akan mengurangi suhu atmosfer pada wilayah yang panas tersebut Forest Service Publications dalam Riswandi, 2006.
g. Habitat satwa
RTH bisa berfungsi sebagai habitat berbagai jenis hidupan liar dengan keanekaragaman hayati yang cukup tinggi. Hutan kota dapat menciptakan
lingkungan alami dan keanekaragaman tumbuhan dapat menciptakan ekosistem lokal yang akan menyediakan tempat dan makanan untuk burung dan binatang
lainnya Forest Service Publications dalam Riswandi, 2006. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 tahun 2007 manfaat
RTH yaitu: 1 sebagai sarana untuk mencerminkan identitas daerah, 2 sebagai sarana pendidikan, penelitian, dan penyuluhan, 3 sebagai sarana rekreasi aktif
dan pasif serta interaksi sosial, 4 meningkatkan nilai ekonomi lahan perkotaan, 5 menumbuhkan rasa kebanggan dan meningkatkan prestise daerah, 6 sarana
aktivitas sosial bagi anak-anak, remaja, dewasa dan manula, 7 sarana ruang evakuasi untuk keadaan darurat, 8 memperbaiki iklim mikro, dan 9
meningkatkan cadangan oksigen Ruang terbuka hijau dalam suatu wilayah harus memiliki keterkaitan
antara bentang alam dengan jenis pemanfaatan ruang serta vegetasi pengisinya. Menurut Supriyatno dalam Nugroho 2009 , kriteria pengalokasian RTH antara
lain: 1 perencanaan RTH dikembangkan sesuai dengan jenis pemanfaatan ruang kotanya, 2 rencana RTH dilakukan pada lahan yang bentang alamnya bervariasi
menurut keadaan lereng dan berada di atas permukaan laut serta memperhatikan kedudukannya terhadap jalur sungai, jalur jalan, dan jalur pengaman utilitas, dan
3 pada lahan perkotaan RTH dikuasai oleh badan hukum atau perorangan yang tidak memanfaatkan atau ditelantarkan.
2.7 Ruang Terbuka Hijau Kawasan Industri
Pada umumnya kegiatan manusia sering menimbulkan permasalahan terutama terhadap kondisi lingkungan sekitar. Kegiatan industri adalah salah satu
kegiatan manusia yang cukup banyak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Menurut Tandy 1975, karakteristik kawasan industri yaitu adanya
dominasi bangunan, pabrik, gudang dan perkerasan, pemandangan gersang, serta terbatasnya keberadaan ruang terbuka hijau. Menurut Dirdjojuwono 2004, RTH
memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai penangkap polusi serta sebagai daya tarik suatu wilayah sehingga pengadaan RTH merupakan prasyarat yang
harus dipenuhi oleh pengembang. Suatu kawasan industri seharusnya memiliki area yang disediakan khusus
untuk penempatan RTH karena fungsinya yang sangat penting terutama bagi lingkungan sekitar kawasan industri. Secara umum RTH memiliki fungsi sebagai
berikut: 1 Memperindah penampilan lahan kawasan serta menyediakan lingkungan yang menarik bagi pembeli atau penyewa prospektif, 2
menghijaukan lahan sehingga mampu menyediakan udara yang sejuk dan segar, 3 sebagai penaung untuk memberi kesejukan dan penutup tanah yang baik
terutama untuk area yang tidak dibangun, 4 sebagai pembatas area yang berbeda fungsi atau dua jalur jalan yang berbeda, dan 5 sebagai daerah resapan air untuk
mencegah bencana banjir Dirdjojuwono, 2004.
2.8 Evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan menilai, menaksir, dan mengkaji. Evaluasi bertujuan untuk penyeleksian dan menampilkan informasi yang diperlukan untuk
mendukung pengambilan kesimpulan dan keputusan tentang suatu program serta nilainya Echols dan Shadily dalam Rizka, 2009. Menurut Napisah 2009,
evaluasi merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk menelaah atau menduga hal-hal yang sudah diputuskan sehingga diketahui kelemahan dan kelebihan
keputusan tersebut. Selanjutnya ditentukan langkah-langkah alternatif perbaikan bagi kelemahan tersebut. Napisah juga menambahkan bahwa kegiatan evaluasi
dilakukan berdasarkan suatu standar dengan diikuti dengan pemberian saran untuk perbaikan dalam kegiatan selanjutnya.
Evaluasi bertujuan untuk melihat apakah sesuatu yang telah dilakukan dapat dilanjutkan memberikan hal positif dan cara
pengembangannya. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan pembanding yaitu perbandingan hasil perencanaan dengan tujuan yang ditetapkan oleh desainer
Anonim, 2005.
BAB III METODOLOGI