninggal dunia atau dalam keadaan tidak mampu untuk menyatakan kehendaknya maka izin diperoleh dari wali, yaitu orang yang mempunyai hubungan darah dalam garis keturunan lurus ke atas selama mereka masih hidup dan dalam keadaan dapat menyatakan kehendaknya. 5 Dalam hal ada perbedaan pendapat antara orang-orang yang disebut dalalm ayat 2, 3 dan 4 pasal ini atau salah seorang atau lebih di antara mereka tidak menyatakan pendapatnya, maka pengadilan dalam daerah hukum tempat tinggal orang yang akan melangsungkan perkawinan atas permintaan orang tersebut, dapat memberikan izin setelah lebih dahulu mendengar orang-orang tersebut dalam ayat 2, 3 dan 4 pasal ini. 6 Ketentuan tersebut ayat 1 sampai dengan ayat 5 pasal ini berlaku sepanjang hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu dari yang bersangkutan tidak menentukan lain. Kemudian dalam Pasal 17 ayat 1 disebutkan: perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 Sembilan belas tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 enam belas tahun.

D. Pernikahan Dini

1. Pengertian Pernikahan Dini Pernikahan Dini adalah perkawinan yang dilangsungkan oleh salah satu calon mempelai atau keduanya yang belum memenuhi syarat umur yang ditentukan dalam Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Pasal 7 ayat 1: “Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 sembilanbelas tahun dan pihak wanita sudah mencapai 16 enam belas tahun.” 17 Ma s’um Djauhari menegaskan bahwa apabila seseorang hendak menikah seyogyanya mengetahui empat hal: 18 a. Pernikahan sangat perlu dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. b. Pernikahan harus memperhitungkan waktu yang sangat tepat sesuai dengan umur seseorang. c. Kita harus mengetahui prosedur dan tata cara melangsungkan pernikahan. d. Kita tahu siapa yang akan menjadi calon pasangan kita. Dengan berpatokan pada empat hal tersebut barulah seseorang dibolehkan melangsungkan pernikahan. Disamping hal tersebut juga ada yang belum dipersiapkan usianya yang sudah mencukupi atau belum. Adapun penyimpangan dari batas minimal umur perkawinan ini harus mendapat dispensasi pengadilan terlebih dahulu  setelah itu baru perkawinan dapat dilaksanakan. Pelanggaran terhadap ketentuan yang telah ditetapkan itu dapat dikenakan sanksi dengan peraturan yang berlaku. Agar hal ini dapat terlaksana  maka kematangan calon mempelai sangat diharapkan kematangan 17 Himpunan Peraturan Perundang - Undangan Tentang Perkawinan, Bandung: Fokusmedia,2005, h.4. 18 Asmawi Nikah Dalam Perbincangan dan Perbedaan Jakarta: Anggota IKAPI 2006 h. 87. dimaksud di sini adalah kematangan umur perkawinan  kematangan dalam berpikir dan bertindak sehingga tujuan perkawinan sebagaimana tersebut di atas dapat terlaksana dengan baik. 19 2. Sebab Terjadinya Adapun yang menjadi sebab terjadinya pernikahan dini yang sering dijumpai kalangan masyarakat  antara lain : a. Masalah Ekonomi Perkawinan usia muda kerap terjadi karena keadaan keluarga yang hidup digaris kemiskinan . b. Pendidikan Rendahnya tingkat pendidikan maupun pengetahuan orang tua  anak dan masyarakat  mereka cenderung menikahkan anaknya pada usia muda. c. Faktor Orang Tua Orang tua khawatir terkena aib karena anak perempuannya berpacaran dengan laki-laki yang sangat dekat sehingga orang tua menyegerakan anaknya untuk menikah. 20 d. Faktor Adat dan Budaya Faktor budaya yang dimaksud adalah kebiasaan beberapa masyarakat sekitar yang cenderung ingin cepat-cepat menikahkan anaknya. 19 Abdul Manan Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia Jakarta: Kencana Prenada Media Group  2006 h. 11. 20 Soekanto Pendidikan Dalam Rumah Tangga Jakarta: PT Niaga Pres 1992h. 65. 3. Pandangan Islam Hukum melakukan pernikahan dini menurut mayoritas besar ulama fiqh ,sebagai Ijma’ konsensus ulama fiqh, mengesahkan perkawinan di bawah umur. Menurut mereka masalah perkawinan seperti kriteria baligh dan berakal merupakan persyaratan bagi keabsahannya. Adapun menurut pendapat para ahli dalam menentukan kedewasaan seseorang bisa dengan melihat beberapa aspek, yaitu: 21 a. Menentukan kedewasaan anak-anak dengan tanda-tanda ialah datangnya masa haid  kerasnya suara tumbuhnya bulu ketiakatau tumbuhnya bulu kasar di sekitar kemaluan. b. Menentukan kedewasaan dengan umur terdapat berbagai pendapat antara lain: 1. Ulama Syafi’iyah dan Hanabilah menentukan bahwa masa dewasa itu di mulai dari 15 tahun. Walaupun mereka dapat menerima kedewasaan dengan tanda-tanda  tetapi karena tanda-tanda itu datangnya tidak sama untuk semua orang  maka kedewasaan ditentukan oleh umur. 2. Abu Hanifah berpendapat bahwa kedewasaan itu datangnya mulai usia 19 tahun bagi laki-laki dan 17 tahun bagi wanita. Sedangkan Imam Malik telah menetapkan 18 tahun  baik laki-laki maupun perempuan. 21 Huzaimah T. Yanggo dan Anshari Problematika Hukum Islam Kontemporer  Jakarta:Pustaka Firdaus  2009h. 83-84.