Land Rent Pertanian Land Rent Pemukiman

70 Regency dibangun dalam satuan waktu yang sama. Perhitungan nilai land rent pertanian dan pemukiman menggunakan nilai rata-rata dari surplus atau defisit per m 2 per tahun atas usaha dalam analisis finansial masing-masing responden selama kurun waktu satu tahun.

a. Land Rent Pertanian

Perhitungan nilai land rent pertanian yang terkonversi diestimasi dari nilai land rent pertanian di sekitar perumahan Pakuan Regency. Nilai land rent diperoleh dari rata-rata surplus atau defisit per m 2 per tahun yang diperoleh dari usahatani. Keuntungan yang diperoleh oleh petani merupakan total pendapatan yang diterima setelah dikurangi dengan total pengeluaran yang dikeluarkan. Pendapatan yang diterima oleh petani dari usahatani dalam penelitian ini adalah pendapatan berupa hasil panen atau padi yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan adalah seluruh biaya yang digunakan untuk menjalankan usahatani tersebut termasuk biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja dalam dan luar keluarga. Tenaga kerja dalam keluarga dihitung dengan pengeluaran yang biasanya petani keluarkan apabila pekerjaan tersebut dikerjakan oleh orang lain. Nilai land rent yang diterima oleh petani rata-rata sebesar Rp. 733,43 per m 2 per tahun. Nilai ini menunjukkan bahwa surplus ekonomi atau keuntungan yang diperoleh oleh petani atas usahatani yang dilakukan pada lahan pertanian yang dikonversi menjadi perumahan Pakuan Regency adalah sebesar Rp.733,43 per m 2 per tahun. 71

b. Land Rent Pemukiman

Nilai land rent pemukiman dihitung berdasarkan pada nilai sewa pendapatan yang diterima oleh pemilik rumah yang dibangun pada lahan tersebut. Nilai sewa yang diperoleh merupakan perkiraan atas harga sewa rumah yang ditempati oleh pemilik rumah apabila rumah tersebut akan disewakan. Nilai land rent pemukiman diperoleh dengan menghitung keuntungan rata-rata dari seluruh responden. Penerimaan yang diterima oleh para pemilik rumah adalah berupa penyewaan atas rumah yang mereka miliki. Nilai land rent pemukiman dalam setahun rata-rata sebesar Rp. 51.852,01 per m 2 per tahun. Nilai ini menunjukkan bahwa surplus ekonomi atas lahan yang digunakan menjadi perumahan adalah sebesar Rp. 51.852,01 per m 2 per tahun.

c. Perbandingan Nilai

Dokumen yang terkait

Pengaruh Konversi Lahan Pertanian Terhadap Produksi Padi Di Kabupaten Asahan (Studi Kasus : Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara)

1 55 58

Perencanaan Pengembangan Pertanian Berdasarkan Kelas Kemampuan lahan dan Analisis Sewa Ekonomi Lahan (Land Rent) (Studi Kasus di Desa Tapos Kecamatan Parungpanjang Kabupaten Bogor)

0 8 175

Konversi Lahan Pertanian dan Perubahan Struktur Agraria: Kasus di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat

0 24 181

Konversi hutan rakyat di das ciliwung hulu, kabupaten bogor: analisis land rent dan jasa lingkungan

0 15 243

Konversi Lahan Pertanian dan Perubahan Taraf Hidup Rumahtangga Petani: Kasus Pembangunan Perumahan X di Kampung Cibeureum Sunting dan Kampung Pabuaran, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat

1 6 177

Dampak sosio-ekonomis dan sosio-ekologis konversi lahan pertanian: studi kasus Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor

0 12 136

Analisis Dampak Konversi Lahan Pertanian ke Non-Pertanian terhadap Pendapatan Petani di Kelurahan Mulyaharja, Kota Bogor.

5 40 91

Dampak Konversi Lahan Sawah Terhadap Pendapatan Usahatani Padi yang Hilang dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Studi Kasus: Kecamatan Bogor Selatan)

0 4 104

Konversi hutan rakyat di das ciliwung hulu, kabupaten bogor analisis land rent dan jasa lingkungan

0 12 128

DAMPAK KONVERSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP PRODUKSI PADI DI KABUPATEN MAGELANG (Studi Kasus di Kecamatan Mertoyudan)

1 8 83