3. Uji methyl red MR
Media MRVP Broth di atas diinkubasi kembali selama 48 jam pada suhu 35
o
C. Selanjutnya ditambahkan 5 tetes indikator methyl red pada setiap MRVP Broth. Reaksi positif jika terbentuk warna merah dan negatif jika terbentuk warna
kuning. 4.
Uji sitrat C Sebanyak satu ose dari PCA miring digoreskan ke permukaan simmon citrate
agar, kemudian diinkubasi selama 96 jam pada suhu 35
o
C. Reaksi positif jika terjadi pertumbuhan dan media berubah menjadi warna biru, reaksi negatif jika
tidak ada pertumbuhan dan media tetap hijau. 5.
Produksi gas dari laktosa Sebanyak satu ose dari PCA miring diinokulasikan ke dalam LTB, dan
diinkubasikan selama 48 jam pada suhu 35
o
C. Reaksi positif jika menghasilkan gas pada tabung durham. Interpetasi hasil pengujian E. coli disajikan pada Tabel
2. Tabel 2 Interpetasi hasil pengujian bakteri E. coli SNI 01-2332.1-2006
Kriteia Biotipe 1
Biotipe 2 Gas pada tabung LTB
Indol MR
VP Citrate
Uji morfologi +
+ +
- -
Gram negatif, bentuk batang pendek berspora
+ -
+ -
- Gram negatif, bentuk batang
pendek tidak berspora
3.5 Penentuan Aktivitas Air a
w
Sampel sebanyak 2-5 gram ditumbuk sampai halus, dimasukkan ke dalam plastik kemudian dimasukkan ke dalam a
w
meter untuk pengukuran nilai a
w
. Sebelum dilakukan pengukuran a
w
meter distandarisasi dengan NaCl, MgNO
3 2
dan BaCl
2
masing-masing selama 30 menit, kemudian dilakukan pengukuran a
w
masing-masing sampel selama 15 menit.
3.6 Analisis Data
Data dianalisis menggunakan analisis statistik menggunakan rancangan acak lengkap. Data disajikan dalam bentuk histogram, tabel atau gambar kemudian
diiterpretasikan.
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Keadaan Umum Industri Ikan Asap Selais
Industri rumah tangga ikan asap selais O. hypophthalmus terletak di Daerah Teluk Petai, Kampar, Riau. Industri ini terletak di pinggiran sungai Kampar.
Industri rumah tangga ini sudah dijalankan semenjak tahun 1975 sampai dengan sekarang. Ikan asap yang dihasilkan dibuat secara tradisional dengan pengasapan
panas. Ikan hasil tangkapan dibersihkan, digarami atau tidak digarami dan diletakkan
diatas media kawat yang telah disediakan. Ikan kemudian dipanaskan dengan asap panas yang berasal dari kayu pohon rambutan atau pohon karet yang sudah tua.
Pengasapan yang dilakukan berlangsung lebih kurang selama 6 jam. Ikan hasil tangkapan yang diperoleh langsung diolah menjadi ikan asap,
namun apabila ikan hasil tangkapan terlalu banyak akan disimpan terlebih dahulu. Ikan asap yang dihasilkan akan dikumpulkan oleh pemilik industri dan dijual pada
hari pasar, biasanya hari kamis dan hari minggu. Ikan dalam jumlah besar langsung diambil oleh pengumpul dan disebarkan ke pasar tradisional di daerah
sekitar.
4.2 Kondisi Pengolahan Ikan Asap Selais O. hypophthalmus di Wilayah
Teluk Petai, Kampar, Riau
Karakteristik pengolahan ikan selais asap di wilayah Teluk Petai diketahui setelah dilakukan wawancara dan pengisian kuisioner. Kuisioner merupakan
sekumpulan pertanyaan yang dirancang untuk mendapatkan data yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Kriteria kuesioner yang baik yaitu mudah
dimengerti oleh responden, mudah diproses oleh peneliti, dan mudah ditanyakan oleh petugas pengumpul data data collector Anonim 2008 dalam Santoso
2010. Pengisian kuisioner dilakukan dengan melakukan wawancara langsung kepada pemilik unit industry. Hasil wawancara dan pengisian kuesioner disajikan
pada Tabel 3.
Tabel 3 Hasil wawancara dan pengisian kuesioner Karakteristik dan kondisi
usaha Pengolah A
B C
I. Karakteristik responden
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Pendidikan terakhir
d. Pengalaman usaha
e. Jumlah keluarga
70 tahun Laki-laki
Sekolah SD 30 tahun
4 orang 52 tahun
Perempuan SMP
15 tahun 6 orang
54 tahun Laki-laki
SD 15 tahun
5 orang
II. Karakteristik usaha
f. Jenis usaha
g. Bahan baku yang
digunakan h.
Bahan baku i.
Hasil produksi j.
Jumlah tenaga kerja k.
Tingkat pendidikan tenaga kerja
l. Pemasaran produk
Pengolahan ikan asap
Ikan
selais, lele dumbo
2-3 kghari 1-2 kghari
2 orang Tidak
tamat SD
Pasar lokal Pengolahan
ikan asap Ikan selais
2-3 kghari 1-2 kghari
2 orang SD
Pasar lokal Pengolahan
ikan asap Ikan
selais, lele dumbo
2-3 kghari 1-2 kghari
2 orang SMP
Pasar lokal
A, B dan C unit produksi ikan asap
Karakteristik pengolahan dan kondisi usaha berdasarkan pada Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa pada umumnya pemilik dan tenaga kerja berpendidikan
SD sampai SMP, namun pengalaman usaha yang dimiliki rata-rata di atas 10 tahun. Pengalaman berusaha yang cukup lama ini sangat mendukung kelancaran
usaha pengolahan ikan asap. Kebutuhan bahan baku pada pengolahan ikan asap ini yaitu sebesar
2-3 kghari, sedangkan kapasitas produksi yang dihasilkan yaitu sebesar 1-2 kghari. Produksi ikan asap ini tergantung pada hasil tangkapan sendiri
ataupun hasil tangkapan nelayan di sekitar tempat tinggal. Pemasaran ikan asap hasil olahan baru mencapai pasar lokal, umumnya dijual pada saat hari pasar atau
dibeli langsung oleh para pengumpul ke tempat produksi.
4.3 Fasilitas Pengolahan Ikan Asap di Wilayah Teluk Petai