Produksi Padi yang Hilang

64 keuntungan yang ditanggung oleh petani sebagai dampak adanya konversi lahan. Selisih penerimaan petani yang hilang dihitung pada bagian penerimaan yang hilang.

6.2.2. Produksi Padi yang Hilang

Padi merupakan bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa komoditas ini mampu mempengaruhi politik maupun ekonomi bangsa Indonesia. Pengalihfungsian lahan pertanian menjadi bentuk lainnya merupakan salah satu masalah yang dihadapi dalam sektor pertanian pada saat sekarang ini. Konversi lahan pertanian akan menyebabkan hilangnya kesempatan lahan pertanian tersebut untuk memproduksi pangan sebagai komodits utama yang dihasilkan dari lahan pertanian sawah. Setelah lahan pertanian dikonversi hampir tidak mungkin lahan tersebut dapat kembali lagi menjadi lahan pertanian. Perumahan Pakuan Regency yang dibangun dengan mengkonversi lahan pertanian seluas 35 ha telah menghilangkan kesempatan memproduksi pangan dari lahan pertanian yang terkonversi dan lahan pertanian yang aliran air irigasinya terganggu. Hilangnya produksi padi dari lahan yang terkonversi dan lahan pertanian yang terganggu aliran air irigasinya pada penelitian yang telah dilaksanakan dihitung dengan menggunakan estimasi dari jumlah produksi padi pada lahan pertanian yang masih berada di sekitar perumahan Pakuan Regency. Perhitungan ini menggunakan asumsi bahwa tingkat kesuburan lahan dan usahatani pada lahan yang menjadi perumahan Pakuan Regency dan lahan yang terganggu aliran air irigasinya sama dengan tingkat kesuburan lahan dan usahatani pada lahan pertanian di sekitar kawasan perumahan tersebut. Asumsi tingkat 65 kesuburan antara lahan yang dikonversi dan lahan pertanian di sekitar kawasan perumahan Pakuan Regency dijelaskan melalui tingkat produktifitas lahan. Produktifitas lahan merupakan perbandingan antara jumlah produksi padi kg yang mampu dihasilkan dalam setahun dibandingkan dengan luasan lahan yang digunakan untuk memproduksi padi tersebut m 2 . Nilai produktifitas lahan pertanian yang berada di sekitar kawasan perumahan Pakuan Regency diperoleh dengan menghitung produktifitas rata-rata dari seluruh responden petani. Produktifitas rata-rata responden diperoleh dari penjumlahan nilai produktifitas responden dibandingkan dengan jumlah responden. Hasil perhitungan produktifitas lahan kg per m 2 per tahun dari lahan pertanian di sekitar perumahan Pakuan Regency diperoleh rata-rata produktifitas lahan sebesar 1,12 kg per m 2 per tahun. Nilai ini menunjukkan bahwa dengan luasan lahan sebesar 100 m 2 akan dihasilkan padi sebanyak 112 kg dalam setahun. Oleh karena itu, pembangunan perumahan Pakuan Regency yang telah mengkonversi lahan seluas 35 ha telah menghilangkan kesempatan menghasilkan padi sebesar 392 ton Gabah Kering Giling GKG dalam satu tahun. Lahan pertanian yang terganggu aliran air irigasi dan berubah menjadi lahan perkebunan seluas 2 ha. Produksi padi yang hilang dari lahan pertanian yang terganggu aliran air irigasinya sebesar 22,4 ton GKG luas lahan yang berubah fungsi dikalikan dengan produktifitas lahan. Sehingga, hilangnya produksi padi sebagai implikasi dari pembangunan perumahan Pakuan Regency merupakan penjumlahan dari produksi padi yang hilang dari lahan yang terkonversi 392 ton dan produksi padi dari lahan yang terganggu aliran air irigasinya 22,4 ton yaitu sebesar 414,4 ton GKG. 66 Pengolahan padi menjadi beras dilakukan dengan digiling di penggilingan padi. Pengolahan padi menjadi beras berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik penggilingan padi rata-rata dari 100 kg padi yang digiling akan menghasilkan sekitar 65 kg beras. Nilai ini mengindikasikan bahwa nilai rendemen dari padi yang dihasilkan dari lahan pertanian di kawasan perumahan Pakuan Regency adalah 65 . Berdasarkan nilai rendemen tersebut maka beras yang hilang sebagai implikasi dari pembangunan perumahan Pakuan Regency adalah sebanyak 269,36 ton. Konsumsi beras per kapita masyarakat Indonesia berdasarkan asumsi yang digunakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan pada tahun 2008 adalah sebesar 137 kg per kapita. Produksi beras yang hilang sebagai dampak dari adanya konversi lahan akan mampu mencukupi kebutuhan sekitar 1.966 orang dalam waktu satu tahun. Implikasi lain dari hilangnya produksi beras yang mampu dihasilkan adalah Pemerintah Kota Bogor harus menambah jumlah permintaan berasnya kepada daerah penghasil beras seperti Karawang dan Cianjur.

6.2.3. Penerimaan Usahatani Padi yang Hilang

Dokumen yang terkait

Pengaruh Konversi Lahan Pertanian Terhadap Produksi Padi Di Kabupaten Asahan (Studi Kasus : Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara)

1 55 58

Perencanaan Pengembangan Pertanian Berdasarkan Kelas Kemampuan lahan dan Analisis Sewa Ekonomi Lahan (Land Rent) (Studi Kasus di Desa Tapos Kecamatan Parungpanjang Kabupaten Bogor)

0 8 175

Konversi Lahan Pertanian dan Perubahan Struktur Agraria: Kasus di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat

0 24 181

Konversi hutan rakyat di das ciliwung hulu, kabupaten bogor: analisis land rent dan jasa lingkungan

0 15 243

Konversi Lahan Pertanian dan Perubahan Taraf Hidup Rumahtangga Petani: Kasus Pembangunan Perumahan X di Kampung Cibeureum Sunting dan Kampung Pabuaran, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat

1 6 177

Dampak sosio-ekonomis dan sosio-ekologis konversi lahan pertanian: studi kasus Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor

0 12 136

Analisis Dampak Konversi Lahan Pertanian ke Non-Pertanian terhadap Pendapatan Petani di Kelurahan Mulyaharja, Kota Bogor.

5 40 91

Dampak Konversi Lahan Sawah Terhadap Pendapatan Usahatani Padi yang Hilang dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Studi Kasus: Kecamatan Bogor Selatan)

0 4 104

Konversi hutan rakyat di das ciliwung hulu, kabupaten bogor analisis land rent dan jasa lingkungan

0 12 128

DAMPAK KONVERSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP PRODUKSI PADI DI KABUPATEN MAGELANG (Studi Kasus di Kecamatan Mertoyudan)

1 8 83