Persepsi Masyarakat Tentang Tradisi Ngemblok dan Janda Muda
Tabel 1.9 No Tahun
Usia Nikah 19
tahun Usia Nikah 19-
25 tahun Usia Nikah
26-30 tahun Usia 31
tahun ke atas Jumlah
1 2012
36 19
8 5
68 2
2013 31
18 4
14 67
3 2014
23 42
5 12
85 Sumber: Simkah Gunem Sistem Informasi Nikah Kecamatan Gunem.
Tabel diatas merupakan jumlah peristiwa nikah yang terjadi di Desa Tegaldowo
namun bapak Fathurrohman selaku Penghulu Kecamatan Gunem menyatakan bahwa terkadang masih ada yang melakukan nikah dibawah
tangan. Bahkan Ibu Suwanti selaku perias pengantin menyatakan bahwa terkadang beliau merias pengantin yang masih seumur jagung
dengan kata lain yang masih belum cukup umur. Terkadang pernikahannya pun hanya
diselenggerakan oleh pihak keluarga besar calon pengantin laki-laki dan calon pengantin perempuan
dengan melihat realita yang terjadi maka masih ada korelasi antara pernikahan dini dengan nikah sirri.
2. Lebih Baik Menjadi Janda Muda Perceraian yang terjadi pada Masyarakat Desa Tegaldowo bukanlah hal
yang ditabukan. Para orang tua mereka lebih memilih anak-anak mereka menjadi janda muda
Permasalahan yang terjadi pada masyarakat pegunungan Desa Tegaldowo mereka tidak berani menolak lamaran sang pria karena
realita yang terjadi apabila menolak lamaran sang pria
keluarga sang pria akan sakit hati karena lamarannya ditolak dan akan datang ke dukun. Dalam
17
Materi diakses pada tanggal 20 Februari 2015 dari simkah.bimasislam.com
istilah mereka “apabila lamaran ditolak
maka dukun bertindak”. Mereka datang ke dukun agar wanita yang dilamarnya meninggal. Oleh karena itu,
masyarakat Desa Tegaldowo apabila menerima lamaran dan anak gadisnya masih belum cukup umur akan diterima
meskipun pernikahan mereka hanya sehari atau satu minggu.
18
Makna perceraian bagi masyarakat desa Tegaldowo adalah perceraian tak terlalu menjadi aib daripada perawan yang tak laku
para orang tua mereka akan lebih senang bila anaknya laku walaupun kemudian bercerai. Kalau
terpaksa tidak ada kecocokan dalam berumah tangga terpaksa bercerai jalani
saja daripada menjadi perawan yang tidak laku. Ada juga yang hanya memikirkan Mblok-mblokan saja
kalau Mblok-mblokan pemberian sedikit maka terpaksa bercerai.
Adapun peristiwa janda muda setiap tahunnya yang terjadi karena faktor perceraian adalah sebagai berikut
19
: Tabel 2.0
No Tahun
Usia 20
tahun Usia 21-25
tahun Usia 26-
30 tahun 31 tahun
ke atas Jumlah
1 2012
14 12
8 6
40 2
2013 17
5 6
14 42
3 2014
19 9
15 8
51 Sumber: Simkah Gunem Sistem Informasi Nikah KUA Kecamatan Gunem.
18
Dalam perbincangan ,ternyata Putri Siswi Kelas 3 SMP telah melakukan Ngemblok karena keinginan orang tuanya dan setelah lulus SMP nanti akan melangsungkan pernikahan.
19
Materi diakses pada tanggal 20 Februari 2015 dari Simkah.bimasislam.com
Tabel diatas menurut pak Fathurrohman, selaku penghulu KUA Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang, angka tersebut belum pasti yang
janda mudanya sudah mendaftarkan perceraian mereka ke Pengadilan Agama Rembang
karena fakta lapangan yang terjadi mereka akan mengurus perceraian mereka apabila sudah melakukan lamaran lagi atau sudah
ngemblok.
20
Ditemukan pula di beberapa daerah Desa Tegaldowo di mana anak gadis yang masih berusia 18 tahun sudah menjanda dua kali
mereka merupakan korban atas perilaku orang tuanya yang masih menganut tradisi turun-temurun
mereka yaitu tradisi Ngemblok. Padahal pada usia mereka yang tergolong masih muda mereka masih bisa mengejar masa depan
tetapi kenyataannya pada usia mereka yang tergolong masih mudah sudah menjanda bahkan lebih
dari sekali. 3. Persepsi mereka mengenai “Anak Gadis Sekolah Mau Jadi Apa?”
Masyarakat Desa Tegaldowo menganggap anak gadisnya nanti bekerja hanya di belakang; bergelut dengan dapur
sumur dan kasur. Mereka tidak mau mengeluarkan biaya pendidikan untuk anaknya bersekolah ke jenjang
yang lebih tinggi
karena mereka para orang tua kurang kesadaran untuk
20
Wawancara pribadi dengan Bapak Fathurrohman selaku Penghulu KUA Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang
pada tanggal 23 Februari 2015.
memberikan pendidikan yang lebih tinggi bagi anaknya dan akan menjadi sebuah kebanggaan apabila jodoh mereka cepat datang.
21
Berikut ini adalah grafik psikologis perilaku remaja.
22
Tabel 2.1 Tradisi Pernikahan Dini adalah rujukan dari para nenek moyang mereka.
No Pilihan Jawaban
Skor
1 Sangat Setuju
32 orang 2
Setuju 13
3 Ragu
2 orang 4
Tidak Setuju 5 orang
5 Sangat Tidak Setuju
0 orang Total
52 orang
Dilihat dari tabel diatas persepsi responden yang sangat setuju mengenai
pernikahan dini yang menyebutkan bahwa hal itu merupakan rujukan nenek
21
Wawancara dengan Swis Lidya pelaku Pernikahan Dini di Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang
Pada tanggal 3 Februari 2015.
22
Sri Lestari, “Psikologi Keluarga”, Jakarta: Rajawali Press, 1971, h.43.
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
Bermain Berbagi
Cerita Olahraga
Belajar Jalan-jalan
Hiburan Beribadah
Lain-lain
Aktivitas Bersama Teman Sebaya
0,43 0,43
1,92 4,90
10,23 15,99
21,11 44,99
moyang mereka adalah 32 orang responden terdiri dari kelas VII dan X. Karena
di pedesaan menjadi hal yang lumrah dilakukan kesederhanaan kehidupan di
pedesaan pola pikir masyarakatnya masih sederhana. Bahkan salah satu responden telah menerima lamaran ngemblok atas
permintaan orang tua mereka, padahal responden tersebut masih berusia 15 tahun dan masa depan mereka masih panjang malah masih banyak yang harus
dilakukan. Bahwasanya mereka hanya takut menerima cacian dari tetangganya apabila menolak lamaran sang pria, ada pula yang mengatakan bahwa ia takut
persepsi mereka yang akan selamanya menjanda apabila menolak lamaran dan adapula yang datang ke dongke dukun jawa apabila lamaran mereka ditolak.
Mereka tidak memikirkan bahwa sebenarnya perkawinan dan tujuannya sangat erat hubungannya dengan agama
maka pendidikan agama dalam keluarga merupakan condition sine quo non untuk membentuk keluarga bahagia. sebab
sesungguhnya agama membuat hidup dan kehidupan manusia menjadi lebih
bermakna.
23